Kuangkat kaki kanan ku ke udara lalu kujatuhkan lagi ke tanah. Ku angkat lagi kaki kiriku lalu ku jatuhkan lagi ke tanah.
Kuangkat kepalaku ke atas dan melihat rangkaian huruf yang tercetak di sebuah papan. Tak sengaja bibirku mencetak sebuah lengkungan keatas.
"De Cardo Cafe" tulisan itu yang membuatku mengangkat ujung bibirku ku atas.Ku jatuhkan bokong ku di sebuah sofa berbulu. Ku gerakkan tanganku untuk membuka sebuah buku berisi berbagai makanan dan minuman yang di jual di toko makanan ini.
Ku sebutkan sebuah nama makanan Italia dan sebuah minuman berwarna hijau kepada seorang yang mencatat makanan dan minuman yang ku inginkan.
Ku ambil sebuah buku setebal 5 cm dari sebuah tas. Ku buka lembaran yang sudah aku lipat ujungnya. Aku mulai menggabungkan huruf dengan huruf. Menggabungkan kata dengan kata yang membentuk kalimat. Menyambungkan kalimat dengan kalimat agar aku mengerti dengan alur ceritanya.
**********
Author Point Of ViewGadis itu terlihat sangat fokus pada buku yang ia baca. Matanya tak lepas dari rangkaian kata kata yang tertulis di buku tersebut. Tangannya dengan lancar membalikkan halaman per halaman buku tersebut.
Tak jauh dari tempat ia berada terlihat sekelompok manusia yang sedang menghabiskan waktu dengan bercanda dan tertawa. Tapi, tanpa mereka sadari ada seorang dari kelompoknya tersebut sedang mengawasi gadis yang membaca buku tadi dengan pandangan yang sulit diartikan.
*************
Gladyst Point Of View"Alexandra gladyst harap menuju sumber suara". Kata kata itu yang kudengar saat ku sedang asyik membaca novel Kesayanganku. Aku tak peduli dengan panggilan tersebut dan memilih melanjutkan membaca kata per kata yang ditulis di never tersebut.
Aku merasakan ada seseorang yang menepuk bahuku sambil berteriak. Aku memilih tetap melanjutkan bacaan ku. Bukan karena aku tak sopan tapi karena aku sudah tau siapa orang tersebut.
"Hoy, lo udah dipanggil lewat toa gak dengar juga, diteriakkan di sampingnya gak dengar juga. Di tepuk bahunya gk noleh juga. Gue ragu lo masih hidup atau udah mati sih, jangan jangan yag gue liat ini cuman jasadnya doang"Kata kata itu membuatku menoleh dan membalas ucapannya
"Kalo gue udah mati Emang kenapa Trus gue dengar kok apa yang lo bilang tapi gue pura pura gak Denger. Capek gue ngomong sama lo" ucapku sambil memasang senyum yang di paksakan.*tbc*
YOU ARE READING
Princess butterfly
Teen FictionAku ingin menjadi kupu kupu. Kalimat yang terdiri dari 5 kata itu selalu menjadi motivasi hidupku.