Dua

97 12 2
                                    

Di bagian kedua ini menampilkan beberapa pertemuan-pertemuan Bintang, Hugo dan Gio. Nikmati saja alurnya dan masuk kedalam cerita. Selamat menikmati imajinasi si pemulaaa hehe..


"Loh lo kan? Kenapa gue mesti ketemu cewek ini lagiiiii"

Bintang hanya bisa tertunduk kesal sambil menggigit bibir tipis bagian bawahnya dan mengernyitkan mata bundarnya

****

"Kamu kenal dia?" tanya Gio sambil menunjuk ke arah Hugo yang sedang asik menyantap makan siangnya dengan di kelilingi  kumpulan wanita wanita centil yang mengerubunginya sejak ia baru saja duduk di salah satu kursi kosong di kantin.

"Dia laki-laki kemarin sore yang aku ceritain ke kamu, makanya kalau orang ngomong tuh jangan ditinggal ngorok Gio Vino Prasetyo..o..o..o" jawabnya meledek lalu memasang wajah cemberut

Gio hanya meresponnya dengan mengacak- acak rambut Bintang, yang semula tergerai rapih, kini jadi kacau berantakan.

"Hisssshhh... Giooooooo!!" gerutunya

Dengan sinisnya Gio kembali memperhatikan Hugo. Suasana kantin yang cukup ramai membuat Hugo tidak memperdulikan siapapun yang ada di sekitarnya.

"Hugoo mau nambah gaaa? Kamu mau apa nanti biar aku pesenin"
"Gausah Hugo.. Ini makan bakso aku aja"
"Soto gue ga abis ko, Go. Makan ini aja"
Dan masih banyak suguhan suguhan lainnya yang semakin membuat Hugo tidak berselera untuk makan

"Semua cewe disini ga ada yang waras kali yaa? Hih mending gue pindah deh" Hugo segera bangkit berdiri dari tempat duduk sambil membawa nampannya

"Sory. Gue gabung yaa. Dimana- mana rame, gue gabisa duduk buat makan."
Dengan tampang datarnya Hugo berjalan menghampiri meja Gio dan Bintang, setelah berbasa basi dia langsung saja duduk dihadapan mereka berdua. Dan kembali menyantap makanannya.

Uhukkkk... Bintang sempat tersedak saat tau Hugo menghampiri mejanya untuk bergabung.

"Emang siapa yang udah bilang lo boleh duduk disini?" tanya Gio sambil menaikan salah satu alis matanya.

Bintang sempat terkejut. Memandangi beberapa detik wajah Gio yang masih menatap Hugo dengan sinis.

"Giii....." belum sempat Bintang melanjutkan, Hugo yang semula tidak perduli dan tetap pada posisi menyantap makanannya pun menanggapi tatapan sinis Gio.

Praakk... Dibantingnya begitu saja sendok yang sedang dia gunakan.

"Santai bro. Lagian juga bangkunya aja ga marah gue dudukin, ko lo yang sewot. Emangnya gue duduk di muka lo?" jawabnya meledek sambil menyunggingkan salah satu sudut bibirnya

Gio mulai terpancing emosinya, dia mengepalkan salah satu tangannya yang berada diatas meja. Kebayangkan gimana matengnya muka cowo kalo lagi esmosi? Merah kaya tomat mencret versi serem.

"Weitsss.. Weitss.. Santai broo. Gue rasa lo kurang makan, makanya galak ya?"
"Mang pesen nasi goreng sinting satu, gausah pedes pedes, yang mau makan mukanya udah pedes nih ke gue okee" teriak Hugo ke Mamang Budi yang berjualan nasi goreng sinting di kantin sekolah"

"Nyari mati nih orang!!!!" batin Gio dalam hati.

Prakkk... Kali ini suara itu berasal dari tangan Gio yang memukul meja dengan sekencang kencangnya. Bintang yang sedari tadi terperangah dan bingung harus berbuat apapun semakin terkejut melihat pemandangan ini di depan matanya.

"Giii udah ! Ayo mending kita balik ke kelas" diraihnya tangan Gio. Dan memintanya untuk segera pergi, takut kalau kalau suasana akan semakin memburuk dan menghentikan pusat perhatian orang-orang yang berada di kantin.

I Can not !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang