Dinda hanya diam terpaku, mencoba mencerna ucapan daffa.
" iya aku maafin kamu gpp kok" jawab dinda.
" din.." panggil daffa.
" menikah lah sama gue,, gue janji bakal jadi suami lo yg baik dan sayang ama anak kita.. tapi cinta pasti butuh proses dan gue harap selama proses itu, kita berpura pura lah menjadi suami istri yg bahagia
Aku mau sblm kita nikah aku mau kita nulis sebuah kontrak pernikahan" ucap dinda.
Dinda merasa seperti di permainan,, pertama hatinya berbunga karna daffa mengajaknya menikah tapi seketika hancur di jatuhkan oleh daffa lagi dengan ucapan kontrak pernikahan.Dinda menoleh dan menatap daffa.
" kontrak pernikahan" ucap dinda lagi.
" wow.. kamu anggap aq apa daffa, kamu kira aq cewek gampangan mau nikah kontrak gtu aja" jelas dinda.
Shit daffa tersalah cakap, bagaimana ini.
" ma..maksud aq gtu kok din.." ucap daffa tergagap.
" sudahlah bayi ini tanpa ayah juga bs hidup" ujar dinda.
Rasanya dada dinda sakit, matanya panas dia keluar dari kamar daffa pun mengejarnya.
" dinda tunggu" pekik daffa yg membuat kedua keluarga mereka melihat ke arah mereka." lepasin" ucap dinda saat tangannya di cengkram oleh daffa.
" dengerin dulu kamu jgn salah sangka" ucap daffa.
" aduh..blm jg nikah udh berantem " ucap kaia.
Dinda dan daffa tersadar akan keberadaan mereka." sini duduk kita Udh nentuin tanggal kalian menikah" ucap kevin.
" apa..tapi maaa..." daffa menutup mulut dinda dengan segera..
" tentuin aja sesuka hati kalian mau tanggal brp kita udh siap kok" ucap daffa, dinda membulatkan matanya.
Kemudian daffa menarik lagi tangan dinda masuk kedalam kamar.
" dinda pliss.." pinta daffa.
" ok tp selama menikah lo gak blh sekamar ama gue lo gak blh ikutin dan nyibukin apapun aktivitas gue" jelas dinda.
" tp kan lo ttp seorang istri dan ibu kodrat lo di rumah" ucap daffa.
" gue tipikal cwek gak hobi duduk di rumah nunggu lakik pulang kerja lagian lakik gue aja gak cinta ama gue ngapain coba" jelas dinda emosi..Daffa meremas rambutnya frustasi.
" dan satu lagi gue mau kita pisah rumah dari org tua kita berdua " ucap dinda.
" santai gue ada apartemen hadiah ultah gue ke 17 kemarin" jawab daffa.
" mimpi apa sih gue dapat lakik brondong kek gini" ucap dinda dalam hati.
Setelah dapat keluarga, akhirnya sebuah keputusan sudah di ambil. Pernikahan akan di langsungkan minggu dpn hanya sekedar ijab kabul dan acara selamatan, tapi tidak di lakukan di rumah kedua mempelai melainkan di rumah nenek daffa di kediri.
Tapi ada satu masalah nenek daffa sangat menyayangi daffa akankah nenek daffa dpt mengerti.Hari ini keluarga daffa pergi bersama dinda ke kediri.. dinda sengaja pergi duluan utk berjumpa dengan nenek daffa dan beradaptasi dengan neneknya dulu..nth apa tanggapan nenek daffa tapi keluarga daffa berharap nenek daffa dpt memahaminya, kalau pernikahan ini adalah jalan terbaik.
Perjalanan ke kediri dengan menggunakan mobil, membuat dinda pusing, sepertinya dia mabok darat.
Dinda sudah tidak tahan lagi.
" bo...boleh berhenti sbntr" ucap dinda.
" lah kenapa" tanya daffa lagi.
" aku..mau muntah" ucap dinda. Daffa pun segera menepikan mobilnya. Kaia, mama yg duduk di belakang pun merasa cemas.
Dinda langsung turun dan memuntahkan apapun isi perutnya.
" daffa ini ada air putih kasih minum dulu dan gosok tengkuknya" jelas mama.
Daffa pun mengerti dengan segera dia megsosok tengkuk dinda.
" udahan" tanya daffa.
" udh..akunya lemes bgt" ucap dinda." daffa gue aja yg nyetir lo ama dinda pindah ke belakang aja. Daffa pun mengerti dia pun duduk di belakang bersama dinda.
" daffa pijitin kepala dinda pengaruh ibu hamil mah gtu" ucap mama.
Daffa pun segera memijat kepala dinda.
" di pangku kelas kepala dindanya..lo calon suami yg gak peka bgt sih" ejek kaia.
Daffa pun menarik kepala dinda di pahanya. Dan mulai memijit kepala dinda dengan lembut hingga dinda tertidur di pangkuan daffa..
5 jam perjalanan cukup membuat mereka sangat lelah.. daffa dan dinda yg tertidur pun terbangun saat di rada mobil berhenti..
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE COUPLE
Fanfictionno sinopsis seperti biasa.. hehehe..ikutin aja dulu alur ceritanya