Chapter 1

5.4K 255 4
                                    

Author POV
*PRANKKK !!! suara jatuhnya piring itu membangunkan seorang wanita yang sedang tertidur disofanya.
"Yak !" teriaknya. Pada seseorang yang menurutnya sudah pasti menjadi pelaku pemecah piring tersebut.

"Luhan, apalagi ini? Memecahkan piring lagi ??".

katanya sambil menghampiri seseorang yang sedang duduk di kursi roda yang bernama Luhan.
Muncul rasa takut yang luar biasa didalam diri namja itu. Tubuhnya bergetar, jantungnya berdetak lebih kencang , kepalanya yang menunduk sesekali bergetar bertanda bahwa ia sedang ketakutan. Ketakutan terhadap Eomma-nya sendiri.

"Yak!! Kau jangan seperti orang idiot ! Lihat aku !" kata wanita itu sambil mengangkat dagu Luhan.

"Apa yang kau lakukan hingga memecahkan piring ku lagi, eoh? Kau tahu, piring-piring itu mahal !!" katanya sambil melepas dagu Luhan secara kasar.
"M-mianhae eomma, m-mianhae.." jawab namja yang bernama Luhan itu sambil menunduk. Deruh nafasnya tak beraturan, membuat badannya bergetar hebat.
"Mworago? Mianhae? Hahaha... kau lucu sekali, kau tahu sudah berapa kali kau menyebut kata itu ? Hah? Dan sudah berapa kali kukatakan padamu, jangan pernah mengatakan kata MENJIJIKKAN itu dihadapanku. Arraseo !"
Teriaknya, lagi lagi sambil mengangkat dagu Luhan dan membuat dagu namja itu menjadi terasa sakit.

"Dasar anak cacat tak berguna!!" katanya lagi dan berlalu pergi.

Tinggal lah sekarang Luhan dengan tubuh yang bergetar dengan isakan tangis yang tak mampu dikeluarkannya dirumah itu.
.
.
Luhan POV.
Sakit. Sungguh sakit. Aku tak dapat mengekspresikannya. Mengekspresikan rasa sedihku dan rasa takutku, rasa takutku terhadap eommaku sendiri. Terkadang aku berpikir, mengapa aku tak mati sebelum aku lahir ?
Atau binasa saat aku keluar dari kandungan ?
Mengapa ada pangkuan yang menerimaku saat aku lahir saat itu ?
Biarlah hilang lenyap hari dimana aku lahir
Biarlah kegelapan dan kekelaman yang menyelimuti hari itu
Karena jika kala itu terjadi, aku akan terbaring tenang sekarang, tertidur dan dapat beristirahat.
Aku benci hidupku. Aku ingin menghilang dari bumi ini.
Aku bosan hidup, menghembuskan nafas yang menurutku tak ada gunanya.
Terkadang aku mempersalahkan Tuhan yang menciptakanku.
Ingin rasanya aku melampiaskan keluhanku.
Mengapa Tuhan membuatku menderita begini ?
Tolong beritahu aku, apa salahku?
Apa salahku hingga aku lahir didunia ini dengan penuh penderitaan?
Dan kiranya apa untungnya buatmu ya Tuhan menciptakanku?
Engkau yang menciptakanku dan Kau juga yang menciptakan kesengsaraan untukku.
Banyak sekali. Sungguh banyak sekali keluh kesah dihatiku.
Setiap kali aku memikirkan itu, saat itu pula keinginanku untuk berada didunia yang penuh derita ini lenyap.
Sekarang aku tahu, aku tahu aku bersalah. Bersalah karena aku sama sekali tak berguna. Bersalah karena aku hanya menciptakan kesialan dan kesengsaraan bagi orang orang disekitarku.

Namun dibalik itu semua, ada seseorang yang menjadi alasan aku bertahan hidup sampai saat ini. Seseorang yang dapat membuat semangat hidupku yang semula mati menjadi tumbuh kembali.
Sehun, hyung ku.
Sungguh rasa sayangku tak terkira terhadapnya. Setiap kali melihat senyuman manis itu menghiasi wajahnya, disaat itu juga rasanya seperti terbang bersama kupu-kupu yang indah.
Hmmm, memikirkannya saja dapat menghilangkan sedikit rasa sedihku.

"Lulu!! Oh my Little Deer Prince Luhan!" teriak seseorang sambil memeluk ku dari belakang. Senyumku pun mengembang menyambut kedatangan orang yang menjadi obat penyemangat dalam hidupku. Sehun.
"Jangan memanggilku dengan sebutan itu hyung". Jawabku sambil mem-pout-kan bibirku.
"Hahaha mianhae-mian". Katanya sambil tertawa.

Aku senang sekali dengar tawa itu, aku pun ikut tersenyum mendengarnya. Tetapi aku kembali cemberut saat melihat kebawah lantai lagi.

"Waeyo Lu? Kenapa kau cemberut seperti itu?". Katanya sambil memerhatikanku, dan mengikutiku melihat kebawah lantai.
"Ah... piringnya pecah lagi ? Hhahaha Lulu, kalau kau mau latihan gerakan tanganmu, jangan pakai piring, lebih baik kau latihannya menggunakan bola basket yang kuberikan saja ne Lu" kata Sehun sambil memungut pecahan piring yang berantakan dilantai.

"Akhh.." rintihku kesakitan.
Dengan sigap Sehun-hyung membantuku naik ke kursi roda.
"Aigooo Luhan, buat apa kau turun?" katanya.
"Aku hanya ingin membantu Sehun hyungie" kataku.
"Tak perlu Lu. Biar aku saja yang melakukannya. kamu duduk saja. Arraseo!" katanya.
"Aku tidak apa-apa hyungie".
"Aish jinja, lihatlah kakimu jadi terluka begini. Tidak apa-apa bagaimana" katanya sambil menunjuk kakiku yang terluka akibat terkena pecahan piring.
Aku hanya diam sambil menggigit bibir bawah ku.

"Tunggu sebentar biar ku ambilkan kotak obat" katanya sambil berlari menuju kotak P3K.

"Chakkaman ne Lu, biar aku obatin" katanya sambil mengobati kakiku.

Aku memperhatikannya yang dengan telaten mengobati kakiku yang bahkan tak bisa bergerak ini.
Tak terasa air mataku turun. Aku sedih, sedih karena yang ku bisa hanya membuat orang yang ku sayang itu menderita setiap berada didekatku.

TBC?
Maaf jika banyak typo bertebaran ><
Vote and Coment don't forget ne
Gomawo~

MY SPECIAL DEERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang