Chapter 2

110 5 0
                                    

Farra POV

Aku terbangun mendengar suara derak kasur di sebelahku. Aku berguling ke samping, mendapati Henry menatap kosong ke seberang ruangan.

"Henry?" Sapaku perlahan.

Henry tetap menatap kosong ke depan, lalu dia bangkit dari kasur dan beranjak ke pintu dan meninggalkanku sendiri di kamar.

Aku terkejut melihat sikap Henry yang tiba-tiba mendiamkanku sejak hari dimana dia kembali. Aku segera bangkit dan menyusul Henry keluar kamar menuju dapur.

"Henry kamu mau sarapan apa? Aku buatkan omelet kesukaanmu ya? Kamu mau berapa? 2 cukup?" Tanyaku seraya membuka lemari es.

Lagi-lagi Henry hanya diam. Aku mendesah lirih dan segera membuatkannya omelet.

".... Farra?"

"Eh? Apa? Maaf aku tidak mendengarmu"

"Kau nanti bekerja?" Tanya Henry.

"Tentu saja aku bekerja, kamu nanti bekerja kan?" Jawabku sambil meletakkan piring sarapan didepan Henry.

Henry hanya menatap kosong piring tersebut. Perlahan dia mengambil sendok dan menyuapkan omelet kedalam mulutnya.

"Apa kau sering memasak ini?" Tanya Henry.

"Apa maksudmu? Apa kamu lupa? Tentu saja aku sering membuatnya. Ini kan makanan kesukaanmu"

Henry mengernyit. "Benarkah?"

Aku menatap kosong ke arah Henry. "Ayolah Henry, masa kau lupa? Kita kan sering makan ini bersama-sama"

"Ah iya.. Maaf, aku hanya sedikit pusing" jawab Henry sambil tersenyum kecil.

"Kamu ishtirahat saja" jawabku sambil menaruh telapak tanganku ke dahinya.

Henry bangkit kearah dapur dan meletakkan peralatan makannya ditempat piring kotor. "Tidak, aku harus segera pergi ke kantor. Ada urusan mendesak" Henry pun langsung pergi meninggalkanku yang terdiam menatap punggungnya.

***

Author POV

Farra termenung di dalam kamarnya. Pasalnya, tadi Henry pergi begitu saja. Tidak ada pelukan atau ciuman yang biasanya dia dapatkan.

Sejak kepulangannya kemarin, Farra merasa Henry benar-benar berubah. Dia merasa Henry menjaga jarak. Dia bertekad akan memaksa Henry mengatakan penyebab perubahan sikapnya itu.

Farra mendesah, lalu bangkit dan segera berpakaian untuk bekerja. Dengan wajah muram Farra melangkah keluar rumah dan memanggil taksi.

***

Farra POV

"Farra? Kamu tidak pulang? Ini sudah hampir jam 7" sapa Helen, teman sekantorku.

Aku tersadar dari lamunanku, lalu menatap Helen dan tersenyum.

"Ah iya.. Aku tidak sadar. Kamu sendiri kenapa belum pulang?"

Running AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang