Part 4

123 13 0
                                    

Aku terbangun karena suara-suara yang mengusik tidurku, aku mencoba mencari asal-usul suara itu, suara itu sangat menggangu, seperti suara seseorang sedang menyayat-nyayat tubuh seseorang. Aku berjalan menuju dapur untuk memerisa suara itu.

Aku kaget, bulu kuduk ku berdiri, di depanku terdapat cairan merah seperti darah yang aku rasa itu terciprat pada lantai, dinding, serta pada lemari-lemari dapur, semuanya terkena cairan itu. Akupun mau tidak mau harus membersihkan itu semua.


"HAHAHAHAHA"

Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang memurutku sangatlah menyeramkan, suara itu berasal dari belakangku, aku membalikan badan, tiba-tiba mulutku tersekap oleh kain dan aku tidak sadarkan diri.

***

Aku terbangun dengan tangan dan kakiku terikat dan mulutku yang tersumpal kain tadi, kepalaku pusing, tubuhku lemas. Tiba-tiba seseorang datang dengan menggunakan topeng dan memegang pisau, aku berusaha teriak tetapi aku tidak bisa.

"Bagaimana sayang? Kau mau pisau ini mengoyak-ngoyak tubuh mungilmu itu? Oh, tapi tidak, aku tidak ingin secepat itu, mari kita lakukannya dengan perlahan, dari hari ke hari, HAHAHAHA"

Air mataku mulai menetes, dia melangkah mendekatiku, aku takut, Tuhan tolong aku.

Dia mengarahkan pisau itu ke mukaku dan membuat satu goresan di mukaku, aku menangis lebih keras dan membuat aku pingsan.

***

Aku terbangun, aku sudah berada di tempat tidurku, aku mengambil kaca kecilku di meja dan mengaca, aku mengambil plester untuk menutupi goresan ini, perlahan tapi pasti, aku mulai menutupinya dengan plester itu dan aku menjerit kesakitan, air mataku kembali menetes.

Aku berjalan menuju dapur, aneh, cairan seperti darah itu telah menghilang, padahal aku belum sempat membersihkannya, apa mungkin dia membersihkannya? Ah aku tidak peduli lagi, aku membencinya, sangat membencinya.

Hari ini aku tidak sekolah karna dia, sahabat-sahabatku mulai menanyakan mengapa aku tidak masuk sekolah, tetapi aku hanya mengatakan bahwa aku tidak enak badan, mereka mengatakan akan menjengukku, tetapi aku menolak aku takut jika mereka ke rumahku, mereka akan menjadi korban.

Aku mengatakan aku sedang di rumah nenekku jadi mereka tidak bisa menjengukku, dan mereka akhirnya pasrah tidak bisa menjengukku.

***

Aku duduk dikelasku dan mencoba untuk tidak memikirkan masalahku itu.

"Liz" panggil seseorang, aku menengok untuk menanggapi panggilan itu.

"Ya Troye?" Ternyata Troye yang memanggilku.

"Belakangan ini gue liat lo sering bengong, mikirin apa sih?"

"Ga mikirin apa-apa kok" jawabku berbohong.

"Serius? Kalo ada apa-apa lo cerita aja sama gue, gue pasti dengerin kok Liz" ucapnya sambil memegang tanganku.

"Iya Troye, makasih ya"

"Iya, no problem" ucapnya sambil mengelus tanganku.

Dari dulu banyak yang bilang Troye menyukaiku, tapi aku tidak percaya, sebenarnya aku juga mempunyai rasa kepada Troye, tapi aku takut mengungkapkannya, aku takut dia malah menjauh dariku.
__

Aku beranjak dari kursiku untuk pulang, tetapi tiba-tiba Ale, sahabatku itu menarikku dan membawa ku ke lapangan, di lapangan aku melihat banyak orang ramai dan juga sahabat-sahabatku disitu, aku masuk ke kerumunan orang-orang dan ternyata ditengah kerumunan orang ada Troye.

"Liz, gue dari dulu sebenernya suka sama lo, lo mau ga jadi cewe gue? gue janji bakal selalu ngejaga lo." Tanyanya sambil berlutut dan satu tangannya memegang tanganku serta satu tangannya lagi memegang bunga.

Aku kaget, dari dulu aku memang menyukainya tapi aku takut dia menjadi korban sepertiku, ah, tapi kan psikopat itu hanya mengincarku, tidak mungkin dia menyakiti Troye.

Tanpa aku sadari akupun mengangguk yang berarti 'iya'. Teman-temanku langsung bersorak dengan sangat keras, akupun tersenyum, dia langsung memelukku. Aku merasa sangat bahagia walaupun ada psikopat yang mengincarku.
_

________________________________________
Hollaaa!!

Sorry ya part yang kemaren pendek-pendek, ini udah aku panjangin dikit hehe..

Don't forget to vote and comment guys♡

WHO ARE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang