Bab 8

9.9K 511 2
                                    

Apa kamu ingin menjadi nyonya Alger di masa depan, menggantikan saudari kembar mu?!"

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️


Seperti sebelumnya, aku terbangun dari mimpi buruk ku dengan posisi meringkuk dan tangan yang masih bergetar melindungi kepala. Aku merasakan nafas ku menderu dan berusaha bernafas setenang mungkin lalu melihat di sekitarku, aku masih berada didalam kamarku sendiri.

Aku tanpa sadar bernafas lega, setelah aku bangun dari koma, aku selalu bermimpi buruk. Mimpi itu terus berulang-ulang pada kejadian yang sama, mimpi di mana aku merasa rambutku di tarik, kepalaku di injak dengan kuat, tubuh di banting dan di tendang. Mimpi itu seakan nyata, otakku memberi ilusi sakit pada semua badanku.

Dan tentang mimpi ini aku tidak memberi tahu keluargaku, karna aku yakin ini adalah bagian ingatan dari masa laluku. Tidak ada gunanya memberi tahu mereka, karena tidak ada petunjuk dan sosok yang aku lihat di mimpi itu selalu terlupakan ketika aku membuka mata.

Ketika aku merasa baik, aku bangkit dari tidurku dan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, karena tubuhku penuh keringat.

Selama aku mendapat mimpi buruk, ketika bangun dan tidak dapat tidur lagi aku akan berlari di halaman indoor sampai lelah dan mencari tempat untuk melanjutkan tidurku dan itu cara efektif aku tidak mendapatkan mimpi buruk.

Sekarang aku sudah berlari, penjaga yang sudah hapal dalam minggu-minggu ini ketika melihatku mereka hanya akan mengangguk dan meneruskan pekerjaan mereka berpatroli.

Aku merasakan tetesan air di wajahku yang semakin tidak aku perduli kan semakin banyak tapi aku tidak memperdulikannya dan menyelesaikan lari ku yang biasanya dua putaran saja karena lapangan ini benar-benar sangat luas. Ketika aku masih memaksakan lari hujan sudah mengaburkan pengelihatan ku, tiba-tiba aku tersentak ketika melihat seseorang terlihat tinggi yang sedang memegang payung berjalan ke arahku dan aku tidak tahu itu siapa.

Aku terus berlari berniat melewatinya ketika aku merasakan tanganku di cekal dengan kuat. Aku merasakan hujan tidak-tiba berhenti di sekelilingku, aku menyeka wajahku dan melihat wajah Ka Herry dengan ekspresi marahnya.

"Apa sebenarnya yang kamu pikirkan?!" Dia berteriak di tengah hujan yang menguyur payung yang melindungi kami dengan deras. Aku hanya diam, apa yang harus aku jawab, aku hanya menatap ke arah lain berusaha menghindar. Aku merasakan lenganku yang di cekal Ka Herry melonggar lalu berlahan terlepas, aku menatapnya ada kebingungan di sana dan ke putus asaan. "Kembali !!"

Dia menarik tangan kananku, lalu menyerahkan payung yang Ka Herry pegang ke genggamanku lalu dia pergi begitu saja. Aku meremas ganggang payung dengan kuat dan aku merasakan rasa tembaga di mulutku, aku meringis ketika merasa bibirku perih, aku melukainya tanpa sadar, seperti aku melukai keluargaku tanpa aku sadari.

Angin tertiup kencang, aku melonggarkan genggamanku dan membiarkan payung terbang dibawa angin. Nafasku masih tersengal ditambah hempasan hujan, aku mengadah ke langit yang menyala-nyala karena sinar kilat, aku merasakan air hujan yang masuk ke mulutku terasa asin karena bercampur dengan air mataku.

'Tuhan ! Aku ingin masalah ini berakhir dan beri aku jalan keluar selain kematian!'

Aku menutup mataku, meresapi Do'a keputusan yang aku panjatkan.

Abd

Aku merasakan guncangan pada kakiku, mataku mengedip beberapa kali menyesuaikan cahaya lampu. Aku mendengar desahan nafas, ketika aku melihat sumber suara ternyata Ayah yang membangunkan ku.

Aku Bukan Dia (Revisi) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang