Dua

199 31 0
                                    

Yoon-Gi menyeka peluh yang menitik dari kedua pelipisnya. Ia tengah berbaring pada bangku penonton di samping lapangan basket tempatnya berulah sedari tadi. Napasnya pendek-pendek. Ia kelelahan setelah memainkan satu set pertandingan basket bersama kawan-kawan sekelasnya.

Dipejamkannya matanya sejenak. Cahaya matahari menyilaukan pandangannya. Walaupun begitu, beberapa awan masih menggantung di langit. Sejenak Yoon-Gi termangu. Ia merasa familiar dengan awan-awan itu. Rasanya, ia pernah melihatnya di suatu tempat.

Tapi, dimana?

Goo-Reum, pekik Yoon-Gi dalam hati. Ya, ia melihatnya terlukis pada kanvas misterius Goo-Reum yang selalu ditutupinya. Hari itu, ketika kelas tengah kosong, Yoon-Gi mencuri kesempatan untuk mengintip lukisan Goo-Reum yang tak pernah diselesaikannya. Dan ia terpaku di tempat untuk beberapa saat.

Yoon-Gi memang awam tentang seni. Namun, apa yang dilihatnya benar-benar cantik, persis seperti hasil karya pelukis terkenal. Gumpalan awan berwarna-warni, mirip permen kapas yang empuk dan manis.

Ia heran, Goo-Reum yang dikenalnya selama dua tahun ini adalah gadis pendiam yang tidak banyak bertingkah. Ia bergaul dengan orang yang sama sejak kelas 1 dan jarang tampil di muka publik. Di kelas, Goo-Reum menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama teman sepermainannya, bergosip-ria tentang group idol pria yang mereka sukai. Di lain waktu Goo-Reum tampak serius menekuni kanvas misteriusnya. Bagi Yoon-Gi, gadis itu sangat biasa, tidak ada hal mencolok yang membuatnya bisa dikenali.

Jika bukan karena menggodanya dan kanvasnya itu, Yoon-Gi mungkin tidak akan pernah mengobrol dengan Goo-Reum.

Painting YouWhere stories live. Discover now