Aku menuju rumah saat kaki ku sudah membaik yang dibantu cowo itu. Ya aku memang gak tau namanya jadi biar aku bikin panggilang sendiri. Uhmm, aku akan memanggilnya "Annoying Guy" dia memang sungguh menyebalkan.
Saat memasuki rumah dan berjalan melewati ruang makan, aku meangkap sosok dua gadis yang sedang makan dan bersenda gurau. Aku tidak mempedulikan itu, aku langsung melangkahkan kakiku menuju kamarku yang paling atas. Tapi suara itu yang membuat langkahku terhenti.
"Nilla" panggilan itu membuat langkahku terhenti dan langsung menoleh ke arah orang itu.
Sosok laki-laki yang paling aku sayang ada di sini. Dia... Aku sangat merindukannya.
"Kak Dillon" ucapku dengan nada tak percaya. Tiba" air mata ku mengambang di pelupuk mata dan siap untuk terjun.
Aku tak mempercai kalau dia akan kembali. Dia kakak yang paling ngertiin keadaan aku. Dia yang selalu ada dikala aku sedih. Saat dia menghilang waktu itu aku sangat terpuruk.
Aku berlari menuju Dillon serta berhambur memeluknya dan aku menangis sesegukan.
Aku menangis didepan dua gadis yang sepertinya tidak menginginkan aku kembali. Dan aku lemah saat ini.
"Kakak kembali" ucap ku sambil mengeratkan pelukanndan dia mencium pucuk kepalaku lembut. Sosok kakak yang sayang sama adiknya, walaupun ada adik lain yang sedang memperhatikannya.
Tangisanku sudah mulai reda. Mungkin sungguh dramyis banget. Tapi aku kalo sudah berdua sama Dillon, aku tidak memikirkan apapun itu.
"Dih cengeng deh Nilla" goda Dillon sambil menghapus sisa - sisa air mataku.
" gue gak cengeng tapi terharu Dillon!" Ucapku sedikit serak dan terkekeh
Dillon tersenyum dan mengelus kepala adik kesayangannya itu dengan lembut dan menuntunnya untuk makan malam bersama.
"lebay banget" itu bukan candaan tapi menyindir.
Masalahnya apa coba sama dia. Gue udah lama gak ketemu ditambah lagi gue tinggal di Singapur dan dia cewe sombong itu ngatain gue lebay.
Masing untung aku akuin sodara kembar. Grisellda, kamu itu orang sodara kembarku yang selalu dibela sama mama papaku. Dan aku selalu ngalah. Mangkanya, waktu oma mengajak untuk tinggal di Singapur aku seneng banget soalnya aku gak mau nambah sakit hati disini. Lagian Dillon waktu itu udah kabur gak tau kemana. Jadi buat apa bertahan.
Di Singapur aku tinggal bersama Oma dan tanteku yang sudah mempunyai keluarga. Dan anaknya sepantaran sama aku. Jadi disana gak begitu kesepian.
Kinaz, kamu lagi apa disana. Achi, lo ngapain aja selama gue pergi. Aku usahain supaya bisa main lagi ke sana.
Selama di meja makan tidak ada yang memulai percakapan. Andira, adik bungsu dari keluargaku ini yang dulu nya ceria banget sama aku sekarang menjadi dingin.
Kayaknya dia udah terpengaruh sama Grisellda.
Selesai makan aku membantu bibi untuk membersihkan meja makan sam mencuci piring. Selama di Singapura aku sudah biasa membantu Oma dan tante.
Sepertinya Dillon merasakan perubahan pada diriku sejak Grisellda berbicara seperti aku. Supaya tidak diperhatikan lebih dalam, aku memutuskan keatas buat tidur saja.
Jangan sampe gue di Intrograsi lebih lanjut deh males gue jawabnya.
Lelah badan semangat hati dikala aku mengingat "Annoying Boys".
Ingat Arkan, Nilla,,,,
=======LATE======
Vote+Commet yaa sory dikit
YOU ARE READING
LATE
Teen FictionMenjadi orang yang selalu sempurna itu memang sangat sulit -Cainilla Penyesalan memang selalu berada di akhir -Akran