Lima

252 32 7
                                    


Nada-nada sumbang muncul sebagai akibat dari siulan Min Yoon-Gi. Ia bosan. Seseorang menyuruhnya untuk menunggu di dekat pohon sebelah selatan lapangan olahraga. Tak susah untuk menemukannya, karena hanya ada satu pohon di sana. Permintaan aneh yang datangnya dari orang yang tak kalah anehnya. Siapa lagi kalau bukan Han Goo-Reum.

Kenapa lama sekali, gerutu Yoon-Gi. Ia paling tidak suka disuruh menunggu, terlebih ini sudah waktunya ia kembali ke rumah dan melanjutkan pertandingan basket di play station bersama kakak laki-lakinya. Namun, Yoon-Gi mencoba bersabar. Goo-Reum bilang ia ingin menunjukkan sesuatu. Yoon-Gi pun tahu, bahwa lukisan Goo-Reum telah selesai rupanya, dan Yoon-Gi berkesempatan untuk melihatnya.

Setelah beratus penolakan dari Goo-Reum, ia berhasil melihatnya.

"Min Yoon-Gi," panggil seseorang dari kejauhan.

Mendengar namanya dipanggil, Yoon-Gi memutar tubuhnya ke asal suara dan tergopoh menghampiri Goo-Reum. Perempuan itu tersembunyi di belakang kanvas besar yang tengah digendongnya. Tanpa menyuarakan tawarannya, Yoon-Gi berbaik hati membawakan kanvas itu untuk Goo-Reum. Sekilas ia melihat Goo-Reum menyunggingkan sebuah senyum dan berterima kasih, hal yang jarang Yoon-Gi saksikan.

"Boleh aku melihatnya sekarang?" desak Yoon-Gi tak sabar ketika mereka tiba di tempat janjian.

Goo-Reum menjawabnya melalui sebuah anggukan.

Karena dipersilahkan, Yoon-Gi pun segera merobek kertas koran yang membungkus kanvas itu rapat-raoat. Rasanya sedikit aneh, mungkin karena biasanya ia selalu direspon dengan gertak galak Goo-Reum.

Kini, dihadapannya terpampang warna-warni indah yang tak mampu Yoon-Gi deskripsikan dengan kata-kata. Bahkan, kata "cantik" dan "indah" pun tidak sanggup menggambarkan apa yang dilihatnya dengan sempurna. Saking terpukaunya, mulut Yoon-Gi terbuka beberapa senti. Matanya tak henti mengerjap.

Lukisan itu seolah membawanya ke dunia khayalan, sebuah tempat nun jauh disana dimana yang ada hanyalah kebahagiaan dan kehangatan.

"Kau boleh menyimpannya."

Yoon-Gi tergelak dan,"Goo-Reum, kau sangat aneh hari ini."

"Aku bersungguh-sungguh, Min Yoon-Gi. Ambillah," Goo-Reum mengusap pipinya yang merona, entah karena suhu panas di luar ruangan atau suatu hal yang lain,"Itu memang untukmu. Kau menginspirasiku untuk melukisnya."

"Jangan bercanda, memangnya aku ini siapa?" gelak tawa Yoon-Gi terdengar kaku dan jelas sekali ia kebingungan karena kalimat-kalimat Goo-Reum.

"Bercerminlah pada gambar itu."




Pikirkan beberapa hal,

Seperti bunga bakung

Dan sekelompok domba penuh damai

Di bukit berbunga

Dan mentari pagi

Menyapu pandangan

Kau akan melihat rupa yang kucintai


Pikirkan saja langit di masa lampau,

Bersiap untuk menangis

Kemudian hujan turun, namun bukan air – hujan konfeti


Kemudian pikirkan beberapa hal,

Seperti gugusan pulau nun jauh disana

Dan hijau-biru kepulauan

Dan senyum mentari

Dan dalam genggamanmu

Sebuah bintang jatuh

Yang kaukira tergantung tinggi di angkasa


Masing-masing pemandangan indah itu akan mengenalkanmu

Pada rupa yang kucintai

- ("The Face I Love", lagu oleh Stacey Kent)




"Begitukah rupaku?"

Suara lembut Min Yoon-Gi mampu membuat hati berdesir, setidaknya bagi Han Goo-Reum. Sungguh malang jantungnya, melompat-lompat dan tidak bisa diam ditempatnya. Ia khawatir indra pendengaran pria yang menjulang tegak dihadapannya itu menangkap jelas apa yang sedang terjadi pada organ vitalnya. Tak tahu harus menyahut, Goo-Reum hanya mengangguk.

"Bagiku, rupamu seperti–"

"Jangan!" tolak Goo-Reum kuat-kuat. Yoon-Gi mengalah,"Baiklah."

Cukup aku yang tahu, rona di bibirmu yang sama cantiknya dengan rona di kedua pipimu, selalu tersipu tiap bercakap denganku.

"Akan kugantung di atas perapian nanti."

"Yang benar saja!" sergah Goo-Reum.

Entah bersungguh-sungguh atau setengah serius, Yoon-Gi ingin menyimpan lukisan itu di tempat tertinggi. Mungkin sama seperti Goo-Reum. Baginya, Min Yoon-Gi menempati posisi teratas di dunianya.

"Terima kasih, Min Yoon-Gi."

Painting YouWhere stories live. Discover now