Not this time , please
Not this time.Alve berusaha mengingat mimpi itu . Bayangan memori nya masih cukup jelas . Dia ingat itu adalah sebuah mimpi buruk , tapi parahnya , Alve tidak tahu hal apa yang membuat mimpi itu menjadi mimpi buruk.
"Ada sesuatu yang akan terjadi dengan kacang, oh bukan! Itu adalah kaca .. Ya jelas itu kaca !" Alve menutup matanya dan mencoba memanggil kembali mimpinya .
Mimpi mudah dilupakan , tapi bagi Alve tidak, dan ia tidak mau melupakan mimpi mimpinya itu . Terkadang dia bahkan menuliskan mimpi mimpinya dalam catatan kecil , semenjak kejadian itu. Kejadian mengerikan 10 tahun yang lalu.
"Oh aku harus menyingkir..... Mungkin sekarang "
Alve kemudian menyadari bahwa dia sedang duduk disamping kaca .Melupakan pikirannya , ia kemudian kembali ke dunia nyata ."Apa yang harus kulakukan....."
Ucapnya lirih didalam pikirannyaDia tau banyak orang tua dan anak anak di kafe tersebut, dan ia takut apabila mimpinya itu mengarah pada orang lain. Bisa jadi salah satu orang di kafe itu akan menjadi korban , tapi celakanya ia tak dapat mengingat apa yang akan terjadi dengan kaca itu dan siapa korban nya.
Emangnya seberapa besar sih Kaca bisa melukai orang?Yah mungkin hanya membuat kulitmu robek , berdarah, tapi yang jelas kan bisa di jahit . Kaca gak akan buat lo mati gitu aja kan. Lagian stok kaca di kafe ini mah gak banyak banget untuk bisa buat seseorang mati.
Kecuali....
"AAAAAAAA"
"Itu suara teriakan. Itu suara teriakan... Ada apa , apa yang terjadi...."
Alve ketakutan. Sungguh ketakutan . Ia tadi telah pindah dipojok kafe dan sekarang ia memegangi telinganya , dan tampaknya ia berkeringat dingin. Semua orang didalam kafe melihat keluar kafe melalui jendela untuk mengetahui apa yang terjadi, kecuali petugas tua yang menumpahkan kacang tadi . Ia masih membersihkan kacang itu.Wait what? Jendela ? Kaca!
Semua orang bisa saja jadi korban dari Mimpi Buruk itu .Suara Jeritan di luar kafe masih bersahut-sahutan. Sekilas terdengar bunyi tembakan, tapi dari dalam kafe , suara tembakan itu tidak terlalu terdengar.
Alve perlahan lahan melihat situasi disana , dan ia menyadari jendela itu juga. Pikiran pertama Alve adalah untuk membantu kakek tua untuk berdiri karena kelihatannya saja kakek itu sangat sulit untuk bergerak."Si.. si..ni kek , ayok saya bantu kek..." Alve membungkuk untuk membantu kakek itu. Kakek petugas tak berkata apa apa , tapi Alve cukup sadar bahwa kakek itu kelelahan dan tetap membantu kakek itu .
Saat Alve naik dengan memapah kakek tersebut, Alve melihat keluar jendela melalui sela sela yang masih belum dipenuhi 'penonton dadakan' bahwa ada sekelompok orang menggunakan topeng yang bergerak dari kejauhan .Entah penonton dadakan itu sadar atau tidak, tapi Alve tau mereka berada dalam ancaman bahaya. Alve memutar otak, tentunya .
Dengan cepat ia memapah kakek ke tempat duduk , lalu bergerak ke dapur.Dia terlalu cerdas untuk tidak menjerit jerit di depan kerumunan orang untuk menyingkir dari jendela. Ia tahu suara dia akan dikalahkan oleh kegaduhan di luar kafe. Tapi ia masih berpikir... Apa yang sebenarnya terjadi.
Tentu saja semua orang mungkin kurang waspada terhadap situasi , karena mereka tidak mendapatkan mimpi seperti alve. Alve, apa rencanamu?Di dapur , masih banyak staff yang bekerja dan sepertinya , mereka tidak tahu apa yang terjadi diluar sana . Tidak mungkin Alve menyelonong masuk untuk melaksanakan rencananya. Jadi, dia pun sedikit kedodoran dan mengubah plot rencana itu. Dia baru beberapa kali melakukan tindakan gila , dan mugkin ini yang paling gila.
"SEMUANYAA .. TOLONG .. TOLONG.."
Alve mengucapkannya dengan sedikit kaku , mungkin ia harus melatih ketakutannya ,tapi hal itu kemudian berhasil menarik perhatian staff disana , dan dengan mudah mereka dapat melihat dari raut wajah alve yang pucat bahwa ia memang butuh pertolongan."Kenapa ya , mbak? " seseorang bertanya kepada nya...
"Itu ... Itu...Di luar ada Teroris."
•••••••••••••••••••••••Kalau kamu jadi staff di kafe itu, kamu pasti menganggap bahwa Alve sangat gila. Gangguan jiwa kali ya.
Tapi Alve akhirnya dapat meyakinkan mereka bahwa banyak orang dalam bahaya. Meskipun sebutan 'Teroris' itu memang agak mengada-ngada. Tapi hanya itulah yang ada dipikiran Alve saat itu. Jadi dia mungkin bisa bermain drama sedikit . Betul, hanya sedikit.Jadi, yang pasti mereka memiliki cukup waktu untuk memukul mukul panci untuk mencari perhartian pengunjung dan mengambil alih speaker di kafe itu . "Perhatian Pengunjung kafe kami, kami persilahkan untuk masuk ke dalam ruangan evakuasi yang kami sediakan, dikarenakan ancaman teroris yang sudah ada didepan mata. " Perkataan itu diucapkan berulang-ulang. Awalnya tidak ada pengunjung yang menghiraukan mereka. Kemudian terdengar suara tembakan , DUARR, pengunjung kafe langsung kalang kabut. Terbirit birit lari ke Ruang evakuasi.
Staff kafe itu lumayan banyak , karena kafe itu adalah kafe yang besar, yang pasti juga memiliki pengunjung yang banyak. Alve dan yang lainnya sukses memberi himbauan, dan pengunjung yang ketakutan langsung berbondong bondong masuk ke Ruang evakuasi.Alve sendiri membantu evakuasi dengan menghampiri mereka yang masih di dekat jendela dan membujuk mereka untuk masuk ke ruang evakuasi. Parahnya, pengunjung itu mungkin terdiri dari anak anak kecil yang suka dengan kegaduhan , sehingga sulit memaksa mereka masuk ke ruang evakuasi.
"Oh aku ingat apa yang akan terjadi..."
Alve mengucapkannya benar benar pelan "Akan ada ledakan besar... Mungkin... sekarang"Dan benar saja.
Ada ledakan besar yang memecahkan jendela kafe tersebut . Mungkin benar kaca tidak mematikan. Tapi ledakan granat dapat membunuhmu sedetik saja.
Korban berjatuhan , dan Alve merasakan dirinya melayang .
"Mungkin aku sudah mati" pikirnyaIa membuka matanya perlahan lahan untuk menyaksikan dunia untuk terakhir kalinya .
Hal terakhir yang diingatnya adalah seseorang pria bertopeng mengangkat dia dan mereka berjalan ke kabut .. Lalu, ia tidak sadarkan diri lagi.•••••••••••••••••••
Lokasi itu sudah dipenuhi garis polisi. Ambulan sudah ada dimana mana .
Detektif ternama sudah datang untuk menyelidiki kematian masal dan dalang dari penculikan masal .
Penculikan , ya.Beberapa pengunjung telah hilang.
Termasuk Alvein Camri.
YOU ARE READING
ALVEIN
Macera"The death talks to us..... Sometimes" Apa itu mimpi? Bagi kita manusia fana, mimpi adalah bunga tidur . Terkadang ia memberikan kita pesan dari yang diatas (belum ada teorinya sih, tapi marilah kita bilang dari yang diatas), atau memberikan kita pe...