Felicia
Entah mengapa setelah aku bertemu dengan kakak kelas ku kemarin itu, aku menjadi sering melamun dan memikirkannya terus. Jujur saja aku tidak suka dengan hal ini dan aku juga bingung ada apa dengan diriku belakangan ini.Saat pagi itu aku sedang membawa dan membaca beberapa bukuku sambil berjalan menuju ruang kelasku tiba-tiba saja
"Brukkk!!!.... Auhh maaf-maaf, maafkan aku".. tanya seorang lelaki itu.Seorang laki-laki berkulit hitam manis itu tiba-tiba saja menubrukku yang tengah asyik membaca.
"Ohh iya maa..maaf mafkan aku, Akupun tidak sengaja".. kini aku yang meminta maaf padanya.
"Sini aku bantu bereskan".. tanya seorang lelaki itu sambil membereskan buku-buku ku yang kini mulai berserakan.
"Ahhh ti...tidak usah biar aku saja".. jawabku entah kenapa aku jadi terbata-bata.
"Sudah tidak apa-apa, mari sini aku bantu".. jawabnya sambil melempar senyum.
Setelah buku ku selesai dirapihkan olehnya, kini ia mulai menatapku.. ahh aku sungguh tidak suka dengan hal itu.
"Ini buku mu"..
"iii iya kak, terimakasih telah membantu ku dan maaf atas kesalahan ku tadi"
"Ahh tidak apa-apa aku senang menolong orang, dan aku minta maaf yah karena telah menubruk mu tadi."
Kini ia berbicara sambil melempar beberapa senyuman manis kepadaku.
"Kakak itu kelas 12 MIA 2 yah?"..
"Hehe.. iya de, kakak kelas 12 MIA 2 kalau ga salah kamu juga kelas 10 MIA 2 kan?"..
Kini ia kembali tersenyum, ahh senyumnya sungguh indah.
"Iya kak aku 10 MIA 2 jadi kita sama deh, ehm maksudnya sama-sama MIA 2".
"Hehe... iya de, ngomong-ngomong nama kamu itu kalau ga salah sih.. ehmm.. ahh Felicia yah"..
Ketika ia ingin menyebutkan namaku, terlihat sekali ia berfikir mengingat-ingat siapa namaku. Dan ketika ia berhasil menjawabnya, ia langsung mengeluarkan senyum manis itu.
Ahh entah kenapa tiap kali dia tersenyum jantung ini serasa mau copot.
"Ehm iya kak, mari aku perkenalkan kak namaku Felicia Azkania Wijaya"..
"Ohh nama yang sangat indah dan cantik sekali"..
"Perkenalkan juga nama aku Ars......"
Tiba-tiba pembicaraan ia terhenti karena salah seorang teman dia menyapanya dan mengajak dia entah kemana.
"Ehm maaf yah de kayaknya kakak harus buru-buru pergi, soalnya teman kakak udah manggil aja tuh".
"Iya kak tidak apa-apa, silahkan saja kakak boleh pergi ko"
"Yasudah kalau begitu sampai jumpa ya byee.."
Iyaa... dia berjalan sambil melambaikan tangannya kepadaku tanda ia pamit dan harus pergi.
***
kini aku sedang berada diruang kelas, entah mengapa sedari tadi aku memikirkannya terus. Tatapannya yang tajam dan senyumnya yang manis.
Ketika aku sedang asyik melamun, tiba-tiba saja para sahabatku mengahampiri dan seketika mereka memecah lamunan ku.
Aku sungguh kaget dan aku juga bingung sejak kapan mereka ada disini ya, disampingku. Dan apa sedaritadi mereka berbicara padaku? Entahlah aku mulai bingung sekarang.
"Fel..Felicia.." tanya para sahabatku.
"Fel lo kenapa sih, dari tadi kita perhatiin lo ngelamun terus. Ada apa sih fel?"..
Sepertinya sahabat-sahabatku ini semakin penasaran.
"Ahh ti...tidakkk aku tidak kenapa-kenapa, I'm fine okay.."
"Tapi dari tadi kita perhatiin lo tuh ngelamun terus, emangnya apa yang lo pikirin sih fel?" tanya Aurel.
"Ngga ko, gua ga mikirin apa-apa"
"Ehmm masa sih Fel? Jangan-jangan lo lagi mikirin kakak kelas itu lagi".. sahut Anna yang menanyai ku sambil tertawa.
"Ciee Felice yang udah mulai kepikiran.. hahaha" ledek para sahabatku.
"ii apaan sih kalian ga lucu tau"
Kini aku mulai kesal dan juga malu kepada mereka yang sedang kepo dengan masalah ku.
"Ciee..Ciee Felice mukanya jadi merah merona gitu, jangan-jangan bener lagi".. ledek lagi sahabat ku
"iii tau ahh pusing ngomong sama kalian" jawabku yang kini sambil berjalan keluar kelas.
Aku yang mulai kesal ini karena malu di ledek oleh mereka , tiba - tiba saja aku meninggalkan mereka.
***
#ahhh gimana suka ga baru sedikit yaa:')
Maaf yah kalau cerita yg part1 nya gajelas hehe, maafin juga atas kesalahan penulisannya. Mksh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Black Sweethearts
Teen FictionHari ini adalah hari awal ku masuk sekolah SMA. Setelah beberapa hari yang lalu tentunya aku sudah menghadapi MOS. Saat itu aku masih malu-malu, sampai akhirnya aku bertemu dengan Aurel. Aurel adalah teman satu bangku ku sekaligus sahabatku. Sahabat...