Chapter 3

112 5 1
                                    

Wakkkaka,hola,halo,anyeong,hello,konnichiwa! Giliran sayah menulis lanjutan kisah Runningaway ini... hm... sumvah deh gue bingung mesti gimana cara nulisnya *haha,pokerface* LOL ,
!WARNING!
mungkin gaya penulisan saya SANGAT BERBEDA dengan 2penulis lainnya,siapa saya?tebak aja hahaha

Dan sebelumnya saya memohon maaf, kalau memang gaya penulisan saya ini membuat anda sekalian tidak berkenan atau mungkin ada yang lebih suka penulisan seperti ini? Hahah,sekali lagi mohon maaf dan dimaklumi , selamat membaca!

______________________________

Author POV

Farra memejamkan matanya berusaha menenangkan pikirannya yang terus melayang soal pembunuhan bibinya yang dilakukan oleh kekasih tercintanya itu.

Di berfikir kemana dia bisa pergi sekarang?
Berpikirlah. Ya tuhan.
Apa yang akan dilakukan orang lain jika berada dalam situasi seperti ini?

Farra menunduk melihat isi tas tentengnya. Dia memiliki beberapa uang tunai, paspor, hp dan sebuah kartu ATM. Tapi dia tidak memiliki tempat untuk kembali sekarang.

Dan pasti dalam waktu dekat Henry akan mengetahui kalau dia kabur dan tidak menuruti perkataannya.

Berpikir Farra! Berpikirlah!

"Bandara" bisiknya.

"Ya nona?" Tanya supir taksi itu.

"Antar aku ke bandara" ucap Farra.

HP milik Farra berdering, mengejutkannya. Dia memeriksa layar HP nya, ya tuhan... Henry.

Mata Farra memanas. Kekasihnya itu satu - satunya orang yang ia cintai dan mencintainya selain bibinya. Tapi pemikiran bahwa Henry membunuh bibinya masih menggila di otaknya, dia pun menolak untuk mengangkat telepon dari Henry lalu mematikan HP nya.

Dia harus segera pergi dari kota Jupiter.

Sesampainya di bandara Farra duduk melamun. Masih berpikir ke kota mana dia harus pergi sekarang? Kota yang paling sulit untuk melakukan komunikasi dan dijangkau oleh Henry. Kota dimana Henry tidak akan pernah berpikir kalau Farra akan pergi ke sana.

Ah! Itu dia.

Pluto.

Farra langsung berjalan ke loket pembelian tiket pesawat, "Permisi, bisakah saya memesan penerbangan menuju Pluto?" tanyanya kepada wanita ramping berkonde di depannya itu.

"Tentu saja nona, tanggal berapa anda akan berangkat?"

"Secepat mungkin. Kalau bisa pada hari ini" ucapnya.

"Baik, penerbangan tercepat hari ini adalah pukul 2 siang, masih ada waktu 1 jam sebelum waktu keberangkatan" jawab wanita itu.

Farra menghembuskan nafas lega, dalam kurun waktu 1 jam, dia akan meninggalkan Jupiter, dan akan sampai di Pluto dalam 1 hari.

Meninggalkan kekasihnya.

Kekasih tercintanya yang membunuh bibinya.

••••♤♡♢♧••••

"Kepada para penumpang mohon mengecek kembali barang bawaan anda, sebelum meninggalka---"

Farra terbangun dari tidurnya, saat ia menengok keluar jendela pesawat, ia melihat bahwa salju hampir menutupi semua tempat ini.

Yah tentu saja, ini kan Kota Pluto.

Seturunnya dari pesawat, dia pergi ketempat pengambilan barang untuk mengambil kopernya, jumlah orang-orang yang ada di bandara itu bisa dihitung dengan jari. Sangat sedikit orang yang berpergian ke kota kumuh seperti Pluto ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Running AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang