Satu

185 15 2
                                    

Harap maklum kalau kalau banyak typo dan awalan cerita yang mainstream. Pemula punya selera~

ahhh shitttttman!

Mimpi buruk itu kembali mengganggu di tengah malam. Memaksa untuk mengingat kejadian dimasa lalu yang menimpa keluarganya. Yatim piatu sedari kecil adalah alasan betapa ia benci mengingat apa yang sudah terjadi, merasa waktu amat tidak adil hanya memberi sedikit waktu bersama orang yang sangat berarti di hidupnya.

****

"Anak ini, selalu ga pernah bisaaa bangun pagi!"

Prakkk..

di pukulnya dengan penuh kasih sayang bokong cucu kesayangannya itu.

"Halaah umi sakit sakitt" dengan manjanya sambil mengusap usap bokongnya sendiri.

Umi. Itulah sebutan Hugo memanggil nenek kesayangannya itu.

"Gimana sama rumah baru ini? Nyaman kan?"

"Haduhh, Mi. badan cucumu ini hampiiir aja rontok. Kenapa sih kita harus pindah rumah sampai sejauh ini, Mi? Jakarta terlalu ramai, Mi. Udara rumah kita di Surabaya kan jauh lebih sejuk."

Ya. Karena lingkungan rumah Hugo yang sebelumnya tidak sepadat rumah barunya yang sekarang.

"Sudah sudah. kamu mau Umi tinggal di Surabaya? Bangun dan bantu Umi merapihkan rumah ini. Cepat cepat. Setelah ini Umi mau mengurus urusan dengan sekolah barumu."

****

"Sore yang cukup sayang untuk dilewatkan begitu saja bersantai-santai dirumah. Fyuhhh!! Berkenalan sejenak dengan kota jakarta"

"Awaaassss tolonggg siapapun tolong akuuuuu!!"

Terdengar jelas teriakan seorang gadis saat Hugo sedang menikmati udara sore hari di taman.
Hugo pun menoleh kebelakang. Tepat di turunan itu, seorang gadis sedang panik mengimbangi sepedanya yang terayuh cepat.

"Hah wanita ini yang benar aja!!"

Tanpa berfikir panjang, saat wanita itu tepat berada di sampingnya dengan kecepatan sepeda yang sedang melaju, ia segera menarik pinggul kecil gadis itu.

Buuuggg. .

Mereka pun terjatuh.

"Heyy kamu gila yaa! Bukannya nolong aku malah narik aku dan jatuh kaya gini. Sakit tau!!" dengan nada sedikit kesal sambil membersihkan pakaiannya yang kotor

"Gila gila. Kalo gue gila terus lo apa? Lo ga liat di depan jalan raya? Mau jadi apa lo kalo gue biarin lo labas gitu aja? Sepeda lo dari atas kencengnya itu kaya kereta, bukan onta!"

"Tapi kan.."

Belum selesai gadis itu berbicara, Hugo segera berdiri hendak pergi.

"Heyyy kamu bener bener gila yaa, ga mau bantu aku dulu apa?!"

Hugo dengan cueknya tetap berjalan tanpa memperdulikan gadis itu.

"Heyyyy dasar laki laki gilaaaa!!"

Hugo tetap saja tidak perduli dengan segala macam teriakan gadis itu. Hingga punggungnya kini benar- benar nyaris tidak terlihat lagi.

Entah kenapa di tengah jalan menuju rumah, ia merasa perlu untuk kembali dan memastikan apa wanita itu benar-benar sudah pergi.

"Fuhhh benar saja wanita aneh ini masih berada disini." batinnya sambil menggeleng- gelengkan kepala, heran.

Bintang yang masih duduk tertunduk pasrah, melihat sepasang sepatu tepat berdiri di hadapannya. Ia menaikan wajahnya secara perlahan dan terkejejut dengan siapa orang yang saat ini muncul lagi dihadapannya.

I Can not !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang