Wrong + +

135 11 8
                                    

Baca : Extra atau Epilog terserah. :p

Aldo

Setelah mengantar Ditra ke rumah sakit. Aldo pulang ke asrama bersama Ray dan Andrian. Aldo heran sama Andri, pacarnya ke rumah sakit, dia nya malah pulang. Tapi Andri bilang dia belum bisa ketemu sama sepupunya Ditra. Karena sepertinya sepupunya Ditra yang bernama Saga itu tidak menyukai Andrian.

Saat Aldo berjalan di lorong menuju ke arah kamarnya, dari jendela Aldo melihat sosok Dena berjalan gontai ke arah halaman belakang. Aldo sedikit khawatir, kekhawatirannya bertambah saat Aldo melihat mata Dena berkaca-kaca.

"Ray, Andri. Sepertinya ada yang ketinggalan di mobil. kalian duluan saja ya." Ucap Aldo terburu-buru dan lari meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Aldo berlari ke halaman belakang dan menemukan Dena duduk di bawah pohon belakang sekolah yang rindang.

"Hei, kenapa nangis?" Tanya Aldo lembut sambil mengusap pelan kepala Dena.

Dena diam dan terisak.

"Hei, apa terjadi sesuatu? Kamu boleh menceritakannya padaku kalau mau." Ucap Aldo lembut.

Aldo mengusap kepala Dena dengan sayang. Hal itu membuat isakan Dena semakin kencang. Aldo menghela nafas pelan, lalu Aldo memeluk Dena perlahan dan mengusap-usap punggung Dena lembut dan menenangkan.

Aldo membiarkan Dena menangis dalam pelukannya. Jujur, Aldo bingung harus berbuat apa. Dia hanya diam dan menunggu.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya tangisan Dena berhenti.

Hening. Awkward.

"Ah, terima kasih." Ucap Dena pelan.

Aldo tersenyum tulus. "Sama-sama."

Hening. Lagi..

"Hmm, kamu ngga mau menanyakan lagi aku kenapa?" Tanya Dena akhirnya.

"Kalau kamu tidak mau cerita, tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa." Jawab Aldo santai.

"Aku sudah bilang pada Ari, kalau aku menyukai Ari." Ucap Dena pelan.

"Hah? Apa? Terus?" Aldo beneran kaget.

"Ya, ngga terus-terus. Memangnya parkir?" Ucap Dena mencoba ngelawak.

Aldo menghela nafas. "Aku serius."

"Intinya, aku ditolak. Karena Ari sudah menyukai orang lain." Ucap Dena datar.

"Oh."

"Gitu doang? Kamu ngga mau menghibur aku?" Ucap Dena kesal.

Aldo tertawa. "Kamu mau nya aku melakukan apa?"

"Belikan aku donat green tea, donat alpukat, dan es krim blue berry." Ucap Dena cepat.

"Baiklah. Tapi sebelum itu, berikan aku kesempatan." Ucap Aldo berubah serius.

"Kesempatan apa?" Tanya Dena bingung.

"Kesempatan untuk berada di sisimu dan membahagiakanmu." Jawab Aldo mantap.

Dena terdiam, kaget lebih tepatnya.

Melihat reaksi Dena yang terdiam, Aldo berkata. "Kamu tidak mau memberiku kesempatan itu?"

Dena menggeleng. "Bukan. Tapi kenapa?" Tanya Dena bingung.

"Kamu butuh alasan untuk itu?" Aldo balik bertanya.

Dena mengangguk.

"Karena aku menyukaimu, menyayangimu dan mencintaimu." Ucap Aldo tegas tapi tetap tenang.

"Bo.. bohong!"

"Aku tidak bohong. Aku serius." Ucap Aldo tegas dan meyakinkan.

"Tidak. Kamu pasti mempermainkanku kan? Kamu kasihan padaku kan?" Dena masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Dengan gemas Aldo mengecup bibir Dena lembut.

Dena shock.

"Tidak. Tidak sama sekali. Jauh sebelum kamu salah mengirimkan surat cintamu yang salah alamat itu, aku sudah menyukaimu." Ucap Aldo lembut.

Muka Dena memerah.

"Kalau kamu tetap keras kepala tidak menerima aku dengan cara baik-baik. Kamu ingat kalau aku tidak suka dibantah kan? Dan kamu harus benar-benar bertanggung jawab karena sudah membuat aku jatuh cinta padamu. Sesuai dengan kesepakatan kita, kamu akan jadi pacarku." Ucap Aldo dingin dan serius.

"Apa? Kenapa bisa?" Dena terkejut dan kelabakan mendengar ucapan Aldo.

"Karena kamu tidak bisa mengajak Ari kencan, ingat?" Tanya Aldo berubah jahil.

"Hei, itu curang..." Jawab Dena tidak terima.

"Aku tidak bermain curang. Itu adalah kesepakatan kita." Ucap Aldo tegas.

Dena cemberut. Tapi sebenarnya jauh di lubuk hatinya, dia tidak membenci kemungkinan dia akan menjadi pacar Aldo.

"Apa kamu tipe orang yang tidak menepati janji?"

"Baiklah, baiklah. Jangan desak aku lebih jauh lagi Aldo. Kamu menang, iya aku akan jadi pacarmu."

"Terima kasih Dena." Ucap Aldo sambil mengecup kening Dena lembut dan segera memeluk Dena erat. "Aku janji, aku akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu. Aku menyayangimu Dena. Sangat."

Dena membalas pelukan Aldo. "Terima kasih."

...

...

END

Fiuh, akhirnya selesai juga. Hahaha

Gimana? Suka ngga dengan endingnya? Berharap so sweet tapi entahlah..

Oke, teman-teman. Ada yang tertarik dengan cerita Ari dan Ray tidak?

Kalau ada yang tertarik, rencananya aku mau bikin cerita mereka. Hehe

Pada mau ngga? Comment...

Oh iya, sebelum lupa. Makasih loh yang sudah setia baca cerita aku dari Crazy Mission, By My Side, Bonus Mission *On Going.*, terus ke cerita ini dan nanti cerita Bagas. Haha..

Aku aja ngga nyangka ceritanya akan berkembang jadi kemana-mana. Bahkan cerita Ari dan Ray aja kebayang saat aku bikin cerita ini. Haha

Oke kebanyakan curcolnya, ditunggu Vote, Comment and Sharenya ya...

Arigatou ^_^

The Wrong PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang