AFG 5

76 4 0
                                    

" Bapak mana buk?" tanya Carissa setelah selesai memakai seragam sekolahnya. Matanya menatap heran ketika melihat meja makan yang biasanya diisi ibu dan bapaknya, kini hanya tinggal ibunya yang tengah menata piring-piring dimeja makan.

"Lagi dibelakang baikin kandangnya si Liput yang gentengnya bocor. Takut kehujanan nanti malam, soalnya ini kan lagi musim hujan " sahut ibunya.

" Ohh.. " balas Carissa kemudian menarik kursi disamping kiri ibunya dan mendudukinya.

Liput adalah seekor kelinci jantan milik Carissa yang telah dipeliharanya sejak duduk dibangku terakhir SMP. Kelinci berbulu coklat gelap dengan perpaduan warna putih dibagian bawah tubuhnya itu sangat disayangi oleh Carissa. Jadi maklum saja, jika Carissa sangat memperhatikan kesehatan dan kelayakan tempat tinggal Liput.

" Kok mukanya sayu nak ? " tanya Ibu Carissa ketika melihat wajah putri semata wayangnya ini kelihatan lesu dengan mata sembab yang menghiasinya.

Carissa hanya terseyum, kemudian menggunakan alasan terlalu lama belajar untuk menjawab pertanyaan ibunya.

Keheningan kini menghiasi kegiatan sarapan antara ibu dan anak. Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring kaca menjadi satu-satunya suara yang terdengar.

" Oh iya, nanti Ibu sama Bapak hari ini pulangnya habis magrib. Lembur. Soalnya produksi buku lagi banyak-banyaknya." ujar ibu Carissa memecah keheningan di antara mereka.

Carissa hanya mengangguk " Ya udah, Carisaa pamit dulu. Salam sama Bapak bu " kemudian berjalan keluar setelah melihat anggukan kepala dari ibunya.

Hari ini semangatnya untuk berangkat ke sekolah berkurang sedikit. Mungkin efek dari kejadian kemarin.

Carissa sendiri tak percaya kejadian kemarin mampu memberikan efek seperti saat ini. Padahal dicerita-cerita romance atau teenfiction yang sering ia baca, seseorang seperti dirinya-mencintai tanpa dicintai-, biasanya tahan banting. Tahan banting dalam artian, pantang menyerah jika mendapatkan balasan yang menyakitkan. Seperti dirinya kemarin.

Tapi lihatlah dirinya saat ini ? Baru dikatai kasar sudah mulai galau tak karuan. Menangis dikamar sampai kedua matanya menjadi sembab.

'Sungguh lemahnya dirimu Carissa...' batin Carissa mengejek.

Carissa hanya menghela nafas lesu ketika menyadari hal tersebut. Ia menghentikan langkah kakinya kemudian menglafalkan mantra ajaib yang telah ia ciptakan, jaga-jaga jika rasa lelah menghampiri dirinya.

' Semangat Carissa..!!! Semangat !! Jangan menyerah, oke !! '

Usai menglafalkan mantra tersebut dilanjutkannya lagi langkahnya menuju kesekolah. Dengan senyuman manis seperti biasa yang selalu menggantung disetiap sudut bibirnya.

Selang 20 menit kemudian, ia telah sampai didepan gerbang sekolahnya. Baru saja kakinya hendak melewati gerbang depan, sebuah motor sport berwarna merah metalik menerobos masuk dengan kecepat tinggi. Membuat Carissa terhentak kaget dan menyebabkan keseimbangan tubuhnya goyang.

' Bugh !'

"Awww.. !! " teriak Carissa saat dirasakannya sakit disekitar pinggul sampai betisnya ketika terjatuh didepan gerbang.

Carissa mengelus pinggang belakangnya. Mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakannya.

" KURANG AJAR !! " geram Carissa ketika melihat motor yang menyerempetnya tadi bukannya berhenti untuk menolongnya malah tetap melaju menuju parkiran sekolah.

" WOY!! BALIK LO SINI!!! " teriak Carissa memanggil motor ninja yang menyerempetnya tadi. Tapi sayang, bukannya berhenti tapi motor tersebut malah melaju meninggalkan tebasan debu di bekas jejak lajunya.

After Your GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang