Part 32

4.5K 373 4
                                    

Menaiki Jet pribadi milik Om Syarief, Lyana menatap pemandangan indah dari jendela disisi kanan nya, tapi bagi Ali pemandangan indahnya ada dihadapan nya.

Lyana mengetahui jika Ali tengah menatap kearahnya bahkan sedari tadi, tapi Lyana masih pura-pura untuk tidak menghiraukan nya.

"Seharusnya jika Kamu mencintai Aku, kau tidak memilih jalan ini setelah apa yang kita lalui."

"Sungguh ini hari yang bahagia buat keluargaku, Aku tak ingin berdebat denganmu, kita sudah membahasnya kemarin." Lyana tetap tidak ingin menatap Ali yang duduk berhadapan dengan nya.

"Pembahasan Apa? Keputusan Apa?! Kamu memutuskan sendiri dan berlari sendiri, Ly."

"Aku bilang hentikan, Ali."

Lyana merasa mengapa penerbangan nya ini sangat lama, Ia tak ingin terjebak lama-lama bersama Ali. Ia takut hatinya akan goyah dan itu semakin sulit untuk melepas Ali.

"Aku tidak bisa berhenti, Kamu milikku dan sebaliknya Aku milikmu."

"Ck, jika kamu milikku mengapa aku tak bisa bersamamu?! mengapa kita tidak bersama? Pernah kamu berpikir jika setiap keinginan kita belum tentu dapat terpenuhi, ini takdir kita untuk saling mencintai tapi tak bisa bersama. Lupakan Aku,Li. Jangan membuat semua nya menjadi tambah rumit."

"Kamu memintaku untuk melakukan pengorbanan yang besar, Ly. Aku tidak bisa melakukan apa yang tidak Aku kehendaki."

"Jika kamu menolak perjodohan itu, Papa Aku akan dipermalukan,Li."

"Mengapa kamu memikirkan sesuatu yang belum tentu memikirkan mu, Lyana."

"Jaga batasamu, Tuan Aliandra, kau baru saja menghina Papa ku."

"Dimana Papamu itu disaat kamu hampir mati, Ly. Bisa kamu jelaskan padaku?!" Lyana tergagap "Jika dia Papamu, dia akan mengerti apa kebahagiaan putrinya, bukan merenggut kebahagiaan nya dan menyerahkan pada orang lain." Lyana meneteskan air matanya. "Sayang, cintaku ini bukan bola yang bisa dilempar sana sini. Apa salahku sampai kamu memutuskan hubungan kita hanya karna Perjodohan yang tidak Aku inginkan?!" Ali menumpahkan semua isi hatinya dihadapan Lyana. "Jangan korbankan perasaanmu atas nama persahabatan orang tua kita, Ly. Seharusnya orang tua yang memahami kita sebagai Anak, yakinlah padaku sayang, Aku bisa menghentikan semua ini asal kamu tetap di sini bersamaku. Aku hanya mencintaimu, Ly." Lyana kembali membuang tatapan nya dan berdiri cepat karena pesawat yang Ia tumpangi sudah mendarat sempurna.

"Lyana...?!"

Ali menyamai laju langkah Lyana, "Please jangan seperti ini, kamu bisa membuatku mati,Ly"

Lyana menghentikan langkah nya dan menatap Ali nanar, Ia terluka parah dan butuh penopang. Ingin sekali dirinya memeluk tubuh lelakinya itu, tapi hati nya melarang. Lyana berada di ujung jurang dan kehausan sekarang, haruskah Ia meneguk manis nya cinta kembali.

"Saat ini aku sedang kehilangan kepercayaan pada cinta, Karena bagiku saat ini cinta itu seperti bayangan dan akan hilang setelah malam datang. Tapi aku sedang belajar untuk percaya pada waktu, biarkan waktu yang akan menjawab, jika cinta ini milik Aku dan kamu sebanyak apapun rintangannya kita akan tetap bersama. Please jangan memaksaku saat ini." Lyana jengah ditatap sedemikian rupa oleh Ali, hingga Ia menarik nafasnya lalu menghembuskan nya perlahan.

"Ini bukan tentang meragukan sebuah perjuangan, tapi ini tentang mahalnya sebuah kepercayaan."

Ali terdiam mendengar ucapan Lyana, perasaannya seperti ditikam ribuan belati, gadis nya itu sangat marah besar padanya, dan sulit sekali menaklukkan gadis nya dalam keadaan marah seperti ini.

Lyana bergegas melanjutkan langkahnya meninggalkan Ali dalam kebisuan nya.

******

Untuk ebook nya udah tersedia yaaa, bisa hubungi aku di WA ya yang mau baca full nyaa

081285669890


Ticka Achmad

KENANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang