Hari demi hari telah gue lewati bersama Vito. Pagi, siang, dan malan ia selalu ada buat gue. Disaat gue sedih ia mampu membuat senyuman diwajah gue.
Hari-hari indah telah gue lewati dengannya."Hai Vit" ucap gue seraya tersenyum penuh maksud.
"Hm?" ucapnya dengan pandangan yang tetap terfokus kesebuah buku yang cukup tebal.
"Ikut gue yuk!" ajak gue dengan menarik pergelangan tangan vito.
"Kemana?" tanyanya dengan wajah datar yang ia miliki dan menutup buku yang cukup tebal itu.
"Ikut aja!" ujar gue dengan tetap menarik tangannya.
***
"Sampai." ucap gue seraya membuka pintu mobil.
"Salon ?" ujar Vito dengan wajah bertanya-tanya.
"Ayo masuk!"
"Tapi..?"
"Lama, cepet masuk! Kali ini perintah gue tak bisa terbantahkan. Walau apa pun itu alasannya, walau badai menerjang perintah ini tak bisa digugat." ujar gue dengan mendramatis."Alay lu" sahut Vito dengan memutar bola matanya yang cuku lebar itu.
"Tada..!!!"
"Apa itu?" sahutnya dengan wajah yang konyol? Mungkin."Kain. Masak lo gk tau Vit."
"Untuk?", tanyanya lagi. Mungkin dia masih bingung. Atau dia lola?
Gue menatapnya dengan mengerlingkan mata jail. Dan..
Gue pun menutup matanya menggunakan kain itu.
"Silahkan mbak !'' Ujar gue kepada mbak-mbak yang melayani di salon ini.
"Baiklah. Tunggu disana !" Perintahnya.***""""
Hai hai :)
Sorry kalo ada typo.
Ceritanya GJ (gk jelas) ya? Tau kok :(Tinggalkan vote dan komentar ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Few Minutes
RandomHidup tidak selalu terang seperti cahaya sang rembulan di malam hari. Pasti ada sebuah gejolak hingga bisa membuat langkah hari ku menjadi gelap gulita bagaikan lorong di sebuah gua.