Lima

51 8 5
                                    


"Gue gasuka sama lo! apalagi lo sampe deketin Bintang lagi. Ngerti!!" kesalnya sambil meraih kerah baju Hugo.

Hugo yang mulai terpancing emosinya pun berdiri namun berkata dengan tenangnya

"Tapi gue mulai suka Bintang, dan sekarang gue juga mulai suka sama lo. Teman."

Gio semakin kesal mendengar jawaban tenang dari Hugo.
Tangannya mulai mengepal dengan sangat kuat.

Habis kau!!!!!

Taaapp.....

Pukulan keras Gio ditangkis Hugo dengan mudahnya. Namun bukannya membalas ia malah tersenyum sinis dan pergi berlalu. Membuat kobaran api di hati Gio semakin menyala- nyala.

****

"Hay bii.."

Bintang tampak kikuk saat mendengar Hugo menyapanya.

"A..a..aku?" sambil menunjuk wajahnya keheranan

"Iyalah dodol basah, siapa lagi" telunjuk Hugo tak mau kalah mendarat di kening Bintang, toyolan lembut didapatnya.

"Hisss.. Kenapa?"

"Sore nanti, sepedahan yuuk? Gowes gitu gowees"

"Hah? I..iya iyaa, etapi sepedaku masih di bengkel, sampai sekarang belum aku ambil ambil"

"Oh gara gara kejadian waktu itu ya? Ahahaha, yaudah tenang aja nanti gue jemput lo, gue anter lu ambil sepeda. Oke"

Tanpa menunggu jawaban dari Bintang, Hugo pergi begitu saja. Yaaa seperti biasa.

****

Kringg..kringgg..

Suara sepeda itu membuat Bintang loncat bukan main. Entah kenapa ada perasaan yang aneh. Jantungnya berdegup kencang. Macam ingin bertemu dengan presiden aja groginya.

Dibukanya pintu utama rumah.

"Huaaa!!!... "

Wajah Hugo tepat di depan wajahnya saat ia baru saja membuka pintu. Jelas aja Hugo dapat pukulan manis dari Bintang karena berhasil mengagetkannya.

"Heh gila kali ya. Kalau tadi yang buka pintu itu mamahku gimana? Habis riwayat kamu tau!" gerutu Bintang sambil melipat tangannya kesal.

"Hahaha riwayat hidup gue panjang ko, jadi ga akan habis habis, yang ada gue dapet kecupan manja kali dari mamah lo, gue kan ganteng haha"

"Hih dasar gila. Pede banget. Kita jadi?"

"Yee ya jadi lah cumi basah. Ayo.."

"Aku naik dimana?"

"Ambil tali sama ember gih, ntar lo gue tarik pake sepeda"

"Hah? Hih yang bener ajaaa?!!"

"Hahaha ya engga lah, udah ayo naik, lo berdiri dibelakang"

"Jangan kenceng kenceng ya bawa sepedanya, awasss!"

"Iya cumii baweel ga kenceng cuma ngebut haha. Okeee siap siap pegangan yang kenceng yaaa"

Mereka sangat menikmati perjalanan mereka. Bengkel tempat sepeda Bintang dirawat sebenarnya tidak cukup jauh, tetapi Hugo sengaja mengajak Bintang berputar putar sebentar, sesekali ia mengerjai Bintang dengan melajukan sepedanya sangat kencang, apalagi di turunan.

Aaaaaaaaa....

Bintang yang berteriak histeris spontan menjambak dengan kencang begitu saja rambut Hugo. Banyak rambutnya yg berguguran. Sampai sampai saat sudah melewati turunan baru dia sadar kalau kepalanya kini sudah botak. Eh engga dengggggs

I Can not !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang