Under the moonlight

3K 169 14
                                    

Malam hari ini terlihat sangat tenang dan cerah. Tak lupa di temani dengan sinar bulan purnama yang lembut, membuat malam ini semakin perfect. Sangat bertolak belakang dengan pikiran Sawako yang campur aduk.

"Uwaah! Apa yang harus kulakukan?!" Sawako mengacak-acak surai ungunya "apa aku harus kabur?" Sawako segera menepis pikiran itu "kabur kemana, lagi? Aku kan tidak punya rumah" gumamnya "hmm...ibu...ayah...nenek...aku merindukan kalian..." Sawako memandangi bulan lewat jendela.

"Haah...Yui dan yang lainnya sedang sekolah. Pasti menyenangkan. Huum...apa yang sebaiknya aku lakukan ya...?" dari tadi Sawako terus melakukan monolog. Pandangan Sawako tertuju pada taman mawar yang ada di halaman mansion. Tanpa pikir panjang, Sawako langsung berlari kecil menuju taman.

Senyuman Sawako merekah saat tanaman mawar yang disusun rapi ada dihadapannya. "Kurasa, berjalan-jalan di taman cocok untuk meringankan semua beban pikiranku"

-Sawako pov-

Mengelilingi taman mawar pada saat bulan purnama memang mengasyikan!

Aku jadi ingat waktu aku dan orang tuaku berjalan-jalan ditaman seperti ini.

Langit biru yang dihiasi dengan gumpalan awan yang terlihat seperti permen kapas. Angin bertiup dengan kencang sampai menerbangkan topi yang kupakai.

"ahh, topiku...padahal aku baru memakainya..."

"tak apa, Sawako! Ayah akan membelikanmu yang lebih bagus dari topimu itu!"

"Benarkah? Arigatou, otou-san!"

Menyenangkan sekali

Sadar Sawako! Sadar!

Mereka berdua sudah berpisah dan menelantarkanmu!

Terkadang aku bingung kenapa mereka berdua sampai cerai. Padahal aku tidak pernah melihat mereka bertengkar. Sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu dariku. Aku jadi ingin tahu...

Ahh! Tidak mungkin aku menanyakannya pada mereka. Ayah ada di Inggris dan ibu ada di Osaka. Jauh dari tempat ini. Kalau aku menelfon mereka, pasti hubungan mereka semakin melebar. Dan sampai kapan aku harus tinggal disini?! Terlebih lagi bersama enam vampire! Aku akan terkena anemia!!

Ghah! Menyebalkan! Aku benci realita! Aku benci kenyataan! Apa salahnya seorang anak menginginkan hubungan keluarga yang harmonis?! Apa 'happy ever after' hanya terjadi di dongeng?!

Aku menyesal karena sudah mendengarkan dongeng dari nenek! Seharusnya sejak dulu aku sadar kalau hal itu tidak akan pernah terjadi padaku! Seharusnya aku tidak memimpikan hal itu! Aku membenci diriku sendiri!

Ugh, kenapa yang aku alami malah berbalikan dengan apa yang aku harapkan? (-_-")

Fuu~ tenang. Relaks. Jernihkan pikiran. Nikmati mawarnya. Buang pikiran yang membebanimu, Sawako.

Aku berjalan semakin jauh dari mansion dan aku sampai di taman mawar putih. Wah! Keren! Mawar putih disini terlihat lebih cantik saat ditimpa cahaya bulan!

Mawar putih. Mengingatkanku pada nenekku. Nenekku yang kuat dan ceria. Nenekku yang suka berkebun. Nenekku yang suka mendongeng. Nenekku yang suka sekali dengan mawar putih. Nenekku yang selalu bersamaku saat aku ditelantarkan oleh kedua orang tuaku. Rasanya begitu menyesakkan saat seseorang yang selama ini bersamamu harus pergi dan tak pernah kembali. Penolongku. Penghiburku. Penyelamatku. My hero. Sudah pergi untuk selamanya.

Aku jadi sedih memikirkannya. Rasanya sangat menyakitkan. Dicampakkan oleh orang tua dan ditinggal oleh orang tercinta. Apa ada orang yang lebih menderita dariku?!

Jika ada, aku ingin menyelamatkannya. Aku ingin menemaninya. Aku ingin berteman dengannya. Aku akan menyanyanginya. Sehingga tidak ada orang yang menderita lagi sepertiku.

Pertanyaannya, siapa dia? Apa sudah kutemukan? Aku tidak tahu.

Aku menjulurkan tanganku untuk menyentuh mawar yang ada didepanku. Tanpa sengaja, duri yang ada ditanaman itu menggores jariku sampai sobek. Darahku menetes di mawar putih itu.

Segera kumasukkan jariku kemulut dan menghentikan pendarahannya.

"Siapa disana?!"

Aku melonjak kaget dan mencari sumber suara. Perlahan, sumber suara itu muncul dari balik bayangan.

"Ah, Subaru-kun? Aku kira siapa. Sedang apa kau disini? Kau tidak sekolah bersama yang lain?"

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu! Kenapa kau disini?! Apa kau tidak tahu kalau malam hari seperti ini vampire sedang mencari mangsa?!"

"M-Maaf, aku cuma penasaran"

"Apa kau tahu kalau darahmu yang mengundangku kemari?"

"E-Eh?" aku mengusap leherku, takut kalau darahku akan dihisapi lagi

"Cepat pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran!" bentaknya. Ingin rasanya aku pergi dari sini, tapi rasa penasaranku mengalahkan rasa takutku.

"Etto...boleh aku bertanya?" kataku takut ditambah ragu ditambah penasaran

"Apa?!"

"Etto...itu...yang kau bawa, kalau tidak salah itu belati perak-kan?" aku menunjuk belati yang digenggam Subaru

"A-Apa kau akan b-bunuh d-diri?" Subaru menatapku tajam, membuatku gemetaran "t-tidak usah kau jawab juga tidak apa. Jaa, aku pergi dulu, ya" aku berbalik arah dan bersiap untuk lari tapi sebuah tangan yang kuat mencengkeram pergelangan tanganku.

"Terlambat" kata Subaru lalu menarikku mendekat padanya. Bodoh! Harusnya aku langsung pergi dari sini!

Aku merasa sesuatu yang tajam menancap dileherku.

*slurp slrup*

Sial! Dia meminum darahku!

"Apa ini? Rasanya lebih enak dari Yui" kata Subaru lalu kembali menancapkan taringnya dibahuku dan meminum darahku banyak-banyak.

"Subaru-kun...hentikan...aku merasa pusing..." aku berusaha menjauh dari Subaru, tapi kemudian aku melihat sesuatu didalam pikiranku.

Subaru yang bersedih
.
.
.
.
Belati perak
.
.
.
.
Menara
.
.
.
.
Kurungan
.
.
.
.
Seorang perempuan yang mirip Subaru
.
.
.
.
"Ambilah ini dan bawa belati itu setiap saat"
.
.
.
.
"Aku ingin kau melakukan pembunuhan"
.
.
.
.
"Siapa yang kau ingin aku bunuh?"
.
.
.
.
"Jika kau menjadi tidak yakin, layangkan belati ini tepat di jantung"
.
.
.
.
"Aku akan mengabulkannya"
.
.
.
.
"Kau memang anak baik"
.
.
.
.

Apa-apaan itu tadi? Terlihat seperti masa lalu. Ada apa denganku ini?

Kenapa?

Seketika semuanya menjadi gelap.

Bersambung...

____________________________

Maaf author update lama. Banyak rintangan yang menghadang saat author mengerjakan ini. Mulai dari tugas yang menumpuk, cerita yang tiba-tiba ilang, dan tidak mendapatkan pencerahan inspirasi cerita. Kok curhat, ya? #dilempar panci.

Sebagai informasi saja, percakapan yang di-italic itu percakapaan antara Subaru dan ibunya. Ada di anime Diabolik Lovers eps. 6

Untuk membayar kesalahan author, author SEDIKIT memperpanjang chapter ini.

Keep reading, vote and comment make author happy! ^^

Sampai jumpa dichapter berikutnya ^^

Eternal Love (Diabolik Lovers Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang