Chapter 1: Rahasia

25 2 0
                                    

Momma ,i'm scared . Momma , please momma! Momma why do they put me in here . Momma ... Momm........

"Mimpi aneh lagi. Mimpi aneh lagi. Mimpi aneh lagi. " seorang gadis berambut coklat terduduk dari tidurnya, ia mengoceh pelan dan tampaknya ia masih ngantuk . Matanya ia kedap kedip kan untuk bisa menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke matanya.

"Alve, alve. Lo tidur jam 12 dan lo masih sanggup bangun jam 3 . Memang kamu luar biasa " bisik dia kepada dirinya sembari menatap waktu pada jam dinding.
"Yauda tidur lagi aja " pikir dia dalam hati. Lagian udara masih sangat sangat dingin ,dan Alve yang baik tidak mungkin mau adiknya terbangun kalau dia sudah buat kebisingan subuh subuh. Ia kemudian pergi ke toilet dan kembali lagi ke tempat tidur nya . Menarik selimutnya yang sebelumnya sudah dikuasai oleh adiknya , dan kemudian berusaha untuk tidur.
Tapi apakah kamu pikir Alve bisa tidur lagi?
Alve memang biasanya seperti ini , terbangun setiap jam 3, pergi ke toilet, dan berusaha untuk tidur, dan juga ia biasanya tidak akan sukses untuk kembali ke tidurnya.
Malam ini bukanlah malam pengecualian, jadi ia tentu saja tidak bisa tidur.

Alve sudah jenuh dengan semua ini . Mungkin besok besok ia harus pergi ke dokter (mengingat dia sangat benci rumah sakit, hal itu adalah pertanda baik . Mungkin Alve bisa berkenalan dengan aroma obat-obatan khas rumah sakit) .
Alve berpikir dan berpikir ( 3 a.m thought, perhaps?) . Ia tidak butuh berpikir . Tapi mimpinya tadi kayaknya pantas untuk dipikirkan. Kenapa malam itu dia memimpikan seorang anak kecil yang sedang menangis? Dimana ibu anak itu? Anak itu jelas tampak memanggil-manggil ibu nya . Tapi jelas jelas anak tersebut sedang menghadap dia sambil digendong seorang pria untuk naik ke wahana permainan yang ekstrem. Yang naik turun naik turun itu. Tau kan? Namanya halilintar kalau gak salah.

"Kalau aku jadi ibu anak itu, aku gak akan segila itu naikkin anakku kesana. " pikir nya.

"Anak itu siapa ya , ngapain dia nongol nongol di mimpiku" pikir Alve lagi.

"Harusnya sih aku jadi anak itu, terus yang gendong itu si oil" Alve memutar mutar otak , dia akan menghilangkan adegan menangisnya dan adegannya hanya ia di gendong oleh ... siapa tadi? Oh si OIL ,dan bakal naik Halilintar, barengan.

Yeps ,jadi Alve tolong jelaskan ke kami semua , siapa itu Oil . Tapi kami gak akan maksa kamu untuk jelaskan sekarang.

Ngomong ngomong....
Alve kemudian hanya golek golekan di tempat tidurnya hingga alarm handphone nya bunyi. Kalau kamu mau tau kenapa dia tidak main HP saja , nah , Alve itu orangnya gak terlalu suka sama kehidupan Internet. Oke diralat, ia gak terlalu suka sama semua jenis benda teknlogi yang ia pikir pikir semakin memalaskan manusia. Manusia menjadi Malas , betul tidak?

Nah, Alve kemudian membuka laptop dan melihat perkembangan projeknya, lalu memasukkan laptop ke tasnya dan bersiap siap pergi ke sekolah. Projek apa yang Alve bicarakan tadi? Itu adalah projek sekolah. Sekolah Alve memang sangat complicated. Alve masih junior dan dia sudah harus mengerjakan projek besar seperti konser musik sekolah yang akan terlaksana 2 bulan lagi. Alve enggak sendirian! ada teman teman nya yang bersama sama berjuang ( bersama sama tersiksa) dengan dirinya.
Konser Musik kedengaran sangat menyenangkan , tapi persiapannya? Aduh dewa , sangat lah rumit.
- - - - -

Alve hampir terlambat , yang jelas alasan dia untuk hampir terlambat bukanlah karena telat bangun. Jelas jelas dia bangun lebih awal dari hampir semua murid di sekolah ini . Tau kan kalau jalan itu banyak dipenuhi kendaraan, Apalagi sekolah Alve terletak di pusat kota . Waduh, mobil jalannya pelan-pelan semua .
Alve mengangkat tasnya yang keberatan sambil berlari pelan-pelan, sungguh ia beruntung karena kelasnya hanya terletak di lantai 2.
Tangannya penuh mengambil projek bahasa Inggris yang harus dikumpulkan hari itu sedangkan tangannya yang satu lagi memegang botol minum.

"Alvein my darling ! "

Alvein perlahan lahan berhenti dan melihat ke arah seorang cowok yang lebih tinggi kira kira 12 cm dari dia.

"Oil, whatja doing here... , masuk ke kelas lah oil..... , aku juga uda mau masuk ke kelas. First class itu pelajaran Mr. Gerald..... Remember?" Alvein membalas oil sambil ngos-ngosan.

"I was waiting for ya vein " si OIL itu dengan tenang menjawab alve dan membantu alve mengambil barang-barangnya. Mata Hazel cowok itu tampak sekali saat terkena cahaya matahari. Oil, what a weird name.

Mereka berdua kemudian pergi ke kelas. Alve gak berlari lagi, karena kalau ia telat, ia sudah memiliki teman telat. Mr Gerald untungnya belum datang, sehingga Alve masih bisa mengambil napas panjang agar bisa stabil. Kelas dimulai 2 menit lagi, dan Alve seperti biasa duduk di baris kedua . Alve tidak duduk bersama Oil, itu adalah permintaan Alve sendiri karena dia ingin bertindak profesional. Hubungan pribadi dan Kelas harus dipisahkan.

Hubungan Pribadi?
Oh ya, Belum di jelaskan sih heheh. Alve dan Oil pacaran.

ALVEINWhere stories live. Discover now