Prolog

862 15 4
                                    

Yuka Khairunnisa, biasa di panggil Yuka. Tapi aku punya nama panggilan lain dari seseorang yaitu bakpao, yapps itu nama panggilan dari orang yang paling aku benci. Namanya Dylon Putra Wiranata, cowok yang tengil dan nyebelin kuadrat.

Yang aku heran darinya, sisi mananya yang spesial dari dirinya. Bila di bandingkan dengan kakaknya Pratama Ardhi Wiranata, dia jauh beda. Kak Ardhi itu udah baik, pinter, maskulin, badannya berbentuk, wajah tampan, pokoknya perfect dahh. Sementara Dylon, tengil, jahil, sok jagoan, banyak gaya, mukanya abstrak lagi pokoknya jauhh dahh kalo dibandingin sama kakaknya yang ganteng bingo.

Ohhh yaa, Kak Ardhi dan Dylon dianggap seperti saudara keluarga. Soalnya, ayah dan ibunya Dylon sahabat ayah dan bundaku. Aku juga punya kakak yang juga sahabat Kak Ardhi. Revansyah Pratama, kakakku ini walaupun gayanya selengean tapi dia calon dokter di Univ Brawidaya. Sedangkan kak Ardhi sekolah bisnis di Univ Bisnus. Sedangkan Yuka sama Dylon memang tidak pernah terpisahkan dari kelas dan sekolah yang sama SMA Alvantara.Mereka kini kelas 3 SMA. Dan kalian harus tahu Dylon ketua OSIS yang banyak dipuja adik kelasnya sedangkan Yuka sekertaris OSIS yang superhits. Dulu keduanya bersaing dalam pemilihan OSIS 

---* Love *---

"Yahh, lagi-lagi gue harus ketemu lu lagi, bosen gue kayak di dunia ini nggk ada cewek selain lu" keluh Dylon saat aku mengambil sepatu di luar.

"Lu pikir gue nggak bosen ketemu muka abstrak lu itu. HAH? Kenapa sihh hidup gue harus terkutuk ketemu lu, bisa nggak sihh garis ini di ubah? Enek banget tiap hari ketemunya muka lu muak baim ya Tuhan" Yuka berdecak dan kembali masuk ke dalam rumah.

*15 menit kemudian*

"Bun, Yuka berangkat yaa" aku berteriak dari bawah karena aku tahu bunda pasti masih bersiap-siap kerja. Sementara ayah masih mengurus pekerjaan di luar negeri.

"Teriak-teriak aja pagi-pagi. Kamu berangkat bareng sama Dylon aja yaa, kak Revan kemarin nginep di rumah temannya sampai sekarang belum balik, daripada naik angkutan umum bisa macet tapi kalo naik motor Dylon bisa mengurangi telat. Bunda udah bilang kok sama Mom Sasha" aku menatap bunda dengan mata membulat.

"Seriusan, Bun??" Bunda hanya menaikan alis dan aku mencium tangan bunda dan pergi.

Aku masih memandangi bunda yang kembali ke kamar. "Aduhh, Ka keluar kasian Dylon udah nungguin dari tadi lho, nantinya Dylon keburu ngambek" bunda tertawa dan menimbulkan keheranan di benakku.

Aku segera keluar dan melihat Dylon menunggu di depan rumah, sambil menggunakan earphone. Dia ternyata menyadari kehadiranku. "Woyy, bakpao cepet naik keburu gue tinggal nihh!!" aku masih terbelalak.

Serius nihh gue bareng dia??

Dengan amat sangat terpaksa demi terhindar keterlambatan sekarang Yuka berada di motor ninja hitam yang dijulukinya 'wakandaw wadidaw'alias wakwaw. Gajelas? Abstruk? Aneh? Mendeskripsikan seperti yang punya.

 "Neng, sesuai aplikasi kan tujuannya?" tanya Dylon memecah keheningan diantara keduanya.

 "Apaan sih lu krunchy banget" 

 "Gurih gurih enyoy donk, Neng" tanya Dylon.

 "Yon berisik deh lu, fokus bawa motor lu aja gausah ganggu gue bisa kan? Atau gue pecat lu jadi tetangga gue" Dylon tertawa mendengar ucapan Yuka.

 "Lucu deh, punya humor juga si bakpao" Yuka menabok helm yang digunakan Dylon.

Tiba-tiba motor oleng untung Dylon cekatan dalam menstabilkannya. "Untung ga jatoh hehehe, kasian nanti pipi bakpaonya jadi terjepit sama aspal" Yuka geram dengan Dylon.

 "Yon, berhenti deh lu kayak radio pagi koar mulu"

Akhirnya suasana kembali hening. Yuka berdeham kembali "Yon maaf tadi hampir mau jatuh dan makasih tadi ga jadi jatoh"

 "Yailah itu doank easy beasy stroberry, jangan minta maaf kalau ga salah" 

Setelah 15 menit, akhirnya mereka sampai dan langsung berjalan ke kelas tidak beriringan karena Yuka lari terlebih dahulu.


---* Love *---

Love Me guys!! 

Benci Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang