Semalam suntuk aku menyelesaikan karya yang ingin kuhadiahkan untuknya. Pagi buta aku pun terbangun dengan rasa gelisah dan mata sembab. Ya, semalam aku menangis memikirkan apa yang sebenernya aku alami akhir-akhir ini.
Dimulai dari pancaran matanya yang menarikku untuk semakin dalam pada iris matanya yang indah itu. Lalu kemudian tingkah lakuku yang semakin aneh. Selalu merindukan untuk bisa menatapnya dan melihatnya dalam kondisi apapun. Tersenyum sendiri layaknya orang gila. Lalu mulai membayangkan perasaanku ini seperti rasa seseorang yang tengah jatuh cinta.
Tapi dibalik semua itu, aku merutuki diriku sendiri yang memang telah jatuh terperosok begitu dalamnya. Ya, aku tak bisa menolaknya lagi. Aku memang telah jatuh cinta...
***
Author POV
Sekolah masih sangatlah sepi. Tak begitu tampak murid-murid yang hadir. Mungkin hanya ia sendiri yang sudah datang pagi-pagi ini. Kakinya melangkah menuju sebuah kelas. Masih kosong, tak ada seorang pun yang hadir disana.
Perlahan pandangangannya mengedar pada hamparan bangku-bangku kosong dalam kelas. Dan disudut kiri paling depan sana, tepat pada tempat duduk seseorang. Persis seperti yang selalu ia perhatikan tiap ia melewati kelas ini. Dia yang selalu duduk disini, tepat disini.
Diletakkannya kotak berwarna biru muda ke dalam kolong meja. Sebuah buku catatan kecil di dalam kolong dengan namanya ini semakin meyakinkannya kalau ini memang tempat seseorang yang ia tuju duduk setiap harinya.
Sebelum banyak siswa yang berdatangan, ia bergegas membalikkan badannya, berniat meninggalkan kelas. Namun, persis di ambang pintu kelas. Beberapa murid telah menatapnya curiga. Salah satu dari mereka menatapnya terkejut seakan tidak percaya.
Tertangkap basah, begitulah yang Kinal rasakan saat ini. Tatapan curiga mereka seolah-olah menguliti Kinal yang tak berkutik dan berdiam diri di tempatnya sendiri.
"Lu ngapain disini, Kinal?" tanya Yona, matanya memandang aneh pada Kinal.
Melihat tatapan itu, Kinal yakin bahwa Yona melihatnya melakukan semuanya. Melihat Kinal yang diam-diam menaruh sebuah kado di kolong meja Veranda.
"Lu naruh apa di kolong meja itu? Itukan mejanya Veranda?"
Yona merengut mendengar celetukan temannya, Lidya yang juga sekelas dengan Veranda. Rasa curiga semakin menggeluti Yona pada Kinal yang bertingkah aneh. Selama ini dia selalu memperhatikan gerak-gerik aneh Kinal.
Kemudian juga ia tak sengaja mendapati kamera Angga yang bukan lain adalah pacarnya itu menyimpan beberapa foto Veranda. Entah siapa pelakunya, namun Yona sepertinya tau bahwa itu adalah Kinal. Tapi untuk apa Kinal melakukan semua ini untuk Veranda yang notabene tidak Kinal kenal?
Tanpa basa-basi, Yona berjalan mendekati meja Veranda dan membuka kotak biru muda yang tersimpan dalam kolong meja.
Wajahnya menjadi kaku saat melihat apa yang ada dalam kotak itu. Album foto yang terhias indah, seolah menjadi hal spesial yang Kinal berikan untuk Veranda.
"Kinal...."
"Lu, suka sama Veranda ya?"
Jantung Kinal berdebar, rasanya ingin melompat dari tempatnya. Gadis itu mematung, hingga beberapa detik kemudian Yona menggeleng kecil.
"Nggak, lu salah paham Yon. Gue nggak seperti yang lu maksud!"
Sudah tertangkap basah, Kinal tak bisa mengelak lagi saat mendengar tawa Yona yang terdengar begitu sarkastik. Tanpa aba-aba, Kinal berlari meninggalkan kelas itu. Perasaannya sedang tidak baik-baik saja. Tawa Yona dan beberapa temannya terngiang berulangkali di kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Strings Attached
FanfictionSuatu perasaan tak pernah diminta untuk datang dan pergi begitu saja pada setiap hati manusia. Tidak pernah ada yang tau bagaimana caranya hati mulai merasakan desiran aneh yang kadang sulit untuk diartikan. Ada yang mempercayai itu sebuah rasa cin...