Chapter 1

126 8 40
                                    

Langit biru siang itu, menutup sesi latihan Taekwondo di hari minggu.

"Hey Wind. Mau ke mana buru-buru?" tanya Fadli, teman sekelas Arwind.

"Iya, Fad. Ada janji," jawab Arwind tanpa mengganti dobok-nya dan bergegas pergi.

"Hey!! Aaaah, " keluh Fadli melihat Arwind berlari dengan cepatnya.

15 menit, rekor tercepat Arwind berlari dari sekolah ke rumah untuk hari ini.

Tangan Arwind yang berkeringat meraih gagang pintu--tiba-tiba pintu itu terbuka dengan wajah Sarah tepat di hadapan Arwind.
Mereka terkejut dan mematung, saling tatap, hingga sebuah suara membuyarkan moment itu.

"Cieeee cieeee, asyik yang lagi Fall in Love," suara Jeny yang cempreng dan keras membuat Àrwind dan Sarah mundur selangkah, terlihat kedua wajah mereka merah padam.

"Jangan mau sama kakak ku, dia orangnya menyebalkan!!" sergah Jeny sambil berdiri di antara keduanya.

Dengan mudah Arwind mengangkat tubuh Jeny dan membantingnya ke sofa.

"Aaarghh ... sakit tahu kak!!"

Arwind hanya memberi kode kepalan tangan pada adiknya.

"Yuk kita jajan Jen ... Kakak enggak boleh minta ya! Weeee," sambil menjulurkan lidahnya Jeny menarik tangan Sarah pergi keluar.

Sarah hanya tersenyum melihat Arwind.

"Yeeee, pelit!!" Teriak Arwind,dan tersenyum pada Sarah sambil memberi kode peace dengan jarinya.

Arwind menaiki tangga menuju kamarnya. Suasana rumah yang sepi menandakan ayahnya sedang pergi bekerja.

"Aahh segarnya!!"

Seusai mandi Arwind pun merebahkan diri di tempat tidurnya, pikirannya dipenuhi dengan pemandangan indah danau di belakang rumahnya.

"Kok aku jadi pengin ke danau ya?" Dan dia pun bergegas keluar melalui pintu belakang.

Membutuhkan waktu 5 menit menuju danau, dia menatap matahari yang enggan menembus daun-daun rindang pohon yang memayungi jalan setapak.

Arwind duduk di batu bersandar pohon besar, sedikit lahan datar tempat dia menyempurnakan teknik-teknik Taekwondo.

Arwind berjalan ke pinggir danau untuk mencuci tangannya. Dia menunduk dan mengulurkan tangannya melihat bayangan dirinya tercermin di danau yang jernih itu--

"Arrrrggh!!" Sontak Arwind dengan reflek berteriak dan melompat mundur ke belakang, tak luput dia jatuh terduduk, terdiam dengan shock selama beberapa saat.

"Apa itu ... siapa itu!?"Arwind kembali menatap kembali cerminan dirinya.

"Kemana bayangan gadis itu?" Arwind yakin yang baru saja dia lihat seorang gadis putih cantik dengan rambut kebiruan.

Arwind mendapati jejak air seperti telapak kaki yang menuntunnya ke batu tempatnya duduk, ada sebuah kertas usang seperti membungkus benda kecil.

"Hei! Cepat keluar!!"

Merasa dipermainkan Arwind berteriak dan berharap ada yang muncul atau tertawa di balik pepohonan, namun hanya sunyi yang dia dapatkan. Di danau, sekawanan angsa sedang asyik berenang, seakan tak acuh dengan teriakan Arwind.

Arwind mengambil bungkusan itu dan segera bergegas kembali ke rumahnya.

Arwind memutar langsung menuju pintu depan dan disana Sarah sudah bersiap pulang.

"Kak aku pulang dulu ya...," Sarah pamit kepada Arwind bersalaman. Dengan cepat Jeny menyambar tangan Sarah dan menariknya pergi.

"Jangan lama-lama si Jalangkung Ge-er!!" seru Jeny.

Artemisia Saga : ArwindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang