-Day 4-

6 2 0
                                    

Hei! Sebelumnya maaf baru update lagi, aku sedang mengalami hal yang membuatku tidak ingin memegang alat komunikasi apapun. Maaf yaaa lama. Sekarang baca lagi yuk! Kita liat apa yang terjadinya selanjutnyaaa.

Happy reading guys;)

~~~~~~~~~~~~~

Author's POV

Hujan badai yang menerjang kota Jakarta hari ini membuat Ana dan Adri tidak bisa kemana mana. Ana yang tadinya sempat kesal karena tidak dapat mewujudkan mimpinya, akhirnya menyerah karena takut akan kondisi nya jika menerjang hujan.

Siang ini, Ana yang sedang menonton drama india marah karena Adri merebut remote nya dan mengganti channel nya ke siaran bola.

"Adri! Sini balikin remotenya! Apaan sih kamu siniin gak" ucap Ana sambil memukul lengan Adri.

"Apaan sih kamu nonton drama india mulu, bosen tau ga. Aku mau nonton bola nih ih kan kamu terus yang ambil alih tv, aku nonton tv juga bisanya kalo kamu udah tidur doang." Jawab Adri.

Ana yang mendengar jawaban Adri pun langsung menghentikkan pukulannya dan terdiam cemberut memeluk guling. Adri yang melihat reaksi istrinya pun langsung mendesah.

"Huftttt oke ana oke, ini remote nya aku balikin nih aku gantiin juga ya. Tuh waaah baalver tuh liat tuh lagi sama montu liat tuuh" ucap Adri yang ingin menghibur Ana.

"Udah kamu sana ah, aku mau nonton."
"Loh aku malah diusir"
"Bodo. Sanaaa!!"

Karena Adri takut Ana semakin marah, Adri pun beranjak ke dapur dan membuatkan teh untuk istrinya.

"Anaaaa nih aku bikinin teh, diminum ya" ucap Adri sambil mencium kening Ana. "Hmmm makasih. Dri, gimana dong mimpi ke 54 aku?harusnya kan sekarang kita udah pergi ke panti asuhan driii aku mau main sama mereka" jawab Ana.

"Besok aja deh naa, ya yaa?soalnya kalo sekarang juga gak mungkin kan, masih ujan gede gini ah. Besok sekalian sama mimpi kamu yang ke 55 juga." Ucap Adri.

"Ah benar yaaa?! Oke!" Ucap Ana sambil memeluk Adri.

"Hmmm na, kamu.... Kamu niat punya anak gak?"

Ana terdiam.

"Anak? ummm a-aku sebenarnya ingin dri, tapi kondisi aku kaya gini kan kamu tau sendiri resikonya gimana, aku t-takut.."

"Ahhhhh jadi gak akan ada Adri junior dong?"

"Apaansih Adri! Geli tau gak dengernya hahahaha. Eh tapi besok kita ke panti asuhan kan? Adopsi 1 anak ya dri?yaaa ya plisss plisss oke oke?"

"Loh buat apa?ga usah na apaan deh"

"Adri! Nurut gak!" Ucap Ana sambil mengeluarkan tinjunya.

"Oke okeeee nyonya." Adri pun mengacak acak rambut Ana.

Malamnya, Adri gelisah. Ia tidak bisa tidur. Ia memikirkan Ana yang ingin mengadopsi anak dari panti asuhan. Adri takut itu akan memperburuk keadaan. Tapi tetap saja, Adri tetap tidak bisa menolak. Itu adalah hal yang membuat Ana bisa bahagia, mana bisa ia tolak?

Adri yang melihat wajah Ana yang sedang terlelap pun tersenyum dan menyentuh kening, pipi, hidung, dan juga bibir Ana. Ia merasa sangat bahagia melihat Ana yang seperti ini.

Namun kembali lagi, apakah ia bisa terus melihat Ana yang seperti ini?atau sebaliknya? Takdir tidak ada yang tau kan?

Haaaaii!huft maaf ya kelamaan ya?maaf juga cuma sedikit. Sejak ada hal yang membuatku malas memegang alat komunikasi, aku juga jadi agak malas nih bikin cerita ini. Ntahlah, tapi aku butuh dukungan semangat dari kalian yang mau ngevote&comment di ceritaku yaa! Butuh banget nih ucapan semangatnya. Tetap vomment ya kawan;)

50 days before i dieWhere stories live. Discover now