Part 23

4.6K 362 6
                                    

Saat ini Lyana dan Itte sedang melakukan perawatan sekaligus merias diri untuk ke Acara Party Reonian SMA Lyana. Dan Fathier menemani mereka berdua dari pagi tadi untuk berbelanja hingga sampai termenung di Salon.

Ada bagian dari hati Fathier yang terluka saat Itte memberitahu nya bahwa Lyana sudah jadian dengan Ali, hati terluka saat itu. Tapi setelah Ia melihat tawa bahagia Lyana saat ini, Fathier mencoba ikhlaskan.

"Jadi kapan Lo ke Bali?!"

"Masih belum tahu, kehadiran Gw juga gak penting-penting banget kayanya."

"Kok Lo ngomong kek gitu sih, Nad?"

"Benar kan, Te. Ada atau gak ada nya gw disana Papa juga akan tetap melangsungkan acaranya."

"Nada.."

"Bahkan gw hampir mati aja, mereka gak ada yang peduli." Lyana tersenyum miris, dan itu tak lepas dari pandangan Itte.

"Ali ada nelpon Kamu."

"Ali lagi ada di luar negri, terakhir dia hubungin Gw dua hari yang lalu."

"Lo gak coba hubungin dia, siapa tahu aja setelah dia dapet apa yang dia mau, lalu di-."

"Gw gak punya alasan untuk tidak mempercayainya, Te. Lagi pula Gw juga kan harus siapin hati untuk kehilangan dia."

Lyana tersenyum kearah Itte.

"Gw merasa lo seakan-akan pergi,Nad." Lyana hanya tersenyum kecil. " Lo gak benar-benar akan pergi kan?" Lyana terdiam sesaat lalu menggelengkan kepalanya, Tapi Itte merasa jika itu bukan jawaban sebenarnya.

*******

Dengan Dress hitam diatas lutut dengan tali spageti yang cukup terlihat sexy membuat Lyana terlihat sangat cantik malam ini.

Itte pun juga menggunakan dress hitam dengan model berbeda dengan Lyana, begitupun juga Fathier yang menggunakan tuxedo hitam serta dalaman hitam. Mengapa hitam karena, Dresscod nya memang hitam.

"Yang ditunggu datang juga." Tegur Amara teman Lyana.

"Dateng dong, Oh ya kenalin ini Itte dan Fathier, sahabat Aku."

"Itte."

"Amara."

"Fathier."

"Amara. Kirain bawa calon Ly."

Lyana hanya tersenyum kecil menanggapi.

"Nikmati pestanya, Tama juga sudah hadir loh, dia sendirian." Itte yang mendengar ucapan Amara yang terakhir mengerutkan kening nya.

"Oh oke Aku masuk dulu ya."

"Tama siapa lagi, Nad."

"Nanti Gw ceritain."

"Ly?!" Kaki Lyana terhenti di ikuti kedua sahabatnya itu. "Siapa mereka?!"

"Kenalin Ini Itte dan Fathier sahabat Aku."

"Kalau kamu gak punya pasangan kenapa kemaren gak bilang, Ly. Kan aku bisa jemput."

"Ehm.. Aku emang udah janjian sama sahabatku, buat ngajak mereka kesini."

"Baiklah, ikut aku sebentar." Tama menggamit pinggang Lyana dan langsung membawanya menjauh dari sahabatnya.

"Nad," Teriak Itte menghentikan langkah Tama.

"Gw bawa sahabat Kalian dulu ya, nikmati aja pesta nya guys." Lyana terlihat bingung dengan sikap Tama saat ini.

"Ck, makanya Nad jangan terlalu cantik. Kaya Gw ini yang biasa aja, gak ada yang mau." Gerutuan Itte membuat Fathier terkekeh mendengar nya

"Apa Lu, termehek-mehek."

"Gak usah marah kek gitu, Kita nikmatin aja pesta nya." Itte tertegun melihat senyuman manis fathier yang semakin membuat jantung nya berdisko Ria.

"Ayo." Angguk nya tak sabar,

*******

"Tama lepas!"

Lyana menepis tangan Tama sesampainya di balkon gedung.

"Ly! Maaf." Ucapnya menghela nafas.

"Ada apa Tam, mengapa kamu membawaku kesini?"

"Aku masih menunggu jawaban kamu, Ly."

"HA..! Tama, itu sudah sangat lama."

"Ly, Please."

"Aku jadi curiga jika semua pesta ini kamu yang atur, hanya untuk ini?!" Tama terdiam dengan tatapan penuh pada Lyana, "Kamu mengatasnamakan Reonian, hanya untuk ketemu aku? Benarkan?!"

"Aku anggap diam kamu adalah jawaban benar." Lyana menarik nafasnya dalam mencoba mengatur emosinya ke titik terendah,agar tidak meledak.

"Dulu aku pernah bilang padamu, jika aku masih menunggu seseorang. Dan sekarang orang yang aku tunggu itu sudah datang, Tam. Sorry, jika dulu saja aku gak bisa menerima kamu karna Dia, maka jawabannya sama seperti dulu."

"Ly!"

"Jangan memohon untuk sesuatu yang tidak bisa Aku kasih, Jangan pernah membuat Aku menyesal dengan persahabatan kita, Tama. Jangan buat aku takut akan sikapmu yang tak bisa bersahabat denganku, bisakah kita hanya bersahabat saja, tapi jika kamu tak bisa, aku bisa apa?!" Lyana meninggalkan Tama yang terdiam.

"Sampai kapanpun Aku tak akan bisa ngalahin dia dimata kamu, Ly." Tama menumpahkan kekesalannya dengan memukul pembatas balkon sekuat mungkin.

Lyana menghampiri Itte yang lagu berdansa dengan Fathier.

"Itte."

"Lo kenapa Nad?!" Tegur Fathier yang melihat Lyana aneh.

"Kita pulang aja yo," ajak Lyana dan diangguki cepat oleh Fathier dan Itte, dan setelah nya Ia berjalan cepat meninggalkan gedung itu tak menghiraukan panggilan teman nya yang menjadi penjaga tamu dan lain nya.

Kini Ia tengah terluka, karna banyak bagian dari mereka menyalahkan arti kebaikan darinya.

******

"Bisa jelasin kenapa sikap lo aneh setelah bicara sama lelaki itu." Itte yang duduk disamping Fathier yang mengkemudikan mobil mencoba memecahkan keheningan, Lyana sedikit berdehem dan memperbaiki duduknya menatap sahabat nya.

"Gw harus cerita dari mana?!"

"Dari apa yang kalian bicarakan mungkin."

"Dia nembak gw." Fathier terbatuk kecil, membuat Itte menatapnya sejenak sebelum kembali fokus pada Lyana.

"Terus?!"

"Ya Gw tolak, gw mah kalau sahabatan murni sahabatan gak pernah nyimpan rasa lebih dari itu." Fathier teremas perasaan nya mendengar ocehan Lyana,

"Alah, gayamu. Sama Ali juga ngaku nya sahabatan tau-taunya jadi ehem-ehem." Lyana tersenyum malu, menggemaskan.

"Kalau kamu mau tahu, Aku mencintai dia dari kecil, Te. Hanya saja Aku cukup pintar untuk menyembunyikan dibalik nama persahabatan." Akunya jujur pada kedua sahabatnya.

Lyana kembali melihat lampu malam yang cantik, namun setelah Ia melewati lampu itu Ia hanya akan ada dalam kenangan.

******

Yuk ebook nya sudah ready yaa langsung ke wawa aja ya guys 081285669890

Ticka Achmad

KENANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang