Stay 10

1.2K 106 1
                                    


"Hiro kenapa margamu menjadi Akashi di kartu mahasiswamu yang baru ini ?" tanya Hina bingung sekaligus kaget, ketika mereka berdua sedang berbincang di taman Universitas Tokyo.



"Oh itu, apakah Tetsuya-san belum menjelaskan padamu ?" tanya Hiro balik mengambil kembali kartu mahasiswanya dari Hina.



Hina hanya menggelengkan kepala cepat dan menatap Hiro tajam, seperti ada penjelasan yang serius, batin Hina.



"Nama asli ayah kandung kita sebenarnya Akashi Seiji, ayah menggunakan nama samaran ketika melamar ibu untuk pernikahan bisnisnya, dan wanita yang sangat di cintai oleh ayah adalah ibu angkat dari Tetsuya-san, Akashi Sumire" jelas Hiro sambil menyeruput minuman dinginnya karena udara yang cukup panas.



Hina terlonjak kaget, "La ... Lalu ?" tanyanya gugup.



"Sebenarnya Tetsuya-san adalah sepupu kita, adik dari Kaito-san Hina, kau mungkin tidak tahu karena sejak bayi kau sudah di bawa ibu ke Sapporo" jawab Hiro.



"Jadi ... , Nama aslinya Asou Tetsuya ?" tanya Hina lagi.



Hiro mengangguk cepat, lalu dengan cepat Hina mengambil sesuatu dari dalam tasnya.



"Apa itu Hina ?" tanya Hiro heran melihat adik kembarnya menepuk - nepuk sebuah bola kristal dan seketika suasana di dalam bola itu berubah.



"Aku ingat sekarang Hiro, ternyata benar yang memberikan bola ini adalah Tetsu-san" ujar Hina menyebut nama sepupunya tersebut dengan nama kecilnya.



Hiro tersenyum senang melihat adiknya itu menghargai pemberian seseorang padanya, meskipun tidak pernah tahu sifat masing - masing, Hiro bisa merasakan bagaimana sikap dan kebiasaan Hina yang mudah untuk di baca. Seharusnya dia tidak boleh merasa iri kepada adik kembar yang paling di sayanginya ini.



"Kau menyukai dia bukan ?" tanya Hiro yang membuat Hina menengok ke arahnya lalu, kembali memalingkan wajahnya melihat bola kristal yang sedang di pegangnya.



"Aku tidak tahu, hanya merasa nyaman saja ketika bersamanya, setidaknya sampai saat ini aku masih ingin tinggal bersamanya" jawab Hina pelan.



"Maksudmu ?" tanya Hiro lagi tidak mengerti jawaban dari Hina.



"Jika aku bertanya apakah aku boleh tinggal bersamanya ? Menurutmu apa yang akan dia katakan Hiro ?" tanya balik Hina melihat bola kristalnya itu dengan tatapan kosong, Hiro hanya menautkan kedua alisnya mendengar pertanyaan Hina barusan.



***



Bulan ini sudah memasuki akhir Musim Panas, dan akan di gantikan oleh Musim Gugur. Terlihat dari luar klub Renang, sudah banyak orang yang berkumpul di sana untuk melihat kompetisi yang di adakan di klub tersebut. Hina kesulitan untuk masuk ke dalam klub karena terhalang oleh kerumunan orang yang menutupi pintu masuk klub tersebut. Setelah berhimpit - himpit ria, akhirnya Hina berhasil masuk ke dalam dan melihat anggota klub Renang yang sudah berpartisipasi dalam kompetisi itu. Teriakan sorakan dari para mahasiswi yang menjerit ketika melihat Tetsuya yang keluar dari kolam renang dengan sehabis pemanasan, membuat pening kepala Hina. Pada saat yang bersamaan, teriakan riuh kembali terdengar ketika adik tiri Hina, Miura Kaze juga keluar dari kolam renang sembari melepaskan kacamata renangnya yang membuat para kaum hawa histeris.



Beberapa bulan setelah Kaze menjadi mahasiswa di Universitas Waseda, dia menjadi sangat populer, karena perawakannya yang domestik sekali namun terlihat manis dengan warna kulitnya yang agak hitam. Ketika melihat Hina sudah berada dalam kawasan kolam renang, Kaze langsung menghampirinya dan memeluknya, namun Hina mundur selangkah yang membuat Kaze tidak jadi memeluknya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang