Dena
"Atran masuk rumah sakit, Andri. Dia dilarikan ke UGD. Padahal tadi pagi dia baik-baik saja.." Ucap Ditra lirih.
Andrian memeluk Ditra dan mengusap-usap punggung Ditra lembut. "Tenang, kamu tenang dulu Dit. Semua pasti akan baik-baik saja. Kamu tenang dulu ya sekarang, setelah kamu tenang, kita ke rumah sakit. Oke?" Ucap Andrian menenangkan Ditra.
Ditra mengangguk pelan dipelukan Andrian.
*author mupeng, ya ampuuun so sweet banget dah Ditra di peluk Andrian.* oke lanjut...
"Yang bawa mobil sekarang kak Ken sama kak Aldo kan?" Tanya Jean memecahkan keheningan sesaat itu.
Ken dan Aldo mengangguk.
"Yang tau alamat rumah sakit terdekat dari cafe 'Ocean Blue' siapa?" Tanya Jean lagi.
Dena heran, kenapa Jean tau kalau mereka harus nyari rumah sakit terdekat dari cafe 'Ocean Blue'? perasaan tadi Ditra tidak menyebutkan apa-apa selain keadaan saudara kembarnya –Atran- yang masuk UGD. Apa Dena salah dengar? Sudahlah...
"Aku tau." Jawab Ray cepat.
"Oke, sekarang kak Aldo atau kak Ken yang akan mengantar Ditra dan kak Andrian?"
Keduanya bertukar pandang.
"Aldo, kamu bisa mengantar mereka? Aku tidak bisa meninggalkan Jean sendirian di sini. Aku sudah janji sama orang tuanya dan kembarannya. Jadi, biarkan aku dan Jean yang membereskan di sini." Ucap Ken merasa tak enak.
"Iya, aku saja yang antar." Ucap Aldo santai.
"Baik, kalau begitu. Kak Aldo, kak Ray, kak Andrian dan Ditra, kalian berempat turun duluan dan segera antarkan Ditra ke rumah sakit. Sementara sisanya, membereskan perlengkapan di sini sebelum turun. Oke?"
Semuanya mengangguk. Tunggu, jadi aku tidak pulang bareng dengan Aldo? gumam Dena bingung.
"Kak Dena, tenang saja. Aku akan bertanggung jawab mengantar kak Dena sampai asrama, menggantikan kak Aldo." Ucap Jean menenangkan Dena seolah tau apa yang baru saja dipikirkan Dena.
"Ari, Ken, Jean, titip Dena ya." Ucap Aldo sebelum turun dengan ketiga orang lainnya. "Maaf Dena, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Tapi kamu bisa percaya sama mereka bertiga." Ucap Aldo sambil mengusap lembut kepala Dena.
Dena tertegun sesaat. Tangan Aldo besar dan membuat nyaman saat mengusap kepala Dena lembut. Senyum lembut tercetak di bibir Aldo sebelum dia turun dari puncak dan menghilang dari pandangan Dena.
Setelah sadar dari lamunannya, Dena membantu membereskan tenda dan barang-barang yang mereka – minus Aldo dan Dena. - bawa saat naik ke atas.
Setelah semuanya selesai, mereka pun turun dari puncak ke bawah. Barang-barang berat di bawa Ari dan Ken. Sedangkan Dena dan Jean hanya membawa barang yang ringan. Seperti tas gendong kecil yang berisi HP dan dompet doang. Haha..
"Tenang saja kak Dena, aku aja baru di ajak ke sini. Jadi jalanku lambat, tidak bisa cepat-cepat. Makanya tadi pas ke atas, kami semua terlambat gara-gara aku kelamaan. Hehe.." Ucap Jean nyengir.
"Ehem.. jangan abaikan aku Jean." Ucap Ken datar.
"Ah, kak Ken ini.. Aku tidak mengabaikanmu kok. Aku cuma mengajak ngobrol kak Dena saja." Ucap Jean merajuk. "Maaf ya kak Dena, cowok aku cemburuan banget."
Hahaha.. Ari tertawa keras. "Iya, Ken sangat cemburuan kalau Jean perhatian dengan cowok lain. Termasuk sahabat-sahabat mereka atau bahkan kembaran Jean."
Ken mendengus sebal. "Pokoknya kalau bersama denganku, jangan memperhatikan orang lain apalagi cowok."
"Ya ampun. Orang tuanya juga tidak boleh?" Komentar Ari jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Person
RomanceSinopsis Kecerobohan kecil yang berakibat sangat fatal, Dena salah mengenali nama orang yang dia sukai. Pada saat Dena menunggu dengan gugup orang yang disukainya, yang datang ke hadapannya malah orang lain. Lalu apa yang akan terjadi? Siapa orang y...