"Viny tunggu!" Orang yang dipanggil Viny pun berhenti berjalan dan membalikkan badannya
"A-ada apa,Vano?" Dan yang memanggil Viny adalah Vano
Viny gugup karena Vano memanggil dirinya. Viny sendiri heran kenapa Vano memanggil dirinya? Karena ini adalah pertama kalinya mereka berbicara setelah beberapa tahun terakhir ini tidak saling sapa dan bicara
"Lo suka sama gue dari kecil ya?" Pertanyaan tersebut membuat Viny menegang dan secepat mungkin ia bersikap untuk biasa saja meskipun jantungnya tidak bisa diajak berkompromi
Setelah beberapa tahun ga bicara sama gue kenapa sekali bicara malah nanya kaya gitu?duhhh
"Haa?? Haha lo-lo jangan ngaco deh! Emang ada yang bilang ke lo ya kalo gue suka sama lo dari kecil?" Dalam hati Viny sudah mengutuk siapapun yang mengatakan hal ini kepada Vano,ia akan meminta traktir minuman teh 5 botol!
Sebenarnya hal ini hanya Viny dan Tuhan yang tau kecuali Ki-
"Kila" Vano menjawab dengan wajah tanpa dosa
Dan benar dugaan Viny,bahwa Kila lah yang mengatakan hal ini pada Vano.
Awas lo Kila! Gue bakal minta lo traktir minuman teh 5 botol!
"Ohh haha lo tau kan Kila itu gimana orangnya,jadi jangan percaya deh sama dia!" Viny berusaha meyakinkan Vano
"Iya sih gue juga rada ga percaya,tapi kalo emang lo beneran suka sama gue,berarti..." Viny mengernyitkan dahinya karena mendengar perkataan Vano yang menggantung
"Berarti apa?" Viny semakin penasaran,ia berharap jika Vano mengatakan sama dong gue juga suka sama lo dari kecil,dan Viny tau itu sangat mustahil
"Haha ga jadi,gue pulang dulu yap,bye!!" Vano berlari meninggalkan Viny menuju parkiran untuk mengambil sepeda dan pulang
"Huhh dasar gantung banget sih,bikin gue penasaran" Viny sangat kesal pada Vano,tetapi meskipun begitu ia tetap tersenyum sendiri mengingat ia dan Vano kembali berbicara seperti dulu
Viny pun juga melangkahkan kakinya ke parkiran sekolah untuk mengambil sepedanya dan pulang,karena hari sudah semakin sore.
-------------
Hallooo jangan lupa vote dan comment yahh hehe^^
-Arigatou-
KAMU SEDANG MEMBACA
Viny & Vano
Teen FictionViny menyukai teman masa kecilnya sekaligus tetangganya itu. Saat kecil,mereka selalu bermain bersama. Namun,saat menjelang remaja rasa gengsi itu tumbuh,mereka tidak pernah saling berbicara atau sekedar menyapa sekalipun. Viny berharap suatu saat n...
