Don't Open

69 4 0
                                    

Happy reading the 1st part

"Heyy selamat pagi guys!, Tanya menyapa teman-temannya di dalam kelas. "Pagiii ii ii", Harold membalas dengan suara sedikit bergetar. Memang pagi ini cuacanya sangat dingin,semua orang memakai pakaian tebal. "Kalian tau? Rumah yang berada di ujung jalan yang berhalaman luas itu?, Tanya menambahkan obrolan dengan bersemangat. "Ya..", jawab Harol,Molly,Sean dan Danny bersamaan. "Sewaktu aku melewatinya pagi ini,ada mobil pengangkut barang di sana dan ku rasa akan ada yang tinggal lagi di sana aku juga melihat seorang gadis perempuan seusia kita kurasa dia akan bersekolah di sini. Molly membelalakan matanya dengan ekspresi terkejut. "Wahh, berani sekali mereka tinggal di sana,aku jadi ingin tau bagaimana malam pertama mereka tidur di rumah itu",Sean seakan takjub. Danny hanya diam tetapi tetap menyimak apa yang dibicarakan teman-temannya.

"Bersiaplah,Miss Mueller sedang menuju kelas",Annalyse si ketua kelas memperingatkan. Dengan segera semua murid kembali ke tempat duduk masing-masing sambil menunggu kedatangan guru mereka. Tak berapa lama Miss Mueller datang dan menaruh tas serta buku yang dipegangnya ke atas meja. "Ayo silahkan masuk,jangan malu",beliau memanggil seseorang di luar pintu. Serentak semua murid menoleh ke arah pintu. Kemudian masuklh seorang gadis kira kira berusia 8 tahun, rambut nya sangat pirang kulitnya pun putih bersih. Sebagian dari anak laki-lakk di kelas itu tersenyum senang, termasuk Harol,Sean dan Danny. "Hmm.. seperti malaikat,manis sekali ",Harol berguman sambil menyikut Danny. Danny hanya diam sambil tetep tersenyum. "Ayo sapalah teman-teman baru mu", Miss Mueller mempersilahkan. "H.. ha..i, nama saya Lova senang bertemu kalian semoga dapat membantu", Lova menyapa dengan gugup. Semua murid membalas sapaan Lova. "Duduklah di bangku tengah yang kosong itu di sebelah Tanya",kata Miss Mueller. Lova mengangguk dan segera duduk. Tanya tersenyum dan mempersilahkannya duduk,tampak raut wajah Tanya yang ingin segera berbincang namun tertahan. Ia tidak ingin membuat gurunya itu marah jika berbicara di dalam kelas.

TEEETTT....!!! Bel berbunyi saatnya istirahat. Murid murid berhamburan keluar kelas dan sebagian masih di dalam sambil menyantap bekal mereka. "Hai Lova, kau pindah dari mana? Kau tinggal dimana? Hmm sepertinya aku pernah melihatmu",Tanya berceloteh. "Mm iya aku pindah dari Las Vegas ru... ", belum selesai Lova menjawab tanya berteriak. "Yaaa aku ingat,kamu gadis yang tadi pagi di rumah yang di ujung jalan itu kn? "I.. iya,keluarga kami menempati rumah yang sebelumnya punya keluarga Browny", ia menambahkan. Tanya langsung memanggil Sean dan Danny. Kalau Molly dan Harol jangan ditanya mereka sudah bertengger di kursi dan meja disebelah Tanya dan Lova sejak bel berbunyi tadi.
Begitu banyak pertanyaan yang mereka lontarkan,Lova menjawab pertanyaan mereka satu persatu. "Hey apa kau tau sejarah rumahmu itu Lova?", tiba tiba Sean bertanya dengan pandangan langsung. "Tentu saja,keluarga Browny pindah ke south dan menjual nya",Lova menjawab. "Bukan ituuuuu,kau sungguh tidak tau ya?. Danny yang memang pendiam tiba tiba menyikut Sean. "Ada apa?",tampaknya Lova penasaran. Molly dan Harol tampaknya sudah kelaparan dan mereka mengajak yang lain makan sambil membuka bekalnya. Akhirnya pun mereka membuka bekal nya dan tak lupa sambil mendengarkan kisah yang diceritakan Sean tentang rumah itu.

Sean memulai ceritanya,
Dulu sekitar 10tahun yang lalu tidak ada yang aneh dari rumah itu,semuanya tampak biasanya keluarga yang tinggal di sana juga bahagia. Mr.Tatum,mrs.Tatum dan seorang anak mereka Claudia. Mereka juga dikenal baik dan ramah oleh penduduk. Claudia juga di kenal ceria, suatu hari Claudia sedang bermain bersama anak seusianya di halaman mereka. Mera dan Lucy asyik bermain masak masakan tentunya bersama Claudia juga. Namun tiba tiba entah apa yang merasuki Claudia dia mengambil batu kemudian membenturkannya ke kepala Lucy berkali kali. Darah segar mengalir deras Mera yang ketakutan menangis dan langsung berlari pulang. 2 hari kemudian tersebar berita anak hilang,ya Lucy menghilang. Kedua orang tua Lucy mencarinya kemana mana, sudah datang juga ke rumah Claudia dan Mera. Claudia tidak tau Lucy di mana. Begitu juga Mera,namun Mera menangis tersedu sedu sewaktu orangtua Lucy ke rumahnya dan menanyai hal itu. Hal itu membuat ibu dan ayah Lucy semakin khawatir dan penasaran. Akhirnya setelah didesak ia mulai membicaran hari itu ketika tiba tiba CLaudia menyerang Lucy. Ternyata Mera belum menceritakan kepada siapapun dan orangtuanya. Ibu Lucy menangis histeris tidak terima,ia pun mendatangi kembali rumah keluarga Tatum. Ibu Lucy menangis dan mengamuk di dipan rumah keluarga Tatum, sesekali ayah Lucy meneteskan airmata dan menenangkan nya. Orangtua Claudia keluar dan bingung seraya menenangkan ibu Lucy. "Cukup!! Bagaimana aku bisa tenang? Anak ku menghilang dan Mera menceritakan kelakuan anakmu!!", ibu Lucy benar benar marah. "Ada apa dengan Claudia? Mengapa anakku? ", mrs.Tatum mulai menangis. "Mana anakmu? Bawa dia keluar dan aku pun ingin tau apa yang dilakukan ny terhadap putriku! Claudia belum mau bicara,ia hanya menangis dan menangis. Polisi pun datang Ibu Lucy menceritakan semua yang dikatakan Mera. Keluarga Tatum membela putrinya sambil tetap menangis. Pencarian terus dimulai, anjing pelacak melakukan aksinya. Kemmudian pencarian terhenti di sebuah kotak besi di gudang rumah itu. Bau busuk mulai menyengat. Memang gudang itu sangat jarang dibuka, entah bagaimana sewaktu dibuka pemandangan mengerikan di depan mereka. Sesosok tubuh mungil pucat dan terbujur kaku. Mayat Lucy! Orangtua Claudia sangat marah ayah nya berkali kali memukul tubuh mungil Claudia,ibunya hanya bisa menangis. Ibu Lucy pingsan dan kepolisian segera mengidentifikasi tubuh Lucy.
A

yah Claudia yang sangat marah menjadi kalap sehingga memukul putrinya sampai tidak bernyawa. Akhir ny kepolisian membekuk ayah Claudia. Ibu Claudia menjadi gila dan tidak tau kemana.

"Cukupp! Kau membuatku ingin muntah," Molly menyudahi cerita Sean. "Aku masih belum selesai",pinta Sean. Yang lain sudah bergidik ngeri mendengarnya. "Sudahlah Sean,kau sudah cukup membuat Lova ketakutan untuk tidur nanti malam,haha ",Danny menyudahinya. Dengan raut wajah kekecewaan tampak di wajahnya. 4 jam berlalu. Waktunya pulang bagi murid murid kelas 4 sekolah Hauston. 5 sekawan tadi Tanya,Harol,Molly,Sean,Danny mulai keluar kelas tak lupa mereka mengajak Lova ikut pulang bersama. Rumah mereka memang berdekatan satu sama lain dan juga dengan sekolah mereka. "Lova kau melamun? Apa yang kau pikirkan? Lova hanya menggeleng dan tersenyum. "Sudahlah jangan kau pikirkan yang diceritakan Sean tadi," Harol menenangkan. "Kalian tidak percaya padaku?",sean protes. "Itu cuma urban legend yang ada di desa kita,memang cerita itu turun temurun berhembus di sini,"Molly mengiyakan. "Kau tau? Tidak ada yang betah tinggal di sana, keluarga Harrison,Morris,Longbottom,Weasley,dan terakhir keluarga Browny,tidak ada yang betah,mereka selalu mengeluh kan mendengar suara anak perempuan",Sean terus melanjutkan. "Teman teman,aku sudah sampai di rumahku. Kalian ingin mampir", Lova menawarkan. "Nanti saja,kami akan mampir lain kali", Tanya menjawabnya. Dan di iyakan anggukan kepala yang lainnya.

****

Wait for the last part

The Part Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang