Terlambat.
Satu kata yang bisa menggambarkan pagiku hari ini. Ya, aku terlambat masuk sekolah dan mungkin aku tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas selama jam pelajaran pertama. Sial, ini semua karna ulah Luke yang menahanku hingga pukul dua belas malam di rumahnya hanya untuk menemaninya makan malam bersama keluarganya.
Nama aslinya Lucas Robert Hemmings tapi aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan Luke. Dia adalah seorang bad boy sekaligus trouble maker nomor satu di sekolah. Bahkan dia pernah mengatakan 'tawuran' yang menjadi hobi nya ketika guru menyuruh semua murid memperkenalkan diri.
Meskipun Luke sering tawuran, nakal dan tidak pernah absen di ruang BK, tapi aslinya Luke itu anak yang baik, pengertian, penyayang, dan romantis. Itulah alasan mengapa aku menerimanya saat dia menembakku. Luke bisa sangat lembut ketika berada disampingku dan aku selalu akan berusaha untuk mengubah sifat bad boy nya.
Luke memang selalu mencari masalah dimanapun dia berada. Tak jarang juga pacarku satu itu mencari masalah dengan para guru yang galaknya setengah mampus. Sikap overprotektifnya akan menjadi berkali-kali lipat jika ia melihat aku sedang berbincang dengan pria lain meskipun itu hanya sebatas membahas tugas sekolah. Sudah banyak rekor kenakalan yang Luke lakukan walaupun hanya karna masalah sepele. Botol minuman yang ia buang dan lemparkan dimana saja, parkir sembarangan, menjahili rok perempuan dengan permen karet dan masih banyak lagi yang tidak bisa aku sebutkan. Padahal aku selalu berusaha untuk membuatnya berhenti melakukan kenakalan tapi sepertinya omonganku hanyalah angin berlalu yang tidak pernah ia anggap.
"Tenanglah sayang, ini hanya permainan. Kamu gak perlu khawatir. Lihat kan? Aku baik-baik saja."
Ya. Kata itu selalu ia ucapkan ketika aku mengkhawatirkannya selepas ia berkelahi. Dia memang selalu bisa menenangkan emosiku yang saat itu tengah memuncak. Sejujurnya, aku sangat takut dengan sebuah perkelahian. Tapi nyatanya, aku mendapatkan kekasih seorang petarung yang tak bisa jauh dari kata berkelahi.
Tapi malam itu... Saat Luke memaksaku untuk menemaninya di sebuah Pub di daerah kemang, aku melihatnya kembali berkelahi dengan beberapa orang yang mungkin berumur diatasnya. Dan yang aku takutkan benar-benar terwujud. Luke terluka hingga harus dirawat di rumah sakit beberapa minggu. Ya, dia berkelahi dan mendapat kekalahan dengan luka di sebuah badannya.
Aku yang saat itu dalam posisi kebingungan seketika menelfon ambulance. Aku tidak pernah sekhawatir ini sebelumnya. Saat tiba dirumah sakit, aku terus menemaninya dan menjaganya walaupun aku harus mengorbankan sekolah dan jam tidurku. Aku sangat menyayangi Luke dan aku tidak mau kehilangannya.
Brak!
Suara gebrakan meja di sebelahku membuyarkan lamunanku. Sang penggebrak meja yang tidak lain dan tidak bukan adalah pacarku sendiri, Luke yang tengah emosi ketika ia kalah bermain Get Rich dengan teman sehidup sematinya. Ashton. Luke dan Ashton sudah bersama sejak mereka bayi ditambah dengan satu lagi sahabat Luke, Mike. Mike dan Luke sudah kenal dari mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.
Aku mengeluarkan headsetku dari dalam tas. Untung saja kali ini jam pelajaran pertama sedang kosong karna gurunya yang sedang berhalangan hadir entah karna apa. Aku menautkan headset ke kedua telingaku dan memejamkan mata menikmati lagu yang sedang aku dengarkan. Tiba-tiba sebuah tangan merangkul pundakku dan melepas sebelah headsetku.
Luke.
Dia sekarang sedang duduk disebelahku dalam posisi merangkulku sambil mendengarkan lagu dengan sebelah headset terpasang di telinga kanannya. Hal kecil yang seperti inilah yang bisa membuatku blushing seketika. Luke menatap mataku tepat di maniknya dan tersenyum ke arahku. Sungguh, senyumnya terasa begitu menyejukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LRH-Trouble Maker Boyfriend
FanfictionAku tidak menyukai pertengkaran, tapi kekasihku adalah seseorang yang hobi berkelahi. Aku tidak menyukai bad boy, tapi sangat jelas jika aku menyukainya yang lebih dari kata bad boy. Dia. Lucas Robert Hemmings. Dia seorang bad boy dan dia juga keka...