prolog

203 7 2
                                    

Bel sekolah berbunyi, seluruh anak murid kelas 10, 11 Dan 12 mulai memasuki kelas nya masing masing. Tapi tidak dengan ke tiga sahabat yang paling fenomenal di seantero sekolah. Siapa lagi Kalo bukan Alena, Gisella dan Annisa. Mereka masih berada di belakang sekolah sedang membully anak baru yang menjadi hobby nya itu. Anak baru itu bernama Arin. Dia pindahan Dari sma di Bali Yang sebenarnya sudah 2 bulan pindah ke sma mereka. Yaitu sma Gadjah Madha. Hobby ketiga sahabat itu tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dihentikan oleh orang satu sekolah termasuk kepsek, karena gisella adalah cucu dari ketua yayasan sma itu. Jadi, 3 sahabat ini bisa dibilang yang menguasai SMA Gadjah Madha sesuka hati mereka. Tapi tidak diketahui oleh kakeknya. Karena gisella Dan teman teman nya selau bersikap baik di depan kakeknya dan tidak ada yg berani melapor kepada kakeknya padahal jika salah satu guru melapor, kakeknya pasti akan sangat marah karena beliau paling tidak suka seseorang yang memanfaatkan kedudukannya.

"Arin!! Berani berani nya ya lo naro permen karet di bangku kita bertiga!". Ucap Alena penuh kemarahan
"Bukan aku Len yang naro permen karet di bangku kalian". Jawab Arin membela dirinya sambil berdiri di pojokan dan dikelilingi oleh 3 sekawan itu

"Terus siapa lagi kalo bukan lo?!". Tambah Annisa sambil melototi Arin

"Kemarin aku liat Ben yang naro permen karet itu di bangku kalian waktu kalian bertiga ke kantin". Ucap nya sambil terbata bata menahan tangisnya

"Ngaku aja deh! Ngga usah bawa bawa orang lain apalagi Ben. Muna banget sih jadi orang". Seru Gisella ketus saat pacarnya di bawa bawa

"A...ku ngga bohong". Ucap nya dengan air mata yang sudah berada di pelupuk matanya

"Halah... Kan disekolah ini cuma lo yang kemungkinan besar dendam sama kita". Sahut Alena

"Walaupun sebelum lo
banyak sih. Tapi kan yang sekarang ini cuma lo yang berurusan sama kita." Tambah Annisa sambil memutar bola matanya

"Aku berani sumpah kalo yang naro permen karet di bangku kalian bukan aku."

"Yaelah sumpah apa ngaruh nya sih? Ngga bisa ngebuktiin kalo bukan lo yang naro permen karet itu kan?." Ucap Gisella

"Tau!. Udahlah mending kita kasih pelajaran aja sama ni anak." Tambah Annisa

Alena dan kedua sahabat nya itu pun mengambil air bekas cucian piring yang sudah dibawa Annisa dan
Sebotol minyak goreng yang sudah Gisella bawa dari rumahnya. Tidak ketinggalan, Alena juga membawa 1botol kecap dari rumahnya.

"Karna lo ga mau ngaku, ini pelajaran buat lo yang ngga mungkin dikasih sama guru manapun". Ujar Alena sambil menuangkan perlahan lahan sebotol kecap ke kepala Arin yang berhasil membuat seragamnya menjadi hitam

"Dan Karna lo bawa bawa Ben, ini hukuman nya." Tambah Gisella sambil menuangkan minyak goreng ke tubuh Arin

"Lo juga belaga sok polos". Ujar Annisa sambil menuangkan air bekas cucian piring yang bau itu ke sekujur tubuh Arin lalu mereka bertiga mengguyur seluruh botol yang mereka bawa ke tubuh Arin tanpa ampun. Sementara, Arin terlalu takut untuk melawan mereka sambil menangis terisak dengan tangan yang menutupi wajah nya

The Sisterhood Is Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang