Chapter 4 - Problem

2.2K 211 2
                                    

BTS - Spring Day

"Kalian siapa?" Tanya Prilly sekali lagi. Bukannya menjawab kedua pria itu menyeret Prilly serta paman Pedro untuk segera keluar dari cafe tersebut. Gadis itu tampak kebingungan, tetapi dia tetap mengikuti kedua pria dihadapannya ini. Prilly tampak tak asing dengan kedua pria itu. Dia menebak dalam hati siapa kedua pria itu.

"Gue pikir sapa!" Ujar Prilly lega sesudah berada di dalam mobil. Kedua pria tadi telah melepaskan topi, kacamata, dan syal yang menutupi ketampanannya itu. Tebakkan Prilly tak salah jika kedua pria itu adalah Al dan Bani.

Bani terkekeh "Nape lo takut?" Kata Bani dengan nada menyindir. Jahilnya mode on. Prilly memutar bola matanya malas. Dia sedang tak mood untuk berdebat sekarang.

"Kenapa tiba-tiba nyusul gue? Kalian kangen ya?" Tanya Prilly dengan wajah kesal. Dia bahkan belum sempat makan cake dan greenteanya tadi. Seketika wajah Bani berubah serius. Sedari tadi tanpa Prilly sadari wajah Al dan Paman Pedro terlihat tegang.

"Gue mau nanya. Apa ini lo?" Al menyerahkan sebuah foto pada Prilly. Gadis itu tampak terkejut bagaimana bisa fotonya yang sedang di pantai dengan rambut panjang yang berkibaran ada ditangan Al.

"Darimana lo dapet foto ini?"

"Ali, ini hanphone Ali. Setelah dia tau foto ini tadi dia tiba-tiba pergi tanpa sepatah kata pun" Bukannya menjawab Prilly pergi tanpa sepatah kata pun meninggalkan Al dan Bani yang kebingungan.

"Prilly!" Panggil paman Pedro yang tak mendapatkan respon apapun. Gadis itu lari dengan kecepatan tinggi tak menggubris panggilan paman Pedro.

********

Ali POV

Pipinya yang selembut kapas, kulitnya yang putih bersih dan badannya yang mungil, tak seperti ukuran pria pada umumnya, ditambah wajahnya yang bisa dibilang imut. Membuatku semakin curiga kalau Aprillyo bukan seorang Laki-laki melainkan seorang Perempuan.

Dan ternyata dugaanku benar bahwa Cowok tulen itu ialah seorang gadis. Tiba-tiba tadi aku mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal yang mengirimkanku sebuah foto seorang gadis berambut panjang dengan wajah sama seperti Aprillyo. Ralat bukan sama. Tapi itu memang dia.

Aku berusaha tak peduli. Mau dia perempuan atau laki-laki itu bukan urusanku. Tapi karna dia sudah membuat hari-hari tentramku menjadi hari sial. Aku harus membereskannya.

Dengan tergesa aku berjalan menuju kantor Pak Rafi yang ada di lantai delapan. Aku akan mengatakan yang sebenarnya. Dengan begitu dia pasti akan dikeluarkan dari band Alaska. Lalu hidupku akan kembali tentram seperti dulu. Ini sebuah langkah yang benar kan?

Author POV

Tangan Ali mengetuk benda bewarna putih dihadapannya dengan pasti. "Masuk" mendengar jawaban Pak Rafi Ali langsung masuk ke dalam. Dapat terlihat wajahnya terkejut melihat Ali. Segera Ali melepaskan topi dan masker yang menutupi wajahnya.

"Apa yang membuatmu kesini Ali? Mengapa kau tak menggunakan waktu liburmu untuk bersantai? Ingat besok sudah mulai kau bekerja lagi" ujar Pak Rafi sembari tersenyum.

"Ada yang ingin kukatakan pak. Ini tentang anggota baru itu"

"Aprillyo? Ada apa denganya?" Belum sempat Ali menjawab. Tiba-tiba terdengar suara gaduh seseorang yang masuk kedalam ruangan. Dia terlihat kelelahan. Keringat membasahi tubuhnya.

"Pak saya ingin pinjam Alinya sebentar" ujar Prilly dengan nafas yang tersenggal-senggal. Pak Rafi sempat terkejut tapi setelahnya tersenyum.

"Silahkan" Dengan sekuat tenaga Prilly merangkul pundak Ali seolah dia dan Ali ialah sahabat baik. Sedangkan yang dirangkul berusaha diam ditempat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Is BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang