Aku memandang seragam baruku di cermin. Aku cukup suka dengan seragamku, blazer hitam dengan kemeja putih dan celana coklat muda. Tapi kenapa harus ada blazer? Adikku pasti akan memberi komentar yang tidak kuinginkan ketika aku sudah tiba di meja makan. Seragam ini adalah seragam SMA keduaku. Baru 3 bulan aku bersekolah di SMA negeri terkemuka di Jakarta, dan harus pindah kesekolah swasta di Yogyakarta karena pekerjaan orang tua.
Aku memang sering berpindah-pindah tempat tinggal, itu karena seringnya ayahku dipindah tugaskan dari perusahaannya. Hal itu dimulai saat aku baru berumur 7 tahun, aku benar-benar ingat betapa kencang aku menangis karena harus meninggalkan teman-temanku. Mungkin karena trauma psikis atau sadar aku tidak bisa berteman dengan baik karena selalu berpindah kota, akhirnya aku tidak mempunyai seseorang yang bisa dikatakan teman sampai sekarang. Mungkin hariku memang terlihat sepi, tapi mau bagaimana lagi?
Aku mencoba melihat arlojiku yang melekat di tangan kanan. Jarum jam berada di angka tujuh, sudah saatnya untuk sarapan. Aku pun keluar kamar, menuruni tangga, dan berjalan menuju meka makan. Terlihat seluruh anggota keluarga kecilku disana. Ibu sedang menangambil nasi di rice cooker, Ayah sedang duduk di meja makan sembari membaca koran paginya, dan adikku Hana duduk manis menunggu sarapan paginya.
"Ibu coba lihat ka Andre .. wah .. dia terlihat seperti artis drama korea. Ketika SMA aku juga ingin mengenakan pakaian seperti kakak."
Inilah yang ku khawatirkan. Aku memiliki kulit putih dan rambut hitam sedikit ikal, banyak gadis yang bilang aku tampan dan Hana tampak kagum dengan penampilanku. Adikku memang penggila korea, drama, k-pop, dan fashionnya. Tapi aku tidak suka mereka, Albert Einsten jauh terlihat lebih keren bagiku. Seorang penghayal dan penggagas teori, siapa yang dapat menyangkal teorinya?
Dengan kata-kata yang di keluarkan Hana, aku bisa menarik bahwa dia mengatakan aku cukup tampan mengenakan blazer sekolah. Manusia mana yang tidak suka dipuji, wajahku pun menjadi merona sembari menjangkau kursi dan duduk di atasnya.
"Hana .. coba lihat wajah kakakku memerah sekarang. Anak Ibu memang tampan,"ucap Ibu yang menambah rona di wajahku.
"Tidak salahkan Ayah menyekolahkan kakakkmu di sana."sahut Ayah.
"Ayah.."ucapku dengan nada berat. Aku benar-benar ingin berkata bahwa ayah benar-benar salah menyekolahkanku disana, tapi aku mencoba untuk menahannya.
Seporsi nasi goreng tersaji di hadapanku. Dengan motto keluarga nasi adalah makanan sedangkan roti adalah cemilan. Keluarga yang selalu ingin makan pagi di setiap paginya dan bukan hanya mengemil. Koran pagi yang terus di baca Ayah dari tadi kini sudah di lipat, menandakan bahwa tidak ada aktivitas lain yang boleh di lakukan saat makan. Acara makan pagi pun di mulai.
Sepatu yang melekat di kakiku telah terikat dengan baik, langkah menuuju sekolahpun ku ambil.
Sekolahku sekarang hanya berjarak 5 komplek dari rumah, aku pun memutuskan untuk berjalan kaki. Lagi pula berjalan ditiap paginya tampak bagus untuk orang rumahan sepertiku.
Aku disambut oleh senyum manis bapak penjaga sekolah yang berdiri tegak di depan posnya. Satu persatu mobil-mobil mulai melaluiku. Sekolah ini memang terkenal dengan orang kaya di dalamnya. Fasilitas yang menunjang membutuhkan biaya besar, jadi apabila tidak kaya maka hanya penerima beasiswa yang dapat bersekolah disini.
Sekolah dengan halaman luas, tidak ketinggalan lapangan futsal dan baseball. Arsitektur jepang yang sangat kental kuliat, mungkin karena investor terbesar sekolah ini adalah dari jepang. Setiap tahun, program pertukaran pelajar memberangkatkan pelajar terpilih di sekolah ini ke Jepang untuk belajar selama beberapa bulan. Sekolah yang benar-benar berbeda dari yang kulihat dulu, sekolah dengan 4 lantai dan sangat luas kini berada tepat di depan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Dechiper Duty (3D)
Mistério / SuspenseNamaku Andre Baskoro, semua orang memanggilku Andre, jadi kalian juga dapat melakukannya. Ketika semua orang masuk SMA apa yang paling pertama mereka pikirkan? teman baru? guru baru? mungkin lebih mudah disebut dengan kehidupan baru. Lalu kehidupan...