Chapter 2

9 1 0
                                        

Ini kelanjutan ceritanya...
Have a great time to read this..!

  Dia muncul disetiap aku selesai bekerja atau diwaktu senggangku wajahnya dan senyumannya tidak pernah hilang dalam ingatanku. Wanita itu tidak pernah datang kembali, cuman saat itulah. Aku berharap aku bisa mengenalnya lebih baik. Hari berikutnya berjalan seperti biasa tetapi dalam lubuk hatiku, aku seperti mencari seseorang, aku mencari dan menunggunya walaupun pikiranku berkata tidak keduanya.
               Aku bangun kesiangan karena semalam adalah hari ulang tahun Arnold dan pulang larut malam. Aku menyusuri trotoar yang akan mengantarkanku ke subway, aku menyadari 1 hal saat aku duduk di dalam subway, hari ini hatiku tenang, aku tidak seperti kemarin mencari - cari, menunggu. Rasanya seperti tidak ada beban. Perhentian yang kutunggu sudah di depan mata lalu aku bersiap-siap, aku keluar dan melihat jam tangan, aku kaget ternyata sudah jam 7 aku berlari kecil dan tidak sengaja menubruk seseorang. Seorang wanita. Aku cepat-cepat berdiri dan mengulurkan tanganku untuk membantunya. Saat dia melihatku aku langsung teringat, wanita ini sama dengan pada waktu itu . " Anda tidak apa-apa?"
            "Iya tidak apa-apa, terima kasih"
            "Anda Mike?" lanjutnya "Iya, saya Mike."
            "Oh Mike, lama tidak bertemu, masih ingat aku? Lia." Aku berusaha mengingat apakah aku mempunyai seorang teman bernama Lia, "Oh Liaa... bagaimana kabarmu?, kamu menuju ke mana?" kata Mike.
           "iya baik.. Restorant yang ada di ujung sana" katanya sambil menunjuk arah bangunan tinggi saat kami sudah berada di luar jalan raya. Kami berbicara sepanjang perjalanan menuju restorant. Aku merasa hatiku kegirangan dan sangat bersemangat saat mendengar suaranya, aku juga mulai merasakan sesuatu saat dekat dengannya rasanya seperti.. bebas tetapi satu hal yang tidak kumengerti dan masih membuatku merasa aneh kenapa aku tidak mengenalnya padahal aku sudah melihat wajahnya 2 kali. Aku menggelengkan kepalaku dan berusaha untuk tidak berfikir macam-macam. Kita masuk ke restorant dan mempersilahkannya duduk, aku memberinya isyarat untuk menunggu sebentar.
          "Ini 1 sup cream nya" kataku sambil menaruh semangkuk sup didepannya. Dia sangat kaget karena aku memberinya sup cream yang sama pada waktu hari itu. Aku duduk di seberangnya dan mulai berbincang-bincang lagi sampai waktu makan siang datang, sayangnya dia pamit duluan karena takut mengganggu ku bekerja pada jam makan siang, selain itu dia juga ingin menemui penulis novel terkenal yang dijadikannya sebagai narasumber untuk bahan tulisannya. Karena pertemuan hari ini sangat cepat, aku meminta nomor teleponnya sehingga aku bisa berbincang dengannya.

    ---            Hari itu hari bahagia buat Mike, dia bertemu dengan sahabat lamanya dan juga pelanggan hari itu banyak sekali sehingga dapur sedikit kewalahan.
                THE FIRST CHRISTMAS
                              PART 2
By Six

      Dia muncul disetiap aku selesai bekerja atau diwaktu senggangku wajahnya dan senyumannya tidak pernah hilang dalam ingatanku. Wanita itu tidak pernah datang kembali, cuman saat itulah. Aku berharap aku bisa mengenalnya lebih baik. Hari berikutnya berjalan seperti biasa  tetapi dalam lubuk hatiku, aku seperti mencari seseorang, aku mencari dan menunggunya walaupun pikiranku berkata tidak keduanya.
      Aku bangun kesiangan karena semalam adalah hari ulang tahun Arnold dan pulang larut malam. Aku menyusuri trotoar yang akan mengantarkanku ke subway, aku menyadari 1 hal saat aku duduk di dalam subway, hari ini hatiku tenang, aku tidak seperti kemarin mencari - cari, menunggu. Rasanya seperti tidak ada beban. Perhentian yang kutunggu sudah di depan mata lalu aku bersiap-siap, aku keluar dan melihat jam tangan, aku kaget ternyata sudah jam 7 aku berlari kecil dan tidak sengaja menubruk seseorang. Seorang wanita. Aku cepat-cepat berdiri dan mengulurkan tanganku untuk membantunya. Saat dia melihatku aku langsung teringat, wanita ini sama dengan pada waktu itu . ” Anda tidak apa-apa?”
“Iya tidak apa-apa, terima kasih”
"Anda Mike?” lanjutnya “Iya, saya Mike."
 "Oh Mike, lama tidak bertemu, masih ingat aku? Lia." Aku berusaha mengingat apakah aku mempunyai seorang teman bernama Lia, “Oh Liaa… bagaimana kabarmu?, kamu menuju ke mana?” kata Mike.
"iya baik.. Restorant yang ada di ujung sana" katanya sambil menunjuk arah bangunan tinggi saat kami sudah berada di luar jalan raya. Kami berbicara sepanjang perjalanan menuju restorant.  Aku merasa hatiku kegirangan dan sangat bersemangat saat mendengar suaranya, aku juga mulai merasakan sesuatu saat dekat dengannya rasanya seperti.. bebas tetapi satu hal yang tidak kumengerti dan masih membuatku merasa aneh kenapa aku tidak mengenalnya padahal aku sudah melihat wajahnya 2 kali. Aku menggelengkan kepalaku dan berusaha untuk tidak berfikir macam-macam. Kita masuk ke restorant dan mempersilahkannya duduk, aku memberinya isyarat untuk menunggu sebentar.
“Ini 1 sup cream nya” kataku sambil menaruh semangkuk sup didepannya. Dia sangat kaget karena aku memberinya sup cream yang sama pada waktu hari itu. Aku duduk di seberangnya dan mulai berbincang-bincang lagi sampai waktu makan siang datang, sayangnya dia pamit duluan karena takut mengganggu ku bekerja pada jam makan siang, selain itu dia juga ingin menemui penulis novel terkenal yang dijadikannya sebagai narasumber untuk bahan tulisannya. Karena pertemuan hari ini sangat cepat, aku meminta nomor teleponnya sehingga aku bisa berbincang dengannya.
                             ---
      Hari itu hari bahagia buat Mike, dia bertemu dengan sahabat lamanya dan juga pelanggan hari itu banyak sekali sehingga dapur sedikit kewalahan.

Hari sudah malam, aku berganti pakaian dan pulang. Malam ini dingin sekali, angin yang berhembus membuatku menggigil sehingga ingin cepat sampai di apartement, bicara soal angin dingin pada hari ini, aku khawatir dengan keadaan Lia, apakah dia sudah sampai di tempatnya? Apakah dia baik-baik saja? Aku ingin mendengar suaranya.
Rttrrrr… ponselku bergetar saat aku berada di depan kamarku, ternyata sebuah pesan.
Dari: Lia
Hai Mike, ini aku Lia. Hari ini adalah hari kita pertama bertemu setelah 10 tahun lalu, terima kasih untuk hari ini dan sup mu enak sekali, aku ingin mencoba masakanmu yang lain. Sekali lagi terima kasih dan maaf baru bisa memberi kabar sekarang.
Pesan singkat itu tanpa kusadari membuatku tersenyum, aku menekan tombol Reply tetapi aku ingat aku juga ingin sekali mendengar suaranya. Aku bingung apakah aku membalas pesan singkatnya atau meneleponnya? 

Apakah yang akan dilakukan oleh Mike? Cari tahu di chapter selanjutnya yaa...

THE FIRST CHRISTMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang