Author Point Of View
Jika sebagian orang menghabiskan malam liburan dengan berbagai aktivitas seperti berkumpul dengan teman teman, menghabiskan waktu dengan kekasih, liburan bersama keluarga. Tapi yang dilakukan oleh gadis berambut coklat ini hanyalah mendengarkan sejumlah kata kata pria dihadapannya sambil sesekali tertawa dan memberikan solusi.
*************
Chloe Point Of ViewDisinilah aku, duduk dengan kaki yang dilipat sambil mendengarkan rangkaian kata kata yang diucapkan Abi tentang perempuan perempuan penggoda yang ditemukannya di club tempat ia biasa berkumpul dengan teman temannya. Sesekali bibirku membentuk sebuah lengkungan sambil memperlihatkan deretan gigi gigi ku. Abi adalah anak dari adik ibuku yang paling akrab denganku. Bahkan, tak sedikit orang yang menganggap kami pacaran. Sampai salah seorang pacarnya minta putus hanya karena ia lebih perhatian kepadaku. Bagiku itu hanyalah sebuah alasan bodoh karena jika memang perempuan tersebut cinta maka ia akan menerima apa adanya. Bukan sakit hati karena Abi lebih perhatian kepada ku. Lagi pula, Abi tidak terlalu perhatian kepadaku ia hanya khawatir dan menemaniku saat aku mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Bagiku itu adalah semacam kewajiban seorang kakak kepada adiknya.
"Hoy, lo Denger gak sih apa yang gue bilang" ucap Abi yang membuatku tersadar dari lamunan ku.
"Gak" ucapku sambil nyengir dan mengangkat kedua tanganku kesamping kepala sambil membentuk huruf V.
Tangannya yang tadi berada di atas pahanya kini tengah melayang di udara ke arah kepalaku
"Aduh" ucapku refleks karena tangannya yang mendorong kepalaku kasar.
"Iya, iya Sorry" ucapku pasrah dan mendengarkan kembali sederetan kata kata yang keluar dari bibirnya tentang para penggemarnya di trmpatnya bekerja yang sangan tergila gila kepadanya.
**************Hari ini adalah hari pertama setelah liburan panjang untuk kembali ke kampus tempatku menuntut ilmu demi menyandang gelar sarjana.
Kulangkahkan menuju sebuah gedung dengan tulisan "FAKULTAS KEDOKTERAN" yang berada di bagian atas gedung tersebut. Dokter memang impianku sejak kecil. Butuh perjuangan untuk dapat berdiri di fakultas kedokteran ini. Bukan Karena biaya atau restu orang tua. Keluargaku adalah keluarga mampu, bahkan bisa dibilang sangat mampu jika hanya untuk menyekolahkan ku. Orang tuaku juga mendukung apapun yang ku pilih. Jadi, sudah jelas bukan itu alasannya. Otakku yang biasa saja jika dibandingkan dengan mahasiswa mahasiswa lain di fakultas ini tentu jauh tertinggal. Walaupun banyak yang mengatakan aku berotak cemerlang. Namun, tetap saja jika dibandingkan dengan mereka aku tak ada apa-apanya.
Kuangkat kakiku keudara dan menjatuhkannya lagi ke tanah.aku berjalan menelusuri lorong kampus yang banyak dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi. Sebanyak aku melangkah sebanyak itu pula sapaan yang ku terima. Aku memang cukup dikenal di universitas ini. Kemampuanku dalam berorganisasi serta watakku yang selalu ramah dan tersenyum membuat aku semakin dikenal di universitas ini.
**************
Aku menginjak gas mobil dengan pelan. Mataku tak lepas memandang keatas kaca yang menampilkan puluhan kendaraan sedang berbaris disertai bunyi bising yang menandai mereka tak sabar ingin berpindah dari tempat mobil mobil itu berbaris.
Aku merasakan ada sesuatu yeng bergetar dan mengeluarkan nyanyian dari dalam tasku. Tanganku kemudia membuka tasku dan mendapati sebuah benda berukuran 5inc sedang bergetar dan mengeluarkan sebuah nyanyian. Akupun mengambilnya dan tertera nama Abi disana. Tanganku menggeser sebuah lingkaran berwarna hijau di layar benda tersebut dan kemudia meeletakkannya di telingaku.
"Lagi di jalan"
"Macet"
"Bawel banget sih"
"Iya"
Segera kumatikan sambungan telepon dari Abi dan meletakkan benda berukuran 5inc tersebut di dalam tasku kembali. Ku arahkan mobilku ke sebuah gedung yang besar dan menjulang tinggi. Ku parkiran mobilku dan tangan kananku mengambil sekantong plastik berisi makanan yang akan kuberikan kepada Abi.
YOU ARE READING
Princess butterfly
Teen FictionAku ingin menjadi kupu kupu. Kalimat yang terdiri dari 5 kata itu selalu menjadi motivasi hidupku.