Rumah para yokai

5.2K 525 47
                                    

Gelap. Begitu pintu tertutup iris biru Naruto tidak dapat menangkap cahaya apapun. Dengan gemetar ia melangkah mundur untuk kemudian membentur batu besar penutup gua. Naruto menyadari bahwa berteriak adalah hal yang percuma. Tidak akan ada yang menolongnya. Karena ia adalah tumbal.
Punggungnya merosot kebawah lalu terduduk. Naruto membenamkan wajahnya pada lutut. Ia seharusnya sudah memperkirakan ini semua, Naruto hanya perlu menunggu Nurarihyon-sama datang untuk kemudian memakannya. Tapi tubuhnya berkata lain, kini ia gemetar dalam ketakutan.
.
.
.
Sebuah langkah kaki dari sisi lain gua menyadarkan Naruto dari rasa takutnnya, iris birunya perlahan dapat melihat sebuah cahaya dari api lentera yang di bawa seseorang. Namun begitu sosok tersebut mendekat Naruto menyadari bahwa itu bukanlah manusia.
Mahluk itu memiliki kepala seperti kadal, badan berotot seperti pria dewa dengan ekor besar di belakannya, tangan mahluk itu sangat mirib dengan kadal badannya berwarna hijau dan dari pendaran cahaya lentera Naruto dapat menebak bahwa kulitnyapun bersisik. Mahluk itu mendengus dan memberi perintah dengan gerakan kepala agar mengikutinya. Naruto berdiri dengan kaki yang gemetar mencoba melangkah mengikuti mahluk tersebut. Ia menyadari mahluk tersebut memiliki tinggi nyaris dua meter.

Di langkah ketiganya Naruto merasakan beberapa mahluk lain melewatinya, tinggi mereka bahkan tidak mencapai pinggang Naruto. Ia menoleh kebelakang mendapati mahluk hijau dengan telinga runcing tengah mengangkut persembahan para warga. Goblin.

Naruto memastikan jaraknya tidak lebih dekat dari tiga meter dari mahluk menyerupai kadal itu, mereka berjalan lurus di dalam gua nyaris setengah jam. Sampai akhirnya Naruto melihat sebuah cahaya temaram di ujung lorong.

Tempat tersebut terlihat seperti tanah lapang di tengah hutan denga sebuah rumah bergaya jepang kuno yang di kelilingi oleh tembok dan pohon-pohon yang sangat rapat di belakannya.
Naruto menoleh kebawah ketika kakinya yang tak beralas merasakan tekstur rumput yang basah, rumput itu tidaklah halus dan lembut namun cenderung kasar dan Naruto dapat merasakan duri-duri kecil dibawah kakinya.

Siluman kadal itu (Naruto menyebutnya begitu) kembali berjalan, Naruto dapat melihat para goblin lima meter di depan mereka, membawa hasil persembahan dengan langkah cepat untuk kemudian berbelok disalah satu sudut bangunan.

Naruto dibawa ke hadapan sebuah ruangan dengan cahaya cukup terang, sekilas Naruto dapat melihat bayangan seseorang dari balik pintu geser yang tertunya terbuat dari kertas.
Siluman kadal itu bersimpuh di hadalan pintu dan Naruto mengikutinya.
"Apa kau sudah membawanya?" Suara anggun seorang wanita terdengar dari dalam. Siluman kadal itu mengangguk.
"Bagus" terdengar suara kekehan. "Kau boleh pergi." Siluman kadal menunduk sekali lagi untuk kemudian berlalu bergi.

Naruto masih persimpuh di sana, dengan dua alis yang berkerut. Mengapa nona di dalam itu bisa tau apa yang si kadal itu katakan?! Batinnya binggung.

Sreeeek

Pintu di hadapannya terbuka, menampilkan sesosok wanita cantik dengan rambut merah panjang yang digerai bebas. Ia menggunakan kimono merah dengan corak burung merak berwarna emas, dengan bagian dalam berwarna putih. Wanita tersebut sengaja melonggarkan bagian pundak serta bawah sehingga menampilkan pundak dan kakinya yang putih mulus. Tangannya berhiasan kuku lentik yang di cat merah memegang sebuah cerutu yang sesekali di hisapnya.

Naruto menelan ludahnya kaku. Bukan karena penampilan super menggoda wanita tersebut. (Ia masih 14 tahun dan belum tertarik dengan tubuh wanita dewasa) melainkan pakaian mereka yang bagaikan langit dan bumi. Naruto melirik baju usangnya yang berisi tambalan di sana sini serta kulitnya yang berdebu dan kotor lalu menelan ludah lagi.
Wanita itu berdiri lalu berjalan dengan begitu anggun, jemari lentiknya menggamit dagu Naruto, iris mata berbingkai kacamata merah meneliti setiap sudut wajah tan Naruto.
Wanita itu menyeringa. Apa aku akan di makan sekarang?!

"Araa... kau mempunyai wajah yang bagus..'' wanita itu berujar dengan lidah yang menjilati bibirnya.

"Karin! Hentikan! Kau akan membuatnya pipis di celana.." sebuah suara pria dewasa di belakannya membuat Naruto tersentak kaget. Ia menoleh untuk mendapati seorang pemuda berambut biru nyaris putih bersandar pada tiang penyangga di belakangnya, gigi pemuda itu runcing dan ia mengenakan kimono polos berwarna biru muda dengan selembar kain putih melingkar di lehernya.

Tbc

Nurarihyon *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang