Aldo
"Nanti juga kamu akan tau."
Dena cemberut mendengar jawaban dari Aldo, sementara Aldo terkekeh geli.
Dena dan Aldo terus naik. Tapi tidak ada tanda-tanda kalau tangga-tangga ini akan berakhir membuat Dena mendengus sebal.
"Sebenarnya seberapa jauh lagi kita sampai di atas?" Tanya Dena kesal.
"Sebentar lagi." Jawab Aldo menyemangati.
"Dari tadi bilangnya begitu. Sebentar lagi... sebentar lagi..." Gerutu Dena sebal.
Aldo terkekeh geli. Dena sangat manis kalau sedang menggerutu kesal begitu. "Oke, kita pelan-pelan saja jalannya. Oh iya, biar seru kamu berhenti dulu. Berdiri yang keren." Ucap Aldo semangat.
Aldo turun sekitar lima tangga ke bawah dan mengambil kamera digital dari tas yang sedari tadi di bawa Aldo. Lalu Aldo mengarahkan lensa kamera ke arah Dena.
"Eh? Mau apa?" Tanya Dena bingung.
"Foto." Jawab Aldo cepat. "Ayo berpose yang keren."
Dena mengikuti apa yang diperintahkan Aldo.
Ckrek. Ckrek. Ckrek... Aldo melihat hasil foto yang terambil. Manis. Dia tersenyum puas.
Aldo mengambil foto Dena lebih dari satu. Lalu Aldo berlari sepuluh langkah naik tangga dari yang dia pijak.
"Oke sekarang kamu jalan ke atas, pelan-pelan saja."
Dena melangkah ke atas, bersamaan dengan itu Aldo naik ke atas dengan berjalan mundur. Ya, dia sudah terbiasa memotret orang, jadi dia sudah biasa seperti tu.
Ckrek. Ckrek. Ckrek... Aldo melihat hasil foto yang terambil. Dia mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Memotret Dena memang favoritnya.
"Sini, ayo kita foto berdua." Ucap Aldo antusias seperti anak kecil, membuat Dena tersenyum kecil melihat tingkahnya.
Aldo sedikit tertegun melihat itu. lalu dia merangkul Dena dan mengarah ke arah kamera.
Ckrek. Ckrek... Aldo melihat hasil foto yang terambil. Kaku. Dia mengerutkan keningnya.
"Ganti-ganti pose ya, jangan gitu-gitu aja."
Ckrek. Ckrek. Ckrek... Aldo melihat hasil foto yang terambil. Barulah dia tersenyum puas. Foto-foto kali ini sangatlah bagus.
"Yak, bagus."
Aldo mengarahkan lensa kameranya ke arah Dena dan menggantinya dengan mode video. "Ya, ini adalah Dena. Dena sedang naik ke puncak. Tapi dari tadi, dia merengek karena belum sampai di atas. Dan wajahnya begitu lucu kalau sedang merengek." Ucap Aldo bernarasi.
Dena mengepalkan tinjunya ke depan kamera. Kesal dengan ucapan Aldo barusan.
Hahaha. Aldo tertawa keras.
"Lihat, begitu imut kan dia?" Ucap Aldo malah semakin menjadi-jadi.
Dengan Aldo yang terus bercanda lebih tepatnya meledek Dena, tidak terasa mereka sudah sampai di puncak.
"Menyenangkan bukan?" Tanya Aldo lembut.
Dena menganggukkan kepalanya dan dia tersenyum manis di mata Aldo.
Ckrek.. moment itu diabadikan oleh Aldo.
Setelah sampai puncak, Aldo meminta berfoto berdua lagi dengan Dena dengan latar belakang pemandangan yang indah di puncak hutan lindung tersebut.
Ckrek. Ckrek.. Aldo melihat hasil foto tersebut. Perfect. Mungkin saja ini adalah foto terakhirnya berdua dengan Dena. Aldo tersenyum tulus.
Jika hal yang akan aku lakukan ini akan membuatmu bahagia. Aku akan bahagia untukmu meskipun itu akan sulit. Karena aku sangat mencintaimu. Jadi, aku tidak yakin kalau aku akan mencintai orang lain seperti aku mencintaimu. Lirih Aldo dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Person
RomanceSinopsis Kecerobohan kecil yang berakibat sangat fatal, Dena salah mengenali nama orang yang dia sukai. Pada saat Dena menunggu dengan gugup orang yang disukainya, yang datang ke hadapannya malah orang lain. Lalu apa yang akan terjadi? Siapa orang y...