THREE

62 1 0
                                    

Alakay menatap gadis yang sedang tertidur disampingnya. Athena adalah bagian dari dirinya, nyaris seluruh hidupnya dia habiskan dengan Athena. Bagi Alakay gadis itu adalah segalanya bahkan melebihi orangtuanya sendiri. Alakay berpikir, kini mereka sudah remaja. Ia dan Athena bukan lagi bocah ingusan yang senang bermain pasir di halaman seperti dulu, ia kini bertransformasi menjadi lelaki tampan dan Athena adalah si gadis cantik yang perlahan mengisi relung hati Alakay.

Ya. Alakay sayang dengan Athena.

Bukan. Bukan sayang yang selama ini Alakay rasakan. Bukan sayang sebagai sahabat atau kakak. Melainkan sayang kepada seorang gadis. Alakay ingin lebih dari sekadar menjadi sahabat, kakak dan semacamnya. Ia ingin Athena menganggapnya lebih dari itu. Tapi, ia sadar Athena tidak memiliki perasaan yang sama, dan Alakay harus menerima itu.

"Lagi kesurupan lo?" Athena bangun dan duduk bersila diatas tempat tidur sambil memandangi Alakay.

"Kagak. Lucu aja ngeliat lo molor." Alakay mengedikkan bahu, berusaha bersikap se-santai mungkin di depan Athena.

"Lah? Macem tidur lo bagus aja nyet." Athena bangkit sambil menoyor kepala Alakay.

"Eh, tengil ini kepala anjir main toyor-toyor aja lo!" Alakay mencak-mencak.

Athena hanya mencibir dan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Alakay yang sudah rapi sejak pagi tadi, memilih untuk ke dapur untuk membuat sarapan.

"Na, si Genta tadi nelfonin lo mulu tuh!" Alakay berteriak dari dapur.

Genta adalah teman SMP mereka. Mereka suka main bareng sampai suatu hari Alakay melarang Athena berhubungan lagi dengan Genta sampai hari ini. Athena sendiri tidak tahu alasannya kenapa sampai hari ini.

"Si anjing kan gitu, kata lo gue gaboleh berhubungan lagi sama dia. Terus ngapain lo ngasih tau? Idiot banget sih!!" Athena berteriak dari kamar mandi.

Alakay tidak menjawab. Ia sendiri juga bingung kenapa ia memberi tahu Athena? Padahal ia sadar itu justru membuat dadanya sesak.

"Woy, what hapenned? Aneh deh lo." Athena menepuk pundak

"Nothing."

Athena mengernyitkan alisnya. Alakay bukan orang yang suka melamun memikirkan masalah, dia adalah cowok yang bawel dan banyak omong.

"Udah deh, makan tuh sarapan." Alakay menyodorka semangkuk havermout pada Athena.

"Tumben bikin havermout, jadi inget bunda."

Hubungan Athena dengan orangtuanya memang memburuk setelah perceraian orangtuanya. Bundanya hanya mengirimi Athena uang setiap bulannya, mereka tidak pernah berkomunikasi, Athena pun tak pernah mencoba menghubungi bundanya. Baginya sudah cukup dengan uang yang bundanya berikan. Ayahnya? Entahlah setelah Athena memutuskan tinggal bersama Alakay dia tidak pernah tau kabar ayahnya.

"Lah? Lagi sakit lo?" Alakay berucap sambil menyentuhkan tangannya ke dahi Athena.

"Serius bego. Lo ga kangen sama nyokap lo?"

Hubungan Alakay dengan orantuanya tak jauh beda dengan Athena, hanya saja Alakay masih berkomunikasi dengan orangtuanya walau frekuensinya memang sangat jarang.

Alakay mengedikkan bahunya, "kemaren dia nelfon, katanya lagi sibuk."

"Oh.."

Mereka pun sarapan sambil membicarakan saat-saat dimana mereka masih bertetangga.

"Gue inget banget tuh, Kai. Lo ngedorong gue ke kubangan air sampe muka gua anjir ga karuan banget jeleknya." Athena dan Alakay ngakak.

Mereka saat itu sedang bermain kejar-kejaran dan Alakay nggak sengaja ngedorong Athena.

"Udah yuk, cabut. Nanti telat." Athena bangkit.

"Alah sok-sokan lu, biasa telat aja juga."

"Gue mau jadi anak baik nih. Sehari ini aja sih, heheh." Athena nyengir.

Alakay memutar bola matanya malas, "suka-suka lo nyet."

________

Mereka sampai disekolah 15 menit sebelum bel berbunyi. Athena berjalan duluan setelah turun dari motor Alakay, yang segera disusul olehnya. Alakay pun langsung merangkul sahabatnya itu sambil berjalan melewati koridor. Sesekali mereka menyapa teman- temanya yang lewat.

"Eh, Cantika! Hari ini lo cantik deh! Gue sampe gumoh gimana gitu." celetuk Alakay.

Mereka tertawa.

"Woy, Andi! Mabok lo? Celana lo bolong masa! Kolornya warna ijo lagi! Hahahah." Athena dan Alakay terbahak bersama.

Mereka pun masuk kelas dan duduk, karena bel jam pelajaran sudah berbunyi.

Pelajaran pertama fisika, ngebosenin banget. Athena dan Alakay yang duduk di barisan pojok paling belakang malah sibuk cari posisi yang enak buat tidur. Kebetulan didepannya duduk Farrel dan Chiko yang badannya emang lebar jadi bisa nutupin mereka berdua.

BRAKK!!

"Kalian ini kerjaannya bikin rusuh aja! Keluar kalian berdua!" Bentak Pak Imam saat melihat Athena dan Alakay tertidur saat pelajarannya.

Mereka berdua yang kaget akhirnya keluar diiringi tatapan tajam pak Imam.

Hal seperti ini sudah biasa untuk Alakay dan Athena. Bagi mereka, mereka sekolah bukan hanya untuk belajar. Dan kalau tidak ada orang-orang seperti mereka, yakin sekolah sama ngeboseninnya kayak kuburan.

Alakay mencolek lengan Athena, "kantin yuk! Bete nih, Na."

Athena mengangguk. Mereka pun berjalan dengan santai menuju kantin sambil mengobrol tanpa memperdulikan delikkan mata dari guru-guru.

"Kai.."

"Hm.."

"Alakay!"

"Apaan sih?"

"Mau nanya dong."

Alakay menaikkan sebelah alisnya. Bingung.

"Nanya tinggal nanya juga. Kenapa sih?"

"Kenapa lo gasuka banget ngeliat gue deket sama Genta?" Athena bertanya sambil mengaduk-aduk jus alpukatnya.

Alakay hanya diam sambil menatap mata Athena.

"Woy! Malah diem."

"Dia tuh brengsek, Na." Alakay menjawab. Rahangnya mengeras. Dia berusaha menahan emosinya.

"Hah? Gua gak ngerti deh, Kai."

Alakay menghela napas, "dia nyandu, Na. Dia berkali-kali nidurin perempuan di hotel. Dan dia ngedeketin lo pasti karena ada maunya, Na."

Athena hanya diam menatap Alakay. Dia tidak percaya bahwa Genta se-brengsek itu. Athena memang tahu kalau Genta perokok akut karena Alakay juga perokok hanya saja tidak separah Genta, tapi pecandu? Main perempuan? Athena benar-benar kaget.

"Gue tahu semua rahasia Genta, Na. Gue tahu. Makanya gue ngelarang lo deket sama dia dan berusaha ngejauhin lo dari jangkauan dia. Gue gak mau lo kenapa-kenapa, Na." Alakay berujar

Athena tersenyum tulus, "gue tau, Kai. Lo bakal ngelindungin gue. Makanya lo harus rajin latihan taekwondo-nya. Jangan bolos-bolos. Oke?"

Alakay ngakak. Alakay tahu bahwa dirinya rela berkorban nyawa untuk gadis di depannya.

Tanpa Alakay tahu, Athena merasa sangat bahagia, mengetahui lelaki di hadapannya itu sangat menyayanginya. Athena sadar bahwa ia mencintai Alakay.

Ya, ia mencintainya.

Athena mencintai Alakay.

________



Konfliknya kecepetan. Gapapalah ya. Oh iya sedikit pemberitahuan aja bahwa ide pokoknya dari kisah nyata gue. Hihih, nanti di akhir cerita gue ceritain.

Salam VA!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang