12 April 2016
Seorang pemuda sedang berjalan sendiri di sebuah pemakaman, sambil membawa bunga ditangan nya.
Setelah sampai dimakam seseorang, ia meratapi makam berwarna putih dan batu nisan berwarna cream yang bertuliskan"Nama Lengkap : Sehun
Tempat Tanggal Lahir : Seoul, 12 April 1990
Wafat : 21 April 2012""Hyungie tidak terasa ya sudah 4 tahun kita berpisah." katanya tersenyum sambil berjongkok dan mengusap batu nisan tersebut. "Kau tau hyung? Sekarang aku sudah sembuh dan selalu sehat, sekarang aku juga sudah menjadi mahasiswa yang pandai sepertimu." matanya berkaca-kaca saat berbicara hal seperti itu.
"Hyungie aku sangat rindu kepada hyung, walaupun sekarang aku tinggal di rumah Bibi Hyo dan Paman Hae dan walaupun ia sangat baik kepadaku,, aku tetap ingin bersama hyung lagi walaupun dalam keadaan sulit."
Ya pemuda itu Luhan, ia berbicara sambil mengigiti bibirnya menahan air mata agar tidak jatuh di makam tersebut. Sebelum Sehun tiada ia sempat berkunjung kerumah bibinya untuk mengatakan sesuatu. Luhan pun langsung flashback yang diceritakan oleh Ahjumma-nya dan Diary hyungnya tersebut tersebut.
#FlashbackOn 20 April 2012
*TingTongTingTong Bel itu terus dipencet oleh seorang pria berkulit putih, berperawakan tinggi dan berambut albino berwarna putih blonde."Chakkaman." Suara langkah seseorang mendekati pintu "Nuguseyo?." tanya seorang wanita paruh baya kepada pemuda didepannya.
"Hyo-ahjumma." Ia hanya menjawab sambil tersenyum lemah.
"Omoooo Hun-ahh? Waeyo sayang? Ayo masuk kedalam, kita duduk dan minum sesuatu dulu chagi" kata perempuan paruh baya itu yang ternyata adalah Bibinya Sehun yang bernama Hyoyeon adik dari Ayah Sehun dan Luhan.
>>>>>Skip<<<<<
Setelah Sehun menjelaskan apa yang terjadi, Hyo-Ahjumma merasa iba kepadanya dia tidak menyangka kalau kakak iparnya bisa melakukan hal gila seperti itu.
"Aku tidak meyangka kalau Fanny-eonnie berbuat kasar seperti itu! Sampai dia mengusir keponakanku yang sedang sakit, untuk mengangkat kaki dari rumah kakak ku berani sekali dia. Perempuan brengsek." Geram Bibi Hyo kepada Eomma.
"Sudahlah ahjumma ini juga sudah keputusan aku dan luhan untuk pergi dari rumah."
"Tapi.. Kamu beneran serius Hun-ahh untuk melakukan pendonoran terhadap operasi tersebut?" tanya Hyo Ahjumma pelan.
"Ne ahjumma, aku tidak bisa melihat Luhan sakit sakitan terus seperti itu. Aku benar-benar menyayangi dia dengan tulus." jawab Sehun tersenyum lemah lagi.
"Sayang kalau kau ingin apa-apa bilanglah kepada Ahjumma, jangan membebankan dirimu seperti itu. Tunggu ahjumma sebentar" Hyo-Ahjumma beranjak ke kamarnya dan meninggalkan Sehun yang sedang duduk diam.
"Ini ambilah uang ini, kau pakai uang ini untuk bayar operasi Lulu. Ayo ambilah Hun-ahh" tawar Hyo-Ahjumma saat kembali dari kamarnya dan menyodorkan sebuah amplop yang lumayan tebal.
Sehun menatap amplop tersebut, ia ingin mengambilnya tetapi ia tidak ingin meminta bantuan mulu ke Hyo-Ahjumma. Ia terlalu baik, aku tidak ingin menyusahkan dan memanfaatkan orang yang baik seperti dia setidaknya ia selalu bersyukur karena masih ada keluarga yang sangat baik terhadap dia dan Luhan. Pikir Sehun
"Ambilah hun-ahh, kau tidak perlu menggantinya ahjumma ikhlas memberikan uang ini kepadamu" tawar Hyo-Ahjumma sekali lagi.
Sehun tersenyum dan berkata "Anniyo ahjumma, aku tidak ingin menyusahkan ahjumma. Lagipula nanti misalkan aku sudah tidak ada, hatiku akan selalu menjaga dan melindunginya". "Ahjumma aku hanya minta tolong sekali lagi ini saja, tolong rawat Lulu dan sayangi dia jika nanti aku benar-benar tidak ada lagi" pintanya dengan mata yang berkaca-kaca.
#FlashbackOff"Ekhem Tuan Lu" suara deheman seseorang membuat Luhan menengok kebelangan. Orang tersebut yang ternyata adalah bodyguard Hyo-Ahjumma yang disuruh untuk menjaga Luhan kini membawa sebuah kue berukuran sedang, yang bergambar kartun larva, dan sebuah korek.
Luhan mengambil kue tersebut dan menyalakan lilin yang berada disekitar kue, dan di kue tersebut terdapat tulisan "Happy 26th Birthday Sehun" -Special Deer- .
"Saengil Chukkae Hamnida
Saengil Chukkae Hamnida
Saranghaneun Sehun Hyungie~
Saengil Chukkae Hamnida"Saat lagu terakhir dinyanyikan, Luhan meniup lilin tersebut, menaruhnya disamping nisa dan mengatakan "Kau sudah tua hyung! hukkkss hahaha" ujarnya sambil sesegukan.
"Waktu itu kau menyuruhku mencari pasangan? Omoo k-kenapa kau tidak pernah nyadar diri tiang listrik hahaha" katanya dengan tawanya lagi yang hambar."Aku berharap saat ini kita sedang ditaman bersama, sambil bermain bersama anak anjing dan perang dengan cream cake sambil mengejar satu sama lain". Ujarnya yang menatap kosong kearah makam.
"Aku mencintaimu hyung, aku tidak peduli walaupun kau hyungku. Doakan aku disana ya hyungie semoga aku selalu sukses dan membuatmu bangga dialam sana, hyungie juga gak perlu khawatir sekarang Lulu udah bisa jaga diri Lulu sendiri kok. Hati ini akan selalu Lulu lindungi demi hyungie" katanya lagi dengan memegang dada sebelah kanannya.
"Gomawo sudah merawatku selama 22 tahun ini, dan gomawo buat semuanya Lulu sayang hyungie" katanya untuk terakhir kali sambil memeluk batu nisan tersebut dan kembali nangis dalam diam.
Suasana dipemakaman begitu haru, Hyo Ahjumma yang kini berada disamping Luhan hanya bisa mengusap-usap punggung Luhan yang bergerak naik-turun. Ia tau kalau keponakan kecilnya ini sungguh sangat sedih, ia bisa merasakan kesedihannya dan hawa disekitar pemakaman juha berbeda.
Hyo-Ahjumma memberikan sapu tangan kepada Luhan. Luhan mengambil sapu tangan tersebut dan menghapus air matanya yg mengalir.
"Sayang ini sudah sore dan mendung, lebih baik kita pulang agar tidak kehujanan kapan-kapan kita akan kesini lagi ya" kata Hyo-Ahjumma.
"Hukksss ummm n-ne Ahjumma" jawab Luhan.
"Sehun Ahjumma dan Luhan pamit pulang ne chagi" kata Hyo-Ahjumma lagi dengan mengusap nisan Sehun.
Luhan tersenyum sesegukan dan memeluk nisan itu lagi "Saranghaeyo hyungie, aku pulang dulu ne jaga dirimu baik-baik disini" katanya mencium nisan tersebut.
Dan mereka semua meninggalkan pemakaman tersebut, yang sudah mulai sepi.
"Nado Saranghaeyo My Special Deer"
Luhan berhenti seketika, mendengar kalimat tersebut.
"Kenapa Lu?" tanya Hyo-Ahjumma. "A-aniyo ahjumma" jawabnya. "Yaudah ayo lanjut jalannya". "Ne ahjumma" jawab Luhan dengan tersenyum kecil dan berdebar-debar sambil berkata dalam hati "Aku harap itu kau yang mengatakan".
Ya arwah Sehun yang berkata seperti itu, sedari tadi ia memerhatikan Special Deernya berkata dan menangis dipemakamannya. Sekarang ia tersenyum, karena Luhan menyadari perkataannya dan perasaannya saat ini.
Dan angin yang tadinya berhembus kencang, sekarang berubah menjadi hujan yang lebat.End.
Kyaaaaa HunHan sad momentnya gak kena ya? Aku bingung banget sumpah tadinya mau nulis Happy Ending, tapi emang dari awal pengennya sad ending ehh malah gak bisa kena feel gitu padahal udah ada didalam otak alurnya bakal jadi kek gimana,, tapi pas mau ditulis malah bingung mau nulisnya gimana*PLakkkᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ
Okey Vote and Comentnya jangan lupa, sorry for typo'snya yang bertebaran >< Voment dari kalian sangat berarti bagiku, don't just silent readers vomentnya juga dong╥_╥
Ok Gomawo and Saranghae*chuchu~( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPECIAL DEER
FanfictionTapi kalau Sehun hyung, kenapa harus pakai surat? Kubaca suratnya dengan baik.. "Annyeong Lulu-ah^^ Aku hyungmu yang paling tampan, imut dan pintar ini ingin menyampaikan sesuatu padamu Kau bertanya kenapa harus memakai surat ? Hmm aku hanya takut k...