Cerita Seram ini dialami oleh pengamat gunung api yang sedang melakukan pengecekan kawah di suatu Gunung Berapi. Tim berjumlah sekitar 11 orang kemudian dibagi menjadi Dua tim. Setiap tim mendapat tugas yang berbeda-beda yaitu tim untuk reaksi cepat dan untuk tim penyisiran/reaksi lambat. Tim reaksi cepat akan berjalan terlebih dahulu, sekitar selisih 15-30 menit di depan tim penyisir. Sebelum melakukan perbaikan alat di Gunung, seluruh tim terlebih dahulu melakukan briefing untuk menentukan rute yang akan dilewati.
Setelah melakukan briefing, tim segera berkemas lalu berangkat tengah malam itu juga, menyusuri hutan yang lebat dan mendaki gunung. Pada saat melakukan pendakian, Jalur pendakian memang sedang ditutup sehingga secara teori tidak ada pendaki lainnya kecuali mereka. Saat melakukan perjalanan ternyata jalan setapak yang dilalui sedang diperbaiki/dirapikan.
Saat dalam perjalanan, Pak Iwan, Pak Munir dan Pak Budi berada di urutan terdepan. Mereka bertiga asyik bercerita tentang banyak hal. Namun langkah kaki mereka terhenti ketika melintasi perkemahan pekerja perbaikan jalan. Mereka melihat tenda-tenda berwarna kuning berjejer rapi, yang berada di sekitar tenda.“Mau kemana pak?” sapa salah satu pekerja
“Kami Mau melakukan pengecekan kawah pak.” sahut Pak Iwan sambil tersenyum ramah
“Mari mampir dulu pak. Makan disini.” ajak pekerja tersebut
“Maaf pak, kami mau melanjutkan perjalanan.” tolak Pak Budi. Setelah itu, Pak Iwan, Pak Munir dan Pak Budi segera berpamitan untuk segera melanjutkan perjalanan mereka.
Ketika malam semakin larut, kedua tim akhirnya bertemu di tempat istirahat, dalam perbincangan dingin (karena tidak ada api, suhu diatas gunung juga dingin). Di tengah perbincangan, muncul pertanyaan dari Pak Dayat karena merasa aneh.“Kalau ada pembuatan jalan seperti ini, para pekerjanya bangun tenda dimana ya pak? Kok sepanjang jalan saya tidak lihat ada pekerja yang lewat. Harusnya kan banyak pekerja pak.” tanya Pak Dayat penasaran. Secara teori tidak mungkin bolak balik sedangkan perjalanan 4 jam.
“Ah kamu yat, masa tidak lihat di sepanjang jalan banyak orang, ada tendanya bahkan kami tadi ditawari makan.” Jelas Pak Iwan. Sontak seluruh tim terdiam dan saling menatap satu sama lain mendengar ucapan Pak Iwan. Mereka bingung.
“Tenda yang mana?” tanya Pak Bayu bingung.
“Tenda yang warna kuning berjejer disana.” tunjuk Pak Budi ke arah tenda-tenda didirikan.
“Sepanjang jalan kami tidak melihat satu pun tenda pak.” sahut Pak Dayat
“Ah masak? Kami bertiga lihat tadi. Para pekerja itu rame ngobrol-ngobrol di pinggir jalan.” Jelas Pak Iwan ngotot
“Tidak ada pak.”Tim penyisir yang berjumlah 8 orang setuju bahwa tidak melihat siapapun di jalan. Hal ini membuat Pak Iwan, Pak Munir, dan Pak Budi shock. Mereka bertiga bertanya-tanya dalam hati, siapakah orang-orang yang mereka lihat. Kenapa hanya mereka bertiga yang melihat tenda kuning?
“Untung kita tadi tidak mau mampir ya Pak. Kalau mampir, gimana nasib kita.” Ujar Pak Iwan lirih ke Pak Budi yang masih tak percaya dengan kejadian yang ia alami. Kejadian ini masih jadi misteri bagi tim yang melakukan pengecekan kawah waktu itu.
[Cr : http://keripikpasta.blogspot.co.id]
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta & Urban Legend
TerrorThey can see you.. They always watch you.. They're everywhere.. And maybe,they are beside or behind you right now..