Part 2

51 8 10
                                    


"Hai.. Nama lo siapa ??" tanyaku kepada seorang laki-laki berkacamata itu.

" N..n.. nama gue Vito." jawabnya dengan gugup dan sedikit gemetar.

"Oh.. Makasih udah mau duduk dengan gue." sahutku dengan senyuman manis yang kupancarkan.
Namun senyuman itu sedikit memaksa, karena mood yang buruk.

"Ok.."

Ia memang sedikit culun tapi ia sangat pintar di kelas. :D

***

Detik demi detik telah berlalu..
Menit telah berganti menjadi jam. Tak terasa bel pulang pun sudah mengeluarkan nyanyian yang sangat di sukai oleh para siswa.

"Gue pulang dulu ya ?" tanyaku agar ia memberi jalan untukku.

"Ok.." sahutnya sambil memberi jalan untukku dan senyuman manis yang terpancar di wajahnya.

Kulangkahkan sebuah kaki menuju tempat parkir. Ya, entah mengapa hari ini aku ingin sekali sekolah naik sepeda.

Ku kayuh sepeda berwana biru dan putih pemberian ayahku. Tergores sebuah kisah indah ketika melewati sebuah jalan yang sangat panjang.

Pepohonan menjulang tinggi..
hamparan sawah yang hijau dan hamparan tanah lapang ikut menyertai kisah indahku.

Suasana nyaman..
Tentram..
Damai..
Dan udara yang sejuk menusuk kulit ku.

Ingin rasanya hidupku berjalan seperti itu. Seperti embun di pagi hari ataupun seperti cahaya rembulan yang mampu bersinar meski dalam kegelapan malam.

***

Terlintas bahwa tak ada seorang pun di rumah.

Bosan.
Bosan.
Dan bosan.

Itu yang ku alami setiap kali pulang sekolah dan langsung menuju rumah. Ingin rasanya sepatah kata sapaan untuk ku ketika pulang, ingin rasanya seglintir perhatian dari orang tuaku.
Hanya itu yang ingin ku dapat ketika aku sedang lelah.

Langkah perjalanan ku telah terhenti sesaat dengan sendirinya dan ingin rasasanya ku hirup udara kedamaian.
Ku langkahkan kaki ini menuju hamparan rerumputan hijau nan luas dan ku pejamkan mata untuk menenangkan hati ku sesaat.
Kulampiaskan semua masalah dalam hidupku. Kulampiaskan semua beban hidupku dalam sebuah teriakan. Teriakan yang penuh kesedihan, emosi, gelisah menjadi satu padu.

Aku berjalan menuju sepeda kesayanganku dan kukayuh sepeda itu dengan melewati beberapa jalan setapak.

***

Bunyi bel sepeda ku membuat satpam di rumah yang selalu menjaga rumahku membukakan gerbang rumah untuk ku lewati.

"Hai bi" :) sapa ku kepada bi siti yang sedang sibuk di dapur.

"Oh non Rachel, udah pulang. Mau langsung makan ?" Ujar bi siti dengan penuh perhatian mengalahkan kedua orang tua ku.

"Nggak bi, Rachel langsung ke kamar aja."

"Oh ya udah nanti kalau lapar makanannya sudah bibi siapin di meja makan."

"Ok, Rachel ke kamar dulu ya bi.."

Rachel pun langsung melangkah meninggalkan bi siti tanpa menunggu jawaban dari bi siti. Rachel tau kalau sekarang ibunya itu pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya. Satu demi satu anak tangga telah ia lewati hingga tak terasa ia sudah sampai di depan pintu kamarnya.

Huh..
Melelahkan..
Ia hempaskan tubuhnya di atas kasur yang berantakan itu, karena ia tadi tidak sempat merapikan kamarnya.
Di ambilnya benda persegi panjang kesayangannya. Ya, diambilnya i-phon kesayangannya itu dari saku rok sekolahnya tadi.

Sepi..
Tak ada satu pun pesan masuk atau notif pemberitahuan bahwa ada sebuah chat yang masuk. Kembali di tutup olehnya benda persegi panjang itu dan ia lempar benda itu dengan keras dan sembarang.

Terbayang Vito di benaknya..

Kenapa ia mau duduk dengan gue ?? Padahal tampilan gue sangat berbeda dengan yang dulu.

Apa dia akan menjadi sahabat sejati gue ??

######""'''""""######******#####

Hai hai hai.... :)
Lama ya update nya..
Banyak yang nunggu kah??
Ih PD amat ya authornya..
Sorry kalo gaje..

Yang penting jangan lupa vote dan komen.. Ok
Jangan jadi pembaca gelap dong...

Just A Few MinutesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang