Charlie Puth - One Call Away
Author POV
Seorang gadis terlihat terburu-buru. Dengan langkah lebar dia masuk ke dalam taksi. Pasalnya dia telah telat menemui seseorang. Apalagi benda pipih kesayangannya itu terus berbunyi. Dengan kesal dia menekan tombol warna hijau.
"Jam berapa sekarang? Baru angkat telefon. Jangan-jangan lo belum siap ya?" Gadis itu berdecak kesal.
"Gue udah siap. Ini lagi otw kesana"
"Bagus! Inget kata-kata gue ya. Jangan gugup, rileks aja"
"Iya bawel. Gimana kabar lo?"
"Baik, buktinya gue masih bisa bernafas. Nggak usah khawatirin gue. Thanks udah mau bantu gue! Gue sayang lo"
"Gue lebih sayang lo"
Jarinya mematikan telefon dari seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Dia tampak gugup. Sesekali dia menarik nafas dan menghembuskan perlahan.
Gadis berparas cantik itu telah sampai tempat tujuannya. Dia mengedarkan pandangannya pada cafe yang padat pengunjung. Matanya mencari-cari seseorang yang akan ditemuinya.
"Prilly!" Merasa namanya dipanggil dia menghampiri lelaki berpakaian serba hitam. Gadis bernama Prilly itu tersenyum manis kepada pria dihadapannya ini.
"Apakah anda Pak Pedro?" Tanya Prilly sopan.
"Iya benar. Ternyata kalian sangat mirip! Makanya saya langsung bisa mengenalimu. Kau lebih cantik daripada difoto" Prilly tersenyum malu.
Tak bisa dipungkiri Prilly memang cantik. Mata hazelnya berbinar indah, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis dan kulitnya yang putih. Bonus pipinya yang tembem membuatnya terlihat menggemaskan.
"Terimakasih pak"
"Saya bukan bapakmu. Panggil aku paman seperti kakakmu. Anggap aku pamanmu, jadi kita tak canggung seperti ini" canda paman Pedro berusaha mencairkan suasana.
"Siap paman Pedro" Ujar Prilly sembari memberi hormat.
"Apa kakakmu sudah memberitahu tentang ini" Prilly mengangguk.
"Tentu paman. Asal paman tahu dia memohon meminta padaku. Setiap hari, jam hingga detik. Karna jenuh, mendengar suara memelasnya yang terdengar menggelikan ditelinga, jadi aku membantunya" jawab Prilly terselip nada canda didalam perkataannya. Paman Pedro tertawa.
"Baiklah, mari kita mulai"
*****
"Apa jadwal selanjutnya?" Tanya seorang lelaki yang bisa dibilang tampan, lebih tepatnya sangat tampan.
Tatapan tajamnya dapat meluluhkan semua kaum hawa, hidungnya yang mancung dan rambutnya yang diberi sedikit jambul menambah ketampanannya. Siapa tak kenal Aliando Syarief? Dia adalah seorang vokalis utama dari anggota band yang cukup terkenal dikalangan remaja.
Alaska. Nama itu sudah tak asing bagi para remaja. Band yang beranggotakan tiga lelaki tampan yang memiliki daya tarik sendiri-sendiri, membuat para fans jatuh hati.
Band Alaska yang beranggotakan Aliando Syarief sebagai vokalis, Al Ghazali sebagai gitaris dan Arbani Yaziz sebagai drummer band Alaska.
Banyak album mereka yang telah diterbitkan. Dari pangung sini ke panggung lainnya, dari acara ini ke acara lainnya. Mereka tak pernah lelah untuk para fansnya.
"Tidak ada, aku telah mengosongkan jadwal hari ini" balas manager dari band Angel, Rafi.
"Apa ada masalah?" Tanya lelaki tampan dengan senyuman manis menghiasi wajahnya, Bani.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Beautiful
RandomTidak menyediakan sinopsis. Cerita yang diambil dari sebuah drama korea, tapi beda versi. Sempat dipublish. Dan akhirnya direpost dengan alur yang berbeda :) HAPPY READING!