sudah hampir bulan ke-4 pernikahan yeri dan chanyeol, mereka sama-sama sibuk, Yeri sibuk belajar menjadi seorang istri yang baik dan chanyeol sibuk bekerja di perusahaan ayahnya.
Semakin hari semakin jarang mereka memiliki waktu bahkan hanya untuk makan bersama. Yeri mengerti, dia berusaha untuk berpikir jernih bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan lagi.
---
Yeri kini tengah sibuk membersihkan rumah, mulai dari kamar tidur yang ditempatinya dengan Chanyeol sampai dengan halaman belakang yang bahkan jarang sekali dilirik oleh orang lain bahkan dirinya sendiri. Yeri pernah membayangkan betapa asyiknya jika halaman belakang ini penuh dengan mainan, senyum dan tawa anak-anak
Yeri sangat mencintai anak-anak.
---
Disisi lain, kini seorang Park Chanyeol sedang rapat. Ya, sepertinya perusahaan ayahnya memiliki sebuah masalah yang kecil, tapi sangat besar dimata Chanyeol, Yeri dan Chanyeol memiliki sifat yang sama yaitu, pekerja keras. Chanyeol berpikir bahwa dari sebuah kerja keras dapat menimbulkan kepuasan tersendiri dalam benaknya.
Setelah selesai rapat Chanyeol bergegas pulang kerumah, Chanyeol kali ini tidak ingin lagi melihat istrinya tidur di sofa meringkuk kedinginan karna menunggu kepulangannya.
Chanyeol merutuki dirinya sendiri karna selalu saja membuat gadis kecil kesayangannya itu menunggu.
Chanyeol sudah berulang kali mengatakan bahwa Yeri tidak perlu menunggunya lagi. Yeri tetap tidak mau mendengarkannya dan disaat itu juga terjadi perdebatan-perdebatan kecil.
Sungguh Chanyeol sangat bingung sekarang, mengapa takdir seolah ingin membuat mereka menjauh, begitulah pemikiran Chanyeol.
---
Ketika makan malam, Hanya ada dentingan suara Garpu dan Sendok yang bertabrakan dengan piring, tidak ada yang membuka suara suasana sangat canggung sekarang. Yeri bingung apa yang terjadi sekarang, situasi apa ini? apakah secepat ini? beribu-ribu pertanyaan menghujam yeri.
Hening hingga Chanyeol yang pertama kali membuka suara.
"Besok ayo kita berlibur."
"Bukankah kau sibuk?"
"Aku sudah meminta izin kepada ayah tenanglah."
Yeri mengangguk, tanda setuju.
keduanya lalu melanjutkan acara makannya.---
Paginya, Chanyeol dan Yeri memasukkan beberapa koper kedalam bagasi. Sepertinya mereka akan menjalani liburan panjang, atau bulan madu(?) entahlah hanya keduanya yang mengetahui itu.
"Yeol-ah, hanya inikah?" tanya yeri yang hanya dibalas anggukan oleh Chanyeol.
---
Diperjalanan hanya ada keheningan, sungguh mereka berdua menjadi sangat canggung sekarang.
"YeolㅡYer" ujar mereka bersamaan."kau saja duluan." Ujar yeri, Chanyeol menggeleng.
"Kau saja." kini giliran Yeri yang menggeleng. Chanyeol menghela napas pelan lalu menghentikan mobilnya ketepi jalan.
"Kau tau? entah hanya aku yang merasa bahwa kita menjadi err- sangat canggung, aku berusaha ingin memperbaiki ini, aku tidak ingin kita malah berujung berakhir hanya karena kita merasa menjadi jauh atau apalah itu, saranghae Kim Yerim." Chanyeol sedikit merasa lega, tapi juga ada rasa takut yang menghantuinya. Yeri menatap Chanyeol dengan tatapan bingung. Yeri benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Yeri menghela napasnya, menetralisir detak jantungnya yang sedari tadi berdetak tak beraturan.