Chapter 7

16 3 8
                                    

Seorang kurir melesat cepat dengan kudanya menuju istana Avelon, membawa pesan yang dituliskan oleh Albert untuk Raja Avelon --ayahnya-- agar mengirimkan bantuan keamanan dan suplai makanan bagi penduduk desa Willand hingga masa panen berikutnya.

"Jadi kau tahu alasanku terjebak di dunia ini?" tanya Arwind pada Edward, Albert hanya duduk bersila di lantai, membiarkan Arwind mencari semua informasi yang dia inginkan.

Edward tertawa mendengar pertanyaan Arwind. "Terjebak?" sebuah senyum terpampang di atas janggut putih Edward. "Mungkin itu yang kau pikirkan saat ini, tapi keputusanmu juga yang memilih untuk datang ke tempat ini."

Kalimat tersebut jadi hentakan keras untuk Arwind, dan memang benar dia sendirilah yang memutuskan untuk pergi.
"Lalu apa hubunganku dengan semua ini?"

"Takdir ... lima puluh tahun yang lalu, telah ditentukan akan datangnya hari ini, hari dimana kalian yang terpilih untuk hadir dan berkumpul lagi di Wyndham, dunia Shrine." Alis Arwind mengerucut. "Ya Arwind, kau mungkin bingung saat ini. Akan kujelaskan awal dari semua." Edward mengurut janggutnya seakan berusaha mengingat awal cerita mana yang akan disampaikan.

"Seratus tahun yang lalu, seorang Magic Master yang mempunyai kekuatan sihir dan bisa menciptakan segalanya, membuat batu kekuatan Shrine, ada delapan batu yang mewakili setiap elemen kehidupan. Tujuannya adalah menciptakan penjaga kedamaian di dunia Shrine yang terbagi dari tiga kerajaan. Setiap kekuatan itu ditanamkan pada orang-orang pilihan. Selama lima puluh tahun peperangan antar kerajaan telah hilang, masyarakat hidup aman dan damai, semua kebutuhan tercukupi. Hingga salah satu pemegang kekuatan Shrine merasa ingin menguasai semua kekuatan itu, dia adalah Exodus, awal pemilik batu kekuatan kegelapan."

Istri kepala desa datang membawakan minuman dan roti-roti kecil untuk mereka.
"Silahkan dinikmati, teh sore ini, harap maklum ini saja yang dapat kami beri pangeran."

"Wah, ini sangat cukup nikmat bagi saya, terimakasih." ucap Albert. Dan wanita itu segera meninggalkan obrolan yang cukup serius antara Arwind dan Edward.

"Exodus merencanakan kudeta, dan ingin menguasai ketiga kerajaan. Dengan sihir kegelapan dia ciptakan makhluk-makhluk jahat Shrine. Dia mengumpulkan semua pemegang batu kekuatan dalam jamuan makan. Tepat disaat Magic Master menghilang dari dunia Shrine. Tidak semua hadir karena Eilen pemilik cahaya, Artemist pemilik angin dan Odin pemilik petir, sudah mencurigainya.

Semua yang hadir diracuni dan batu kekuatan diambil paksa dari keempat orang itu. Exodus memegang kelima kekuatan dan menyadari jika dia mendapatkan semua, maka dia dapat menandingi Magic Master."

"Artemist? Seperti namaku Artemisia." gumam Arwind.

"Saat itulah terjadi perang besar, antara manusia dan Exodus serta makhluk ciptaannya, setiap batu kekuatan memiliki penciptaan, Dragonus Astral--kekuatan dengan wujud monster naga-- dan Humanus Astral--wujud yang menyerupai manusia--. Perang itu berlangsung selama sepuluh hari, Eilen, Artemist dan Odin ikut berperang. Hingga Magic Master sang pemilik kekuatan datang dari langit memecah kegaduhan peperangan. Pada saat itu Exodus belum mendapatkan semua kekuatan batu Shrine. Master menggunakan kekuatannya untuk melawan serangan Exodus dan berhasil melumpuhkannya, dan memutuskan untuk mengangkat semua kekuatan batu Shrine dan menyebarnya ke seluruh Wyndham, tersegel pada tempat-tempat rahasia. Terkecuali Odin yang dipercaya sebagai penjaga terakhir pemegang kekuatan Shrine.
Semua makhluk yang telah diciptakan Exodus diisolasi pada hutan-hutan dan daerah tertentu. Exodus pun harus membayar dengan nyawanya. Saat itu perang besar yang dikenal dengan 'Great War of Shrine' berakhir."

"Apakah Magic Master masih di sini? bisakah kita menemuinya?" tanya Arwind, berharap dapat mengembalikan semua, termasuk Claire.

"Saat itu, Magic Master menawarkan pada semua untuk tinggal di dunia yang dia ciptakan, dengan syarat, semua memory tentang shrine akan diganti dan memulai lagi kehidupan baru di dunia itu. Nama dunia itu adalah bumi, terpisah gerbang dimensi, satu dunia yang menjadi dua."

Arwind tersentak, bumi yang dia kenal selama ini adalah duplikasi dari Shrine, "Bagaimana mungkin, bumi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu," sanggah Arwind yang pernah belajar tentang sejarah bumi di sekolah.

"Itu yang kau pikir ... ingat! Master bisa menghilangkan ingatan, tentu dia juga bisa menanamkan ingatan baru, dimensi yang berbeda juga menyebabkan terjadinya beda rentang waktu antara bumi dengan Shrine."

Arwind terdiam mencoba memahami, namun kenyataan yang baru dia terima belum sampai pada nalar pikirannya. Ketukan yang cepat pada pintu rumah mengagetkan mereka. Albert menggenggam pedangnya. Saat Brian membukakan pintu, seorang bertudung tersengal-sengal.

"Apakah tuanku Edward ada disini?"

Edward mengenali suara orang kepercayaannya. "Saya di sini Tom, informasi penting apa yang kau dapat?"

Tom segera masuk dan bersimpuh dengan satu lutut di lantai,"Mereka telah mendapatkan Sang Pewaris, gadis dengan rambut hitam yang panjang sepinggang--"

"Claire! di mana dia?" sela Arwind. Namun Edward merentangkan sebelah tangannya ke Arwind, pertanda agar Arwind tenang dahulu.

"Leon sudah memulai pergerakannya, saat ini mereka akan menyusun rencana untuk membentuk aliansi."

"Baik Tom, terimakasih. Kau kubebastugaskan, kemungkinan keberadaanmu telah diketahui, menghilanglah dahulu bersama keluarga mu ke Kerajaan Millard di barat."

Tom memberi hormat terakhir dan segera bergegas memacu kudanya pergi meninggalkan desa Willand.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Arwind ingin segera bergegas pergi menyelamatkan Claire.

"Jadi namanya Claire?" Edward menatap Arwind. "Besok kita harus menyelamatkannya, ada kemungkinan seseorang menginginkan great war of shrine terulang kembali."

Albert dan Arwind terkejut, jika perang itu terjadi kembali, maka akan terjadi kekacauan dan banyak korban di Shrine.

"Albert, mungkin ini permintaan terakhirku ... katakan pada ayahmu sahabat lama menagih janjinya, untuk persiapkan seluruh pasukan dan aliansi dengan kerajaan Sigard." Albert mengerti yang dimaksud Edward dan dia kembali meminta seorang lagi pembawa pesan pada Brian, untuk mengantarkan surat kedua pada ayahnya.

"Kalian beristirahatlah, besok kita akan berangkat ke Kuil Bulan, sudah waktunya berjumpa kawan lama."

***

- End Chapter 7-

Artemisia Saga : ArwindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang