AFG 8

71 2 0
                                    

'Diberitahukan kepada siswa bernama Carissa anandari dan Andreas pratama jack jurusan XII IPA-2 untuk keruangan Kepala Sekolah sekarang juga. Terima kasih'

Carissa dan Andreas seketika berpandangan ketika mendengar nama mereka dipanggil. masalah apa yang telah mereka buat hingga mereka disuruh keruangan kepala sekolah.

Carissa yang pertama kali berdiri dari kursinya kemudian diikuti oleh Andreas. Keduanya berjalan menuju meja guru untuk meminta izin keluar. Setelah menerima anggukan, keduanya berjalan bersama keluar kelas.

"Lo tau gak kenapa kita berdua dipanggil?," tanya Carissa kepada Andreas yang tengah berjalan sambil memasukan kedua tangannya disaku celana.

Andreas hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh. Ia terlalu malas memikirkan alasan mereka berdua dipanggil.

Carissa yang melihat jawaban Andreas mulai misuh-misuh. Ia menggerutu kesal dan menyumpahi Andreas dengan pelan, mengira dengan begitu Andreas tidak mendengarnya. "Kalo orang tanya, ya dijawab! Sok-sok'an banget ngangkat-ngangkat bahu. Dipikir keren?! Kalo bisu baru tau rasa,"

Tapi sayang, Andreas mengucapkan beribu rasa syukur kepada Sang Pencipta karena telah menganugerahinya telinga tajam hingga ia bisa mendengar gerutuan Carissa disampingnya. Ia hanya menatap datar kearah Carissa. Kemudian berjalan lurus lagi dengan fokus menatap kedepan.

Carissa kembali mengutuk yang kali ini ditujukan untuk kantor Kepala Sekolah yang letaknya lumayan jauh dari kelasnya, hingga akhirnya ia harus terkurung bersama dengan Andreas. Makhluk ghaib yang paling ia benci. Sebenarnya ia tidak benci, hanya sedikit kesal sama tingkah laku Andreas.

Lelah dengan mengutuk dan mencaci akhirnya Carissa memilih untuk bernyanyi mengisi kekosongan yang terjadi.

" Para penonton... bapak-bapak ibu-ibu, semuanya... jangan heran kalo rissa sedang goyang... rada panas, deng! Deng! Deng! Agak seksi.. maafkan lah..." Andreas berdiri kaku melihat tingkah Carissa. Matanya melongo menatap penampakan didepannya ini. carissa nampak bernyanyi dengan percaya dirinya sambil sesekali melayangkan tangan kananya seolah-olah sedang berjoget.

'Kesurupan nih cewek..??'

Sedangkan Carissa yang merasa jadi Inul dan sedang konser dadakan tak ambil pusing. Ia terus bernyanyi hingga keduanya sampai diruangan kepala sekolah. Ketika hendak melangkah masuk, Carissa merasakan lengannya ditarik seseorang. Carissa menoleh dan menemukan bahwa ternyata Andreaslah yang melakukannya. Carissa mengangkat alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

"Cuman mau ngasih tau, ngak usah nyanyi lagu itu lagi, ngeri gue liat lo kayak tadi.." Andreas tertawa kecil saat melihat respon dari Carissa. Ia buru-buru berjalan keruang kepala sekolah meninggalkan Carissa yang tengah mencoba memadamkan api yang tengah berkobar melingkar mengelilingi kepalanya.

Senyuman ramah milik Pak Agus--selaku kepala sekolah-- menyambut kedatangan keduanya. "Mari duduk," kata Pak Agus.

Carissa dan Andreas menarik kursi yang ada didepan mereka dan duduk bersama.

"Begini, saya sengaja memanggil kalian kesini untuk membahas tentang olimpiade sains yang selalu rutin diikuti oleh sekolah ini setiap tahunnya. Dan dari kabar yang saya dengar dan telah saya klarifikasi saya ingin menyampaikan kalau kamu, Carissa, dinyatakan lolos dan masuk kedalam tim inti untuk melaju ketingkat nasional nanti. Dan untuk itu saya ucapkan selamat " jelas Pak Agus menatap Carissa bangga."Dan ada satu kabar lagi yang ingin saya sampaikan. Mungkin kedengarannya ini kabar buruk. Salah satu anggota tim inti, Rudiansyah, mengalami kecelakaan semalam dan dalam keadaan koma. Pihak keluarganya juga mengatakan merek tidak bisa menjamin apakah Rudi bisa siuman sebelum lomba dilaksanakan atau tidak. Karena itu mereka memutuskan untuk melarang Rudi terlibat dalam lomba tersebut. Dan karena itu saya memanggil kamu Andreas, sebagai salah satu anggota cadangan untuk mengantikan Rudi dilomba nanti. Gimana? kamu setujukan untuk menggantikan posisi Rudi?"tanya Pak Agus penuh harap kepada Andreas.

"Kenapa harus saya? Yang saya tau, bukannya anggota cadangan ada tiga orang? Kenapa harus saya yang menggantikan posisi Rudi?" tanya Andreas bingung.

"Saya memilih kamu bukan tanpa alasan. Saya sudah melihat hasil penyeleksian kemarin. Dan dibandingkan dengan ketiga anggota cadangan lainnya, nilai kamu lebih unggul. untuk itu kamu saya pilih untuk menggantikan Rudi"

Bukannya memberi jawaban, Andreas malah terdiam memikirkan tawaran yang diberikan kepala sekolah. Sejujurnya Andreas malas untuk hal-hal seperti ini. Menurutnya ini sama saja membuang waktu santainya."Hadiah yang kalian dapatkan juga sangat menguntungkan, loh... Yang pertama uang sebesar 100 juta dan beasiswa kuliah diluar negeri" jelas Pak Agus sembari tersenyum hangat.

Carissa yang mendengarnya hanya bisa bengong bak orang bego, dengan mulut terbuka dan mata melotot.

"SERATUS JUTAA???!!!! DUIT SEMUA TUH PAK??!!" tanya Carissa heboh.

"Gak. Campur daun sirih sama uang monopoli" sahut Andreas. Pak Agus yang mendengarnya tertawa.

"Haha...ya duit semualah Carissa. Gimana sih kamu itu." Carissa mengaruk kepalanya malu. "Gimana Andreas? Kamu tertarik? Lumayan loh beasiswanya. Sekolah diluar negeri," hasut Pak Agus.

"Udah terima aja, jangan kebanyakan mikir! Rejeki mah jangan ditolak. Lumayan loh seratus jeti itu, ndre. Ya nggak, pak?" jawab Carissa sambil menyenggol bahu Andreas pelan, yang ternyata berefek membuat Andreas hampir tersungkur dari kursinya.

"Yaelah, santai dong lo!" teriak Andreas kesal.

"Alahh.. lo-nya aja yang letoy banget. Senggol dikit udah mau jatuh. Itu badan atau jelly limaratusan. Kelewer-kelewer,"

"Lo tuh yang dorongnya pake tenaga dalam! Udah badan kayak kungfu panda"

"Wahhh.. songong nih bocoh! Sembarangan banget kalo ngomong. Badan kayak Kendall Jenner dibilang kayak kungfu panda," balas Carissa sewot.

"Heh, Kendall Jenner gigi lo ompong! Sok cantik banget," remeh Andreas.

"Wahh.. ngajak perang nih orang. Mau kelahi lo bareng gua?! Ayo kita selesaikan secara musyawarah dan mufakat!! Jangan adu jotos soalnya gue gak mau muka gue babak belur," jawab Carissa yang telah berdiri dari kursinya.

Kedua manusia berbeda jenis itu masih beradu congor, tak memperdulikan Pak Agus yang mulai stress melihat tingkah keduanya. Pak Agus membuka laci mejanya, kemudian mengambil toak yang sering digunakan untuk acara pidota dilapangan sekolah. Menyetel ke mode on, kemudian meletakan kedepan mulutnya.

"DIAMMMM!!!" teriak Pak Agus membuat Carissa dan Andreas terlempar jauh bersama dengan kursi mereka--oke ini bohong.

Keduanya seketika diam bak patung. Menatap Pak Agus yang kembali menyimpan toaknya kedalam laci meja.

"Saya memanggil kalian disini bukan untuk perang mulut, congor, atau lambe kalian yang ceriwis itu! Saya disini meminta kalian untuk mewakilkan sekolah dalam lomba olimpiade sains, bukan lomba debat!!" Keduannya saling diam mendengar omelan Pak Agus. Carissa meremas kedua telapak tangannya gugup, sedangkan Andreas menatap Pak Agus datar. "Jadi gimana keputusan kamu Andreas?" tanya Pak Agus sekali lagi kesal.

Andreas mendengus kemudian menganggukan kepalanya. Membuat Pak Agus yang melihatnya menghembuskan nafas pelan. "Yasudah. Kalian kembali kekelas. Untuk informasi mengenai kapan olimpiade tersebut dilaksanakan dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan olimpiade tersebut, kalian bisa tanyakan sama Ibu Juni. Selaku pembimbing kalian. Dan sekarang kalian boleh kembali kekelas kalian"

Keduanya mengangguk patuh, kemudian berdiri bermaksud untuk kembali kekelas saat suara Pak Agus kembali mengintrupsi keduanya," Oh iya, kalo tidak salah kalian juga akan bergabung dengan SMA PERNANDA, karena kebetulan sekolah kita satu yayasan dengan mereka." perkataan Pak Agus seketika menyetak pikiran Carissa pada lelaki yang ia taksir setengah mati.

'SMA PERNANDA? Berarti sekolahnya Vandokan?'

"BENERAN PAK??!!"teriak Carissa heboh. Menimbulkan guratan bingung diwajah Andreas yang mendengarnya. Kenapa nih anak?

"Iya. Kenapa memangnya?"tanya Pak Agus mewakilkan pertanyaan yang ada dikepala Andreas.

Dan bukannya menjawab, Carissa malah berteriak senang sambil lompat-lompat kecil memutarkan badannya. Menimbulkan pertanyaan yang sama dikepala kedua lelaki yang berada didekatnya.

' Ini orang gila ya?'

*****

23 Agustus 2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Your GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang