Azrel Putrafan Azmadhi

40 0 0
                                    

Akhirnya cerita ini berlanjut lagi, duhh sorry kek kalo gue typonya itu bikin ngakak, soalnya emang penulis amatir trus dikejar-kejar waktu. Di part ini ada yang sakit lohh !!. Sorry kalo lamaaaaaa banget updatenya, soalnya sempet ke log out, dan satu bulan kemudian baru ke log in lagi. Bikin cerita baru lagi soalnya.
Udah lah langsung aja !!
Warning !!typo bertebaran dimana-mana hahahaha...
***
"Aaaaa..." Teriak Cherly tanpa sengaja ada bola basket yang mengarah pada hidungnya, hingga hidungnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Darah.

"Eh, sorry kak aku gak sengaja !" Ucap seorang cowok, yang Cherly tebak adalah pemain basket tadi yang tak sengaja melempar bola basket hingga terkena hidungnya.

"Aww..sakit, iya gak papa gue tau kok !" Cherly mengambil handuk yang ia bawa, darah segar terus mengalir dari hidungnya, dan handuk yang berwarna biru telah berubah menjadi merah darah.

"Ka, aku anterin ke UKS ya ?" Cherly menggerakan tangannya melambai, itu berarti 'gak usah'.

"Kenapa emangnya kak ?ini parah !" Cowok itu tetap keukeuh ingin membawa Cherly ke UKS.

"Yaudah, bentar kak !"Cowok tadi mengetik sesuatu dihandphonenya dengan sangat cepat, namun Cherly tak tahu apa yang cowok itu ketik.

Tak berselang lama, terdengar suara derap langkah yang sangat cepat.

"Azrel !!" Teriak seseorang, namun sepertinya Cherly mengenal suara itu.

"Ka, ini ceweknya gak mau dibawa ke UKS !!" Karena penasaran ka Azra membalikan tubuh cewek itu.

"Loh, Cherly ?!" Ka Azra sempat terkejut melihat Cherly yang mulai pucat karena darah yang banyak mengalir, lalu membantunya berdiri untuk didudukan di kursi panjang.

"Zrel, ambilin P3K gih !! Cepet !!"

Tanpa ba bi bu lagi Azrel segera berlari menuju ruang UKS dengan sangat cepat.

"Nih kak !!" Azrel datang dengan bahu naik turun, ya karena berlari kencang tadi. Ka Azra menerimanya dan langsung membuka kotak P3K.

"Pelan pelan kak, hidungnya serasa mau copot !" Ucap Cherly terbata-bata, Azrel yang mendengar itu sedikit terkikik.

"Iya" Dengan telaten ka Azra membersihkan darah yang masih mengalir dengan kapas, lalu memplester bagian tulang hidung Cherly.

"Dah, nih Zrel balikin lagi !" Azrel mendengus sebal.

"Kenapa harus aku lagi sih kak ? Capek bentar lagi mau tanding team !" Ka Azra mengangkat bahu acuh dan mengalah untuk adiknya.

"Kamu adiknya ka Azra ?" Tanya Cherly tanpa melirik ke arah Azrel, sebab saat ini ia sedang merasakan hidungnya berkedut.

"Iya kak, ka Azra udah pernah cerita kok tentang ka Cherly, aslinya persisi kaya yang ka Azra bilang. Cantik " Cherly tersenyum mendengarnya tanpa lagi-lagi membuka matanya.

"Masa sih ?ohya kamu kok bisa latihan basket disini ?" Cherly mengalihkan topik pembicaraan, karena memang pertanyaan itu yang sedari tadi menganggu pikirannya.

"Oh soal itu, aku di SMP 08 ikut Ekskur basket, karena hari ini pak Benny nyuruh bareng latihan di SMK ka Azra. Gitu jadi ya bisa gitu deh "

Cherly membuka matanya dan melihat Azrel berada di samping kirinya sejak tadi. "Kakak adik gak beda jauh, sama-sama ganteng, sama-sama suka sport, basket lagi, trus sama-sama tinggi. Kalah deh aku "
Azrel tersenyum manis ditambah lesung pipit dikedua pipinya, lucu menurut Cherly jika seorang cowok mempunyai lesung pipit. Namun tetap tampan.eak.

"Iyalah, namanya juga adik kakak"

Cherly mengusap rambut Azrel, namun berakhir setelah ka Azra datang.

"Apaan nih ?pegang-pegang ?gak boleh-gak boleh !!"

"Yeeee, pelit amat lu kak !!" Azrel berdiri lalu berlari menuju lapangan karena pluit sudah berbunyi.
***
Tak..tok..tak..tok..terdengar lemparan kock antara ka Azra dan pak Nobel, ya ka Azra sangat terlatih bermain Badminton dan Basket oleh karena itu pak Nobel sngat suka jika tanding dengan ka Azra.

"Piiiiittt..."

Pluit panjang sudah terdengar dari Dino, menandakan pertandingan yng dilakukan ka Azra dan pak Nobel sudah selesai.

"Kamu hebat, Zra !" Puji pak Nobel memberi jabatan tangan dan menepuk pundak ka Azra "makasih pak, ini semua juga berkat bapak yang melatih saya" pak Nobel tertawa renyah dan mengacungkan jempol kanannya.

Cherly memberi tepuk tangan pada ka Azra yang kini menghampirinya.

"Ha..ha..keren gak ?kamu lagi luka sih, jadi sayang deh gak bisa latihan" ka Azra mengusap puncak ubun kepala Cherly" gak papa, mudah-mudahan aja hidung aku cepet sembuh !" Cherly mengusap hidungnya yang dibalut plester menyayangkan ini semua "Ammiinn".
***
Sorry cuman segini, buku catetan ceritanya ilang. Soalnya gue udah nulis di tiga buku ceritanya, trus gk tau kemna bagian part ini. Gue lagi bingung. Maf yeeee....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Kau Memilih DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang