Part 2

33.2K 908 4
                                    

Aku harap kalian gak bosen baca ceritaku ini. Hyeeeah...semoga aja kalian suka.

Selamat Membaca... :-)

===Author POV===

Bunyi handphone pria yang tak lain berasal dari atasan mereka, menghentikan aktivitas rapat yang begitu menegangkan. Banyak dewan direksi terlihat takut rapat kali ini.

Kemarahan atasan mereka membuat suasana rapat menjadi panas dan sesak. AC yang tersedia diruangan itupun tidak membuat keringat dingin berhenti bercucuran.

Dari raut wajah mereka tampilkan, orang lain pun dapat dengan mudah membacanya.
Mereka berharap masih dapat hidup setelah rapat ini selesai.

Diwaktu atasan mereka mengangkat panggilan itu, para dewan direksi menahan nafas memperhatikan atasannya, meskipun atasannya memasang wajah datarnya. Tak hanya disitu saja, ada juga salah satu dewan yang memilin kemejanya sampai kusut karena merasa tidak nyaman mengikuti rapat kali ini.

Rapat kali ini, seperti menunggu giliran dijagal. Mungkin bisa dibilang vonis menjemput ajal kematian.

Atasan mereka yang terkenal dingin dan tidak berperasaan. Itu semua merupakan satu paket komplit, melengkapi julukannya di dunia bisnisnya. Ya, bisa dibilang dia adalah malaikat tampan berhati iblis.

"Rapat kali ini sampai disini. Kalian bubar sekarang." ucapnya tegas dengan nada perintahnya.

Dari raut mukanya yang di tampilkan selesai menerima panggilan tadi membuatnya semakin menyeramkan. Dan tidak tanggung - tanggung para dewan direksi segera mengikuti perintahnya.

Seperti halnya rusa yang bertemu singa. Pastilah terancam, dan alangkah baiknya lari sebelum diserang.

Terdengar helaan nafas lega, begitu mereka keluar dari ruangan rapat. Sepertinya tuhan benar - benar mendengar doa mereka.

===Davinno POV===

Bisnis adalah separuh hidupku, banyak ribuan jiwa orang bekerja di bawah perusahaanku. Tidak di berhenti begitu saja, ekonomi negaraku juga bergantung dengan bisnisku ini.

Aku menghargai orang yang bekerja keras, tapi aku sangat benci orang yang tidak tau di untung. Seperti halnya salah satu dewan direksi yang melakukan penggelapan uang dana pengembangan teknologi terbaru yang baru saja ingin dikembangkan di pusat perusahaaanku.

Perusahanku sangat menjujung peraturan, sekali merusak kepercayaan yang telah diberikan jangan harap perusahanku maupun perusahaan orang lain mau menampungnya. Itu sudah peraturan mutlak jika mereka berani bermain - main di belakangku. Bahkan bila mau aku bisa melakukan lebih dari ini.

Rapat kali ini, aku benar - benar marah. Masalah cabang perusahaan yang ada di Indonesia belum tuntas, sekarang malah ada masalah di pusat. Untungnya masalah di pusat sudah selesai tangani.

Emosiku hari ini naik turun membahas masalah ini. Aku juga memperingatkan sekali lagi pada para dewan direksi agar tidak ada lagi kejadian seperti ini jika mereka masih mau hidup tenang.

Belum selesai aku memberi peringatan, aku dapat panggilan dari orang kepercayaanku bahwa pelaku di cabang sudah ditangkap. Aku juga belum mengetahui motif melakukan hal tersebut diperusahaan cabangku. Tapi, aku akui dia hebat hampir berhasil meluluh lantahkan cabang yang ada disana.

Tapi jangan harap dia bisa lolos begitu saja dari genggamanku. Karna aku tidak akan membiarkan itu terjadi.

" Rapat kali ini selesai sampai disini. Kalian bubar sekarang." kataku dingin kemudian keluar dari ruang rapat.

Aku mengeluarkan ponselku dari saku jasku kemudian menekan tombol hijau.

" Siapkan jet pribadiku. Aku akan melakukan penerbangan ke Indonesia sekarang juga." perintahku pada orang di seberang sana.

*

Di benua lain, dengan santai seorang gadis mengendarai mobilnya sambil asik bernyanyi ria. Kebiasaan yang sulit untuk di tinggalkan, apalagi jika tidak ada seorangpun yang menemaninya. 

Baginya musik itu teman penggantinya, tidak nampak tapi bersuara.  Hahaha... Terdengar seperti penampakan saja.

Hidup tanpa musik itu rasanya hampa. Dengan musik aku bisa menggambarkan suasana perasaaan yang sedang  aku rasakan.

Yah, seperti yang kurasakan saat ini. Tapi hal itu tidak berlangsung lama,  ketika tiba - tiba mobilnya di hadang oleh dua mobil hitam.

Gadis itu mengerem mobil mendadak, dan kesalahan fatalnya dia tidak memakai salbelt. Seketika kepalanya terpelanting kedepan menghantam setir mobil hingga dahinya mengeluarkan darah.

Belum  selesai merasakan perih di kepalanya, tiba - tiba pintu mobil dibuka kasar oleh pria berjas hitam itu dan menyeret gadis itu keluar. Tindakan tiba - tiba tersebut membuatnya gadis itu oleng dan pusing menyerang kepalanya hingga gelap merenggut kesadarannya.

===o0o===

Sorry gk di edit. Jangan lupa Vote & Comment ya.

Regard
Riyulian

Love is FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang