Dia menarik Hinata agar mendekat lagi, sebelum bertanya.
"Hinata, apa kau mempercayaiku...?"
Si rambut biru mendongak untuk menatap wajah pria yang paling disayanginya, lalu tersenyum manis.
"Selalu." jawab gadis bermata biru abu-abu tanpa satu pun indikasi keraguan.
"Kalau begitu, aku akan melakukannya pelan-pelan, oke?"
Masih tetap dengan kelembutan tak terperi, Naruto mengangkat dua tangan Hinata ke wajahnya, lalu mengecupnya perlahan. Menjalankan bibirnya pelan-pelan di kedua telapak tangan itu, perlakuan Naruto mengirimkan gigil ke seluruh tubuh sang gadis.
"Mmm... nnh..."
Tak ada inci telapak itu yang tidak dilalui oleh mulut Naruto, setiap jari dia kulum dan isap layaknya anak kecil mengemut lolipop. Sudut-sudut antara jari tangan itu dia telusuri dengan lidah, memastikan kalau setiap bagian tangan itu telah dipuaskan tuntas. Selesai dengan bagian tangan, Naruto lanjut ke episode berikutnya. Yaitu menggunakan bibir untuk menyusuri lengan gadis itu sekaligus menghirup aroma memabukkan yang bisa tercium di sana, terus dan terus hingga sampai di bahunya. Itu dia lakukan sambil membimbing lengan gadis itu agar kembali dikalungkan di lehernya.
Setelah memberi satu kecupan di puncak pundak, Naruto menjalankan mulutnya sampai ke pangkal leher Hinata, dan mendaki sepanjang sisi leher itu, mendapatkan sebuah erangan dari mulut sang gadis. Kecupan itu berlanjut naik dan berhenti di belakang telinga, dilanjutkan dengan mengulum cuping telinga itu dan menggilingnya pelan dengan gigi. Pemuda itu mengembalikan posisi tangannya ke pinggang sang gadis, tapi kali ini mereka tak hanya diam dan berperan sebagai penopang. Selagi yang kanan menggelosoh turun ke arah bokong Hinata dan meremasnya pelan, tangan kiri Naruto naikkan sepanjang garis punggung dengan jari telunjuk memberi tekanan tersendiri pada tulang belakang tubuh itu.
"Naruto-kun... anh..." desahan Hinata terdengar begitu erotis dan menggoda ketika tangan kanan sang pemuda kembali memijit pantatnya yang padat, tapi Naruto berhasil mengendalikan hormon yang hampir saja mengamuk karena lepas kontrol. Dia tak ingin membuat gadis itu tak nyaman, tidak sekarang setelah dia benar-benar tahu apa yang harus dilakukan untuk memuaskan Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku MILIKMU!
ФанфикPeringatan ini cerita dewasa. Ga ada deskripsi. Kalo mau tau deskripsinya read aja oke!