Chapter 3

6 1 0
                                    


                  Aku akan meneleponnya katanya dalam hati. Aku tidak membuang waktu lebih lama lagi, aku cepat-cepat mengambil ponselku dan mengetik nomor telepon Lia. Iya.. aku takut jika aku memikir lagi, aku akan berubah pikiran dan membuatku mungkin akan menyesal. Lagipula tidak ada salahnya untuk menyoba. "Halo Mike" suaranya muncul diujung sana "Oh.. Ha.. Hai.. Lagi apa?" kataku terpata-pata
                 " Lagi telepon"
                 "Telepon? Sama?" Mike takut bila dia mengganggu Lia
                 "Kamu... oh ya makasi ya buat hari ini" dia melanjutkan.
                 "Sama-sama, mm.. Lia apa besok kamu sibuk? Jika tidak, aku mau mengajakmu jalan-jalan?" tanyanya
                "Boleh.. " balas Lia setelah beberapa menit hening
                "Sampai besok Lia" kata Mike kemudian menutup teleponnya.
                Setelah selesai jam makan siang, aku kembali ke kantorku diikuti oleh Arnold.
               "Mm.. Ar--" belum sempat Mike menyelesaikan kalimatnya, Arnold memotong "Sudah pergi sana, aku yang menggantikan"
               "Eh..Oh.. Arnold, apakah tidak apa-apa?"
               "Iya sudah sana, sebelum aku berubah pikiran cepatlah pergi." kata Arnold sambil tertawa. Itu adalah kali pertama dia melihat Bos nya yang biasanya lantang sekarang kebalikannya. Aku berjalan ke luar dapur dan menuju kekantorku, berganti pakaian dan mengambil jasku yang tergantung di ujung dekat pintu.
              Aku menyusuri jalan Southampped street di musim gugur di sore hari. Angin berhembus pelan tetapi dinginnya sudah mulai menusuk. Aku berjalan dengan cepat menuju apartemen Lia yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan restorant ku.
             "Surprise" kataku waktu pintu apartemen Lia terbuka. Lia terkejut, aku bisa membaca dari wajah dan matanya saat melihatku. "Sudah siap?"
            "Sebentar lagi ya, tunggu sebentar" katanya sambil berjalan masuk. Sambil menunggu Lia selesai, aku berjalan ke ujung koridor apartemen Lia, melihat persimpangan jalan Southampped street dengan Regent street. Aku menoleh saat aku mendengar suara pintu tertutup, kulihat Lia dalam balutan rok terusan berwarna kuning dan cardigan berwarna hitam. "Hei.. ada yang aneh dengan diriku? Kamu melihatku seperti melihat bidadari" kata Lia sambil tertawa
          " Memang" kataku kecil sambil berjalan menuju kearahnya
         "Apa..?"
          "Tidak apa, ayo berangkat. Waktu berjalan cepat" kataku sambil mempersilahkan Lia jalan lebih dulu. Kami berjalan keluar apartemen menyusuri sepanjang trotoar, kami juga berbincang-bincang, entah apa saja yang kami bincangkan. Kemudian aku berhenti di ujung jalan.
          "Sampai" kataku tiba-tiba
          "ini tempatnya?" katanya sambil melihat ke sekelilingnya, aku mengangguk tersenyum.
          Tempat itu adalah sebuah taman bermain berukuran mini yang Arnold pernah katakan, bahwa tempat ini biasanya tempat para pasangan mengutarakan perasaannya. Aku meraih tangan kanan Lia dan berjalan menuju kearah 1 kursi kosong di tengah taman itu. "Taman ini bagus sekali" katanya " terima kasih"
          "Sama-sama" balasku
          Keheningan menyelimuti kami lagi, Lia duduk dan menikmati suasana saat itu, berbeda sebaliknya denganku, aku menguatkan diriku tetapi aku takut tidak berjalan dengan baik. Kemudian Mike memantapkan hatinya, "Tahun ini sangat indah bagiku, menikmati detik-detik natal hingga saat ini, hari natal, kita bersama" kataku sambil melihat ke arah matahari terbenam dan berpaling kearah Lia. Lia melihatku. "Lia.. tahun ini kita merayakan natal bersama, maukah engkau merayakan natal bersamaku ditahun-tahun selanjutnya?"

 -END-


Gimana bro and sist? Keren nda ceritanya ato biasa aja ceritanya?

Klo punya something atau uneg" yang mau diomongin bole kok..  hehehe
Thank you for reading my story 🙆

THE FIRST CHRISTMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang